Imam Sajjad as bersabda “paling mulianya orang di setiap masa ialah yang menanti kemunculan Al-Mahdi as.”
Intizhar Imam Zaman afs adalah sebuah penantian yang masyarakatnya mendambakan hidayah, membentuk manusia, menentang kezhaliman dan melawan kerusakan. Dan syarat utama untuk merealisasikan masyarakat seperti ini ialah dengan cara bersabar, istiqamah dan stabilitas dan butuh kepada resistensi budaya, politik dan ekonomi.
Masyarakat dan orang-orang tersebut dipuji dan dinyatakan dalam riwayat-riwayat Imam Makshum as, maka sudah selayaknya menjadi perhatian kita. Dalam hal ini Imam Ja’far Shadiq as berkata “barang siapa di antara kalian ada yang meninggal, sementara ia dalam keadaan menanti pemerintahan Al-Qaim afs, maka ia bagaikan orang yang telah bersama Al-Qaim afs dalam satu kemah”, beberapa saat kemudian Imam Shadiq as kembali berkata “tidak, akan tetapi ia bagaikan orang yang telah berjuang bersama Al-Mahdi afs.”
Kemudian beliau as kembali berkata “tidak, aku bersumpah kepada Allah, akan tetapi ia bagaikan orang yang telah syahid di samping Rasulullah saww.”
Imam Baqir as juga mengatakan “ketahuilah bahwasanya barang siapa yang menanti pemerintahan yang hak, pahalanya sama dengan pahala orang yang berpuasa dan malamnya beribadah.”
Seorang mukmin yang menanti pemimpinnya, manakala penantiannya semakin besar maka semakin besar pula upaya dirinya untuk mempersiapkan baik dengan berbuat wara’, berupaya sungguh-sungguh, melakukan pembenahan diri, menghindari akhlak-akhlak yang buruk, menghiasi dengan akhlak-akhlak yang terpuji sehingga ia berhasil menjumpai pemimpinnya, menyaksikan keindahannya di masa kegaibannya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email