Members of the Iraqi pro-government Popular Mobilization Units (Hashd al-Sha’abi).
Juru bicara Unit Mobilisasi Populer pro-pemerintah, yang biasa dengan nama Arab Hashd al-Sha'abi, mengatakan bahwa para pejuang relawan tersebut akan bergabung dengan tentara dalam operasi kontra-terorisme untuk membebaskan wilayah-wilayah terakhir yang tersisa di Irak yang masih dikuasai oleh teroris Takfiri Daesh.
Ahmed al-Assadi menyatakan pada hari Kamis (13/7) bahwa rekan-rekan sejawatnya "akan menjadi mitra utama dalam membebaskan Hawijah dan semua wilayah lainnya yang dikuasai teroris."
Kota Hawijah, yang terletak 45 kilometer sebelah barat kota Kirkuk yang kaya minyak, berada di bawah kendali teroris Daesh sejak Juni 2014, ketika pemimpin ekstrimis Ibrahim al-Samarrai alias Abu Bakr al-Baghdadi menyatakan bahwa dirinya sebagai "khilafah."
Ucapan Assadi datang hanya tiga hari setelah Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi secara resmi mengumumkan kemenangan atas ekstremis Daesh di Mosul, yang berfungsi sebagai benteng urban utama teroris di negara Arab yang dilanda konflik tersebut.
Menjelang pembebasan Mosul, tentara Irak dan pejuang sukarela dari Unit Mobilisasi Populer telah melakukan serangan terhadap Daesh sejak meluncurkan operasi Mosul pada 17 Oktober 2016.
Pasukan Irak menguasai Mosul timur pada Januari setelah 100 hari pertempuran, dan melancarkan pertempuran di barat pada 19 Februari.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email