Pesan Rahbar

Home » » Menlu Iran: Transaksi Senjata AS Tidak Akan Membuat Saudi Aman

Menlu Iran: Transaksi Senjata AS Tidak Akan Membuat Saudi Aman

Written By Unknown on Saturday, 27 May 2017 | 12:36:00

US President Donald Trump (L) and Saudi Arabia's King Salman bin Abdulaziz al-Saud.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa kesepakatan senjata AS baru-baru ini dengan Arab Saudi tidak akan menjamin keamanan abadi untuk Arab Saudi seperti yang diklaim oleh Departemen Luar Negeri AS.

Dalam perjalanan luar negerinya yang pertama sejak menjabat, Presiden AS Donald Trump menghadiri upacara penandatanganan pada 20 Mei untuk peralatan militer senilai $ 110 miliar yang akan disampaikan untuk mendukung militer Arab Saudi.

"Jika kinerja masa lalu merupakan indikator keberhasilan di masa depan, senjata senilai $ 110 miliar lainnya tidak akan mengurangi 'beban' militer Amerika atau mendukung 'keamanan jangka panjang Arab Saudi'," kata Zarif dalam sebuah artikel di New York Times pada hari Jumat (26/5).

Dia menambahkan bahwa Saudi memberikan miliaran dolar kepada mantan diktator Irak Saddam Hussein untuk mempersenjatai perang melawan Iran pada tahun 1980an, dengan mengatakan, "Lihatlah apa yang terjadi dengan mereka dan dunia."

Perjanjian senjata senilai $ 110 miliar yang ditandatangani oleh Raja Saudi Salman dan Trump pada hari Sabtu adalah komponen investasi ekonomi dan militer senilai $ 350 miliar antara kedua negara dalam 10 tahun ke depan, menurut Sekretaris Negara AS Rex Tillerson.

Menteri luar negeri Iran selanjutnya mengatakan, dalam skenario terbaik, presiden AS "memeras tetangga Saudi kita" dan yang terburuk, Trump "bisa mengubah Amerika Serikat menjadi tentara bayaran Arab Saudi di Timur Tengah."

"Biarkan saya meperjelas: Apa yang disebut Presiden Trump 'banyak peralatan militer yang indah' tidak akan menguras rawa-rawa di mana terorisme dan militan ekstrimis membusuk. Rantai emas atau bola bercahaya pun tidak memberikan solusi ajaib untuk tantangan sosial ekonomi dan politik yang mendorong radikalisasi," kata Zarif.

(New-York-Times/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: