Pasukan Garda Revolusi Iran meluncurkan serangkaian serangan peluru kendali ke arah Suriah, Minggu (18/6/2017).
Serangan itu dilakukan dalam rangka balas dendam atas serangan mematikan di Teheran yang diklaim dilakukan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Teheran.
Ini adalah serangan rudal pertama yang dilakukan Iran ke luar wilayahnya sendiri dalam 30 tahun, atau sejak perang Iran-Irak 1980-1988.
Demikian laporan media setempat, yang dikutip kantor berita AFP, Senin (19/6/2017).
Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, dalam sebuah pernyataan di situsnya, berjanji akan menampar musuh-musuhnya Iran.
Hal itu sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga para korban, termasuk orang-orang yang terbunuh di Suriah dan Irak.
Rudal tersebut luncurkan dari Iran barat melintasi perbatasan ke Provinsi Deir Ezzor, di timur laut Suriah, dengan target basis pendudukan gerombolan teroris tersebut.
Garda Revolusi mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya, menyebut, peluncuran rudal dilakukan sebagai balasan terhadap apa yang terjadi pada 7 Juni terhadap Teheran.
"Rudal jarak menengah diluncurkan dari provinsi Kermanshah dan Kurdestan (barat), dan sejumlah besar teroris tewas dan senjata hancur," demikian diungkapkan Garda Revolusi.
Dikatakan, serangan tersebut menargetkan basis komando para teroris di Deir Ezzor, sebuah provinsi di timur Suriah yang kaya minyak.
Televisi Iran pun menunjukkan cuplikan peluncuran rudal ke langit yang dilakukan pada malam hari.
Seperti yang diberitakan, pada 7 Juni, orang-orang bersenjata dan pelaku bom bunuh diri menyerang kompleks parlemen dan makam pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini di Teheran.
Setidaknya 17 orang tewas dalam serangan itu. Gerombolan teroris ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Korps Garda Revolusioner Islam, yang menuduh Arab Saudi terlibat dalam serangan ini, juga telah bersumpah untuk membalas serangan tersebut.
Republik Islam Iran adalah sekutu kunci rezim Suriah Presiden Bashar al-Assad, di samping Rusia dan gerakan Hizbullah yang didukung oleh Iran di Lebanon.
Iran telah mengirim penasihat militer Suriah serta ribuan pejuang sukarelawan, sejak konflik Suriah pecah pada bulan Maret 2011.
Sukarelawan itu direkrut dari warga negara Iran sendiri, dan juga masyarakat Syiah di negara tetangga Afghanistan dan Pakistan.
Berdasarkan sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Maret, sekitar 2.100 kombatan yang dikirim oleh Iran telah meninggal di Suriah dan Irak.
(AFP/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email