Dalam Al-Qur’an terdapat tanda-tanda yang menunjukan bahwa pada masa kegaiban Imam Zaman afs ini jangan sampai upaya yang dilakukan masyarakat Islam tidak terlihat.
Tidak hanya itu, di masa kegaiban Imam afs Al-Qur’an Karim juga tidak mengizinkan kepada siapapun untuk berlepas dari syari’at, ibadah, kewajiban dan budaya Islam.
Al-Qur’an juga tidak berkata supaya kaum muslimin berpangku tangan sampai hujjah Ilahi datang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dengan adanya hal ini maka pada masa kegaiban Imam Zaman afs kita harus bergerak menuju program dan kewajiban yang telah ditentukan.
Dalam Al-Qur’an Allah swt tidak mewajibkan kepada sesuatu yang di luar kemampuan kita, oleh karena itu kewajiban dan tugas kita yang berhubungan dengan merealisasikan peradaban budaya Islam yang hakiki dan masyarakat yang diinginkan Ilahi sesuai dengan dengan kemampuan kita.
persiapan ini membutuhkan beberapa hal, seorang penanti yang hakiki harus beramal sesuai dengan dasar-dasar keyakinannya, kemudian memperluas kapasitas yang dimilikinya, yakni ia harus yakin bahwa dalam setiap kehidupan pasti ada permasalahan dan problematika, dan ia harus menghadapi hambatan dan rintangan tersebut. Oleh karena itu seorang penanti yang enggan berhadapan dengan segala tantangan, pada dasarnya ia tidak memahami misi dan tanggung jawab dirinya.
Seorang pemuda yang ingin memiliki kehidupan sebagai penanti Imam Zaman afs, maka ia harus membuka pandangannya yakni pandangan mengenai tujuan, jalan, hambatan dan rintangan yang akan dihadapi supaya kelak ia bisa mengahdapi segala hambatan tersebut.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email