Redaksi doa “Assalâmu ‘alaika Ya HujjataLlâh Lâ Takhfâ” merupakan penggalan dari salah satu ziarah Imam Zaman Ajf yang disebutkan dalam buku-buku hadis dan doa.[1]
Sehubungan dengan makna doa tersebut terdapa dua kemungkinan sebagai berikut:
Imam Zaman Ajf adalah hujjah Allah Swt dan kedudukannya sebagai hujjah Allah Swt di muka bumi telah ditetapkan dengan dalil-dalil rasional (aqli) dan referensial (naqli);[2] karena itu imâmah Imam Zaman Ajf jelas dan tidak tersembunyi bagi akal sehat manusia.
Imam Zaman Ajf merupakan hujjah Allah Swt berada di tengah-tengah kita dan tidak tersembunyi, namun kita yang tidak melihatnya; sebagaimana matahari yang tertutupi awan.[3]
Karena itu, pada masa okultasi (ghaibat) meski jasmani Imam Zaman ajf tidak tampak dalam pandangan masyarakat dikarenakan oleh adanya marabahaya atau kemaslahatan yang lain, namun pengetahuan tentangnya dan imâmah-nya tidak tersembunyi bagi masyarakat.
Seluruh masyarakat mengetahui tentangnya dan Imam Zaman Ajf memiliki tempat dan tetap kokoh pada hati dan jiwa orang-orang beriman. Masyarakat menjalani kehidupan kesehariannya berdasarkan bimbingan-bimbingan dan perhatian-perhatiannya meski beliau gaib dari pandangan manusia.
Catatan Kaki:
[1]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 99, hal. 117, Dar Ihya Turats al-‘Arabi, Beirut, Cetakan Kedua, 1403 H. Ibrahim bin Ali Amili Kaf’ami, al-Mishbâh, hal. 495, Dar al-Radhi (Zahidi), Qum, Cetakan Kedua, 1405 H.
[2]. Dalil-dalil Rasional atas Hidupnya Imam Zaman Ajf
- Riwayat-riwayat yang Menunjukkan Adaya Putra Imam Hasan Askari dan Wasiat kepada Ibunya
[3]. Beberapa Manfaat Keberadaan Imam Zaman Ajf pada Masa Ghaibat.
(Islam-Quest/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email