Hari Raya Idul Fitri hari pertama bakal jatuh pada hari Minggu, 25 Juni 2017. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Jawa Barat Jahenos Saragih mengimbau pengurus gereja menggeser waktu ibadah pada pagi hari Ahad, 25 Juni 2017, jika di dekat sekitarnya ada pelaksanaan salat Idul Fitri.
"Jam kebaktian di gereja yang jam tujuh pagi misalnya digeser," kata Jahenos, Sabtu, 24 Juni 2017. Menurut dia, imbauan itu untuk menjaga kerukunan beragama dan menjaga toleransi.
Jahenos mengatakan, jam kebaktian maupun misa di gereja ada yang mulai dari pukul 7, 9, atau 10 pagi. Pendeta berusia 59 tahun tersebut berharap gereja-gereja mengambil sikap dan kebijakan yang baik terkait pelaksanaan salat Idul Fitri pagi hari, antara pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. "Kami mengimbau pengelola gereja saling berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya," kata Jahenos.
PGI yang kini beranggotakan 89 kelompok gereja juga menyarankan umat kristiani mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada umat Muslim yang merayakan Idul Fitri. "Saling bersalaman meminta maaf atau makan bersama, itu tradisi lama di beberapa daerah," ujarnya
Sejauh ini tidak ada acara sosial yang digagas bersama untuk perayaan Lebaran. Menurut Jahenos, toleransi akan meningkatkan kerukunan beragama. Tidak hanya di kalangan pemimpin, saling menghormati juga sangat penting bagi kalangan warga.
Pengurus Gereja Katedral di Jakarta misalnya,mengubah jadwal misa Minggu pagi yang bertepatan dengan Hari Idul Fitri. Sebab biasanya halaman katedral dipakai parkir jemaah salat di Istiqlal. Uskup Agung Jakarta, Suharyo mengatakan, misa pagi digeser waktunya menjadi pukul 10 dan 12 siang.
(Tempo/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email