Pesan Rahbar

Home » » Tahun 2020, Indosat Luncurkan Satelit Palapa N-1 Dari Tiongkok (China)

Tahun 2020, Indosat Luncurkan Satelit Palapa N-1 Dari Tiongkok (China)

Written By Unknown on Friday, 19 May 2017 | 18:39:00

Penandatanganan pengadaan satelit Palapa N-1 Indosat di Jakarta, Rabu (17/5). (Dok. Indosat Ooredoo)

Operator telekomunikasi Indosat Ooredoo akan meluncurkan satelit Palapa N-1 pada 2020. Satelit dengan investasi senilai US$ 200 juta tersebut akan diposisikan sebagai pengganti dan generasi penerus dari satelit Palapa-D pada slot orbit 113 derajat Bujur Timur.

Karena itu, Indosat menggandeng PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) yang diberi nama PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). Perusahaan patungan tersebut yang menadatangani kerja sama pemebelian satelit kepada produsen satelit terkemuka asal Tiongkok, China Great Wall Industry Corporation (CGWIC). Penandatanganan disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo) Rudiantara.

Alexander Rusli, president director and CEO Indosat Ooredoo, mengatakan, satelit Palapa N-1 akan menjadi keempat yang berada di slot tersebut. Nantinya, ada C1, C2, Palapa-D, dan N1. Satelit Palapa N-1 akan memiliki ekosistem terbesar di Indonesia karena memiliki 25 juta base yang pointing terhadap satelit yang berada di 113 derajat Bujur Timur.

“Kami bekerja sama dengan PSN untuk meluncurkan satelit ini yang intinya mencari skala karena banyak sekali resources, sehingga operation satelit bisa di-share,” ujar Alex, panggilan akrab Alexander, saat acara Penandatanganan Kerja sama Antara Indosat Ooredoo dan CGWIC di Jakarta, Rabu (17/5).

Menurut dia, satelit akan mengoptimalkan sumber daya spektrum yang ada untuk menyediakan layanan penyiaran (broadcast) dan pita lebar internet (broadband) ke seluruh wilayah Indonesia. Teknologi yang digunakan juga terbaru dalam industri satelit, yakni High Throughput Satellite (HTS).

“Dari sisi investasi sekitar US$ 200 juta. Satelit ini akan memiliki kapasitas 12 Gbps. Memang dari sisi kontribusi dari bisnis satelit hanya sekitar 1% dari total pendapatan kami, tetapi dari sudut kelengkapan yang kami berikan kepada B2B customer memang sangat penting,” ujarnya.

Alex menjelaskan, CGWIC akan mengerjakan dan mengorbitkan satelit untuk mendukung proyek strategis. Satelit tersebut akan dikembangkan dengan menggunakan Chinese DFH 4 Bus yang sudah teruji dan akan diluncurkan dengan Long March 3B dari Xichang Satellite Launch Center di Tiongkok.

Secara umum, lanjut dia, sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengetahui bahwa Indosat Ooredoo merupakan operator seluler dan telekomunikasi digital. Pada Rabu (17/5), pihaknya menegaskan dan menyampaikan kembali salah satu profil bisnis penting, yakni sebagai penyedia layanan satelit di Indonesia.

“Hal ini menggarisbawahi komitmen kami kepada para pelanggan, terutama pelanggan bisnis, keberlanjutan layanan dan kerja sama jangka panjang dengan mereka,” tambah dia.


Seleksi

Sementara itu, CEO PSN Adi Rahman Adiwoso mengungkapkan, terpilihnya CGWIC sebagai perakit satelit Palapa N-1 telah melewati proses tender yang ketat. CGWIC dipilih karena memiliki pengalaman yang telah teruji.

“CGWIC memiliki reputasi yang bagus. Mereka memiliki teknologi yang bisa diandalkan dalam perakitan satelit. Sedangkan Long March yang merupakan perusahaan peluncur juga memiliki reputasi yang bagus. Long march itu 60 kali launch gak pernah failure. Jadi, kami yakin peluncuran satelit akan berhasil dan berjalan normal,” ungkap Adi.

Adi menambahkan, menjadi sebuah kehormatan bagi PSN untuk dapat bekerja bersama dengan Indosat Ooredoo dalam membentuk perusahaan joint venture yang bernama PSNS. Perusahaan patungan tersebut yang akan melakukan pengadaan dan mengoperasikan satelit Palapa-N1, sebagai pengganti satelit Palapa-D.

“PSN selalu membangun kerja sama yang erat dengan mitra strategis untuk melanjutkan komitmen di industri satelit. Melalui kolaborasi ini, kami berharap mampu memecahkan masalah kesenjangan digital yang ada di masyarakat kita, sekaligus mempercepat penetrasi akses internet ke seluruh wilayah Indonesia,” terang Adi.


Keterjangkauan

Lebih jauh, Menkominfo pun mengapresiasi langkah yang diambil oleh Indosat. Sebab, bisnis satelit sebenarnya penuh risiko, terutama kegagalan dalam peluncuran. Tetapi, dia melihat, apa yang dilakukan merupakan langkah tepat bagi Indosat untuk menjembatani kesenjangan akses internet di Indonesia.

“Bisnis satelit mulai ramai sekitar dua tahun terakhir ini. Tapi, memang, risikonya tinggi kalau gagal. Pemerintah tidak berpikir dari financial feasible saja, tetapi pemerintah berpikir bangun saja dulu, nanti akan create demand. Dengan demikan, confidence dari stakeholder makin tinggi,” ungkap Rudiantara.

Dia juga mengingatkan kepada para pemain bisnis satelit tidak ragu-ragu dalam menginvestasikan dana untuk membangun infrastruktur satelit. Sebab, jika infrastrukturnya sudah tersedia, otomatis demand akan terbuka dengan sendirinya. Apalagi, selama ini, Indonesia kekurangan pasokan satelit.

Pasokan satelit pun harus bisa dikejar dua tahun ke depan agar kebutuhan yang besar bisa terpenuhi di Tanah Air. “Bagaimana kita bisa mengkoneksikan internet kecepatan tinggi bagi seluruh masyarakat. Dengan cara mengguyur Indonesia dengan infrastruktur, demand akan tumbuh dengan sendirinya,” pungkas Rudiantara.

(Berita-Satu/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: