Kepala Kepolisian Indonesia Tito Karnavian berkunjung ke Iran untuk meningkatkan kerjasama kedua negara. Indonesia, kata Tito, siap untuk menjalin kerjasama di semua bidang untuk meningkatkan keamanan di negara-negara Muslim.
“Iran merupakan sebuah negara aman di antara negara-negara yang tidak aman, di mana muncul pertanyaan bagi kami bahwa dalam kondisi seperti ini bagaimana Iran mampu menjaga keamanannya, dan di sinilah penggunaan pengalaman polisi di negara ini adalah penting,” kata Tito seperti dilaporkan Parstoday.com, 25 Mei.
Dalam kesempatan itu, Kapolri menjelaskan urgensi penyelesaian persoalan di antara negara-negara Muslim oleh mereka sendiri. Kerana itu, Kapolri mengapresiasi itikad baik kepolisian Iran untuk meningkatkan interaksi dan pertukaran pengalaman antarkedua negara.
“Iran sebagai sebuah negara Muslim memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan keamanan Indonesia, dan hingga sekarang tidak ragu-ragu untuk memberikan bantuan-bantuannya,” kata Tito.
Kapolri menambahkan bahwa sebelum berangkat ke Iran, ia telah bertemu dengan Joko Widodo, Presiden RI yang menegaskan peningkatan hubungan antarkepolisian kedua negara.
Menurut Tito, prioritas pertamanya adalah pemberantasan terorisme. Ia menjelaskan, perdagangan narkoba dan manusia adalah kejahatan yang polisi Indonesia selalu bergulat dengannya, di mana pemberantasan kejahatan ini memerlukan interaksi di antara negara-negara sahabat dan Muslim seperti Iran.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Republik Islam Iran Hossein Ashtari menyatakan kesiapan penuh lembaganya untuk menjalin kerjasama dengan semua negara di berbagai sektor, terutama di bidang pemberantasan kejahatan terorganisir.
Hossein Ashtari mengatakan hal itu dalam pertemuannya dengan Jenderal Polisi Tito Karnavian, mitranya dari Republik Indonesia di Tehran
“Salah satu isu utama negara-negara adalah pemberantasan terorisme, dan sayangnya, dengan skenario jahat sejumlah negara untuk mencoreng citra Islam, mereka berusaha membentuk kelompok-kelompok teroris seperti Daesh (ISIS) ,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, kekuatan-kekuatan arogan dunia selalu berusaha untuk mencoreng wajah Islam yang penuh rahmat, dan polisi harus menggagalkan musuh untuk mencapai tujuan-tujuannya.
Ashtari juga mengungkapkan kesiapan penuh Iran untuk menularkan pengalamannya kepada negara-negara Muslim termasuk Indonesia.
“Republik Islam Iran bisa mentransfer pengalaman-pengalamannya kepada negara sahabat dan Muslim Indonesia terkait pemberantasan terorisme, narkoba dan cyber space,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Iran lebih lanjut menekankan perluasan hubungan antara polisi interpol dan ekstradisi pelaku kejahatan.
Seperti diberitakan Islam Indonesia sebelumnya, Intelektual muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi mengatakan, konflik yang tak berkesudahan di kawasan Timur Tengah bukanlah fenomena anyar. Sejak jatuhnya Dinasti Ottoman di Turki, mereka menghadapi masalah serius khususnya di ranah politik. Sejak itu, plus intervensi kepentingan asing, Timur Tengah menjadi ‘panggung konflik’ yang mempertunjukkan tarik-menarik dan pertarungan ideologis tanpa akhir.
Meski demikian, pria kelahiran Madura ini tak lupa memberi catatan pengecualian. Dari seluruh negara di Timur Tengah, yang paling stabil hanya negara Iran. Jika ada yang mengatakan perkembangan riset dan pengetahuan begitu pesat di Iran, lanjut Misrawi, itu tidak lepas dari proses demokrasi yang terjadi di Iran. Pasca revolusi 1979, pergantian kekuasaan berlangsung secara normal di negeri Mullah itu.
“Memang Iran pengecualian. Iran adalah negara yang paling stabil di Timur Tengah,” katanya dalam sebuah seminar Timur Tengah di UIN Sunan Kalijaga. []
(Pars-Today/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email