Bulan Sya’ban merupakan muqaddimah bagi bulan suci Ramadhan sebagaimana hal ini dijelaskan dalam shalawat Sya’baniyah.
Shabestan News Agency, sehubungan dengan menghidupkan malam Nishfu Sya’ban, Ayatullah Ruhullah Qarahi menjelaskan bahwa bulan Sya’ban juga disebut sebagai bulannya Rasulullah saww. namun mengapa bulan Sya’ban disebut sebagai bulannya Nabi padahal bulan ini bukan merupakan hari kelahiran Rasulullah saww, juga bukan bulan wafatnya beliau, bukan bulan bi’tsahnya beliau dan juga bukan bulan hijrahnya beliau, lalu mengapa bulan ini disebut sebagai bulannya Rasul?
Sebab disebut bulan Rasulullah saww ialah karena pada bulan ini terdapat kelahiran sosok agung di dalamnya yang namanya sama dengan nama Rasul saww, dan sebagaimana Rasul yang merupakan nabi terakhir, ia juga merupakan washi terakhir, selain itu tujuan dari kelahirannya ialah sebagaimana tujuan Rasulullah saww yakni untuk membentuk umat Islam yang satu.
Lebih lanjut Ayatullah Qarahi menuturkan, bulan Sya’ban sangatlah penting dan bulan ini termasuk pengantar bulan perjalanan Ibadah sebagaimana hal ini dijelaskan dalam shalawat Sya’baniyah, di antara amalan di bulan Sya’ban ialah bangun di tengah malam, shalat, puasa, shalat malam dan beribadah di malam hari.
Bulan Sya’ban merupakan muqaddimah bagi bulan suci Ramadhan sebagaimana hal ini dijelaskan dalam shalawat Sya’baniyah, dalam masalah ini Imam Shadiq as menukil sebuah riwayat yang mengatakan bahwasanya “Rasulullah saww pada malam Nishfu Sya’ban sedang berada di rumah Aisyah, kemudian pada tengah malam beliau bangun dan keluar untuk beribadah, kemudian Aisyah mengikuti Rasul saww dan melihat Rasul sedang bermunajat sambil menangis, kemudian setelah Rasul saww kembali Aisyah bertanya tentang apa yang terjadi, Rasul menjawab “malam ini merupakan malam yang sangat agung, malam Nishfu Sya’ban, malam yang pada malam ini ditulis sebagian rezeki dan ajal manusia, dan pada malam ini Allah swt menurunkan rahmat-Nya.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email