Berkata Syeikh al Arif Billah; Syeikhul Islam Abbas al Qummi –radhiyallahu ‘anhu-:
Hati-hatilah wahai saudaraku dari menyembah perut, karena kerusakannya sangat banyak, seperti keterhinaan, kedunguan dan kebodohan. Bahkan kebanyakan madhorratnya yang menyerang manusia penyebabnya adalah kerakusan perut.[1]
Andai bukan karena kezaliman perut niscaya seekor burung takkan terjatuh dalam perangkap dan niscaya para pemburu tidak akan memasang perangkapnya.
Ketahuilah bahwa kekeyangan banyak dampak buruknya dan rasa lapar banyak manfaatnya. Rasa lapar menerangkan hati, membuat pikiran berkilau dan menyala-nyala, dan menyampaikan seorang kepada kemurnian kelezatan sejati dengan bermunajat kepada Allah SWT., ringan dengan zikir dan ibadah, serta mengingatkan akan rasa lapar pada hari kiamat.rasa lapar mrnampakkan kerendahan nafsu amarah (jiwa yang mengajak kepada keburukan) dan kertatan dan ibadah akan menjadi mudah ia laksanakan. Dengannya seorang anak Adam menjadi ringan tanggungannya sehat badannya dan menjauh sakit dan penyakitnya.
Oleh sebab itu, adalah wajib atas penghamba perut untuk mengobati dirinya, dan tidak memngahalingnya dari meraih manfaat lapar. Hendaknya mereka menapati jalan para nabi dan pembesar ulama’ dan para arif (wali Allah). Tiada seorang dari mereka mencapai derajat tinggi di sisi Allah kecuali dengan rasa lapar.
Hendaknya ia memilih apakah ia bergabung dengan rombongan para malaikat atau berbagung dengan sekawanan binatang.
Catatan Kaki:
[1] Telah diriwayatkan dari Rasulullah saw.:
لاَ تُمِيْتُوا القُلُوبَ بِكَثْرَةِ الطعامِ و الشَّرابَ، فَإِنَّ القلبَ كالزَّرْعَ يَموتُ إِذَا كَثُرَ عليهِ الْمَاءُ.
“Janganlah matikan hati kalian dengan banyak makan dan minum. Karena hati itu bagaikan tanaman ia akan mati dengan kebanganyakan air.”
(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email