Pantai di Netanya, Israel. (Foto: Wikimapia.org)
Hakam Habasy, 36 tahun, sudah 20 tahun tidak pernah melihat laut. Dia bekerja di sebuah pabrik di Kota Nablus, Tepi Barat, memproduksi pakaian jins bagi perusahaan-perusahaan di Israel.
Ketika mendapat izin untuk bepergian ke Israel selama siang pada Ramadan lalu, dia memutuskan untuk jalan-jalan ke pantai. Namun pelesirannya ke Pantai Herzl di Kota Netanya malah berakhir sial.
Habasy datang bareng tiga temannya masing-masing dikenai denda 730 shekel (US$ 207). Polisi yang menindak mereka beralasan ketiganya menyalahi aturan karena bercelana pendek bukan berpakaian renang saat berada di pantai.
Namun, menurut Habasy, warga Israel ketika itu juga ada di pantai dan bercelana pendek tidak didenda.
Seorang pengawas pantai di Ibu Kota Tel Aviv, Israel, kaget mendengar kabar itu. "Tidak masuk akan memberlakukan denda karena alasan tersebut," katanya. Apa bedanya antara celana pendek dan pakaian renang?"
Denda 750 shekel itu sangat memberatkan Habasy. Maklum saja, ayah empat anak ini cuma bergaji 950 shekel sebulan.
Dia mengaku tidak memiliki uang untuk membayar denda itu. "Saya kira saya tidak bisa melihat laut lagi karena tidak mampu membayar denda," ujar Habasy. "Peristiwa ini benar-benar tidak adil dan menggelikan."
Seorang juru bicara Pemerintah Kota Netanya bilang Habasy dapat mengajukan permintaan suapaya denda itu dibatalkan.
Pantai-pantai di Netanya dikenal tidak ramah bagi orang-orang palestina. Pada 2015, dua perempuan Arab di Pantai Sironit diserang saat sedang menunggu keluarga mereka di dalam mobil. Tahun lalu, dua pemuda Palestina dari Kalansua, kota kecil di wilayah tengah Israel, dikeroyok menggunakan balok dan batu oleh remaja-remaja Yahudi.
(Haaretz/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email