Airstrike by US-led coalition forces in Mosul.
Sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris telah mengumumkan bahwa setidaknya 744 warga sipil telah terbunuh dalam serangan udara AS di Irak dan Suriah bulan lalu.
Pada hari Rabu (12/7), Airwars, sebuah kelompok peneliti dan jurnalis independen yang berbasis di London, menekankan bahwa jumlah serangan udara bersamaan terhadap Raqqah di Suriah dan Mosul di Irak adalah "menghancurkan."
Jumlah korban terbunuh tersebut kemudian lebih tinggi dari 603 warga sipil seperti yang klaim militer AS sejak memulai operasi anti-teror di wilayah tersebut pada tahun 2014.
Direktur Airwars Chris Woods menekankan bahwa "penghancuran" teroris Daesh oleh AS menempatkan penduduk sipil pada tingkat risiko tinggi.
Airwars mencatat bahwa antara 529 dan 744 warga sipil terbunuh pada bulan Juni, yang menandai kenaikan 50 persen dari penghitungan bulan sebelumnya.
"Sementara diperkirakan bahwa korban sipil yang tinggi terjadi dalam serangan Raqqah dan Mosul, ini saja tidak dapat menjelaskan korban jiwa yang sangat tinggi yang dilacak oleh kita dan pemantau lainnya, LSM dan agen internasional lain," kata Woods.
Operasi pembebasan Mosul secara resmi berakhir pada hari Senin (10/7), dengan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengumumkan kemenangan di kota tersebut, tiga tahun setelah jatuh ke tangan Daesh.
Operasi juga tengah berlangsung dari berbagai lini untuk membebaskan Raqqah, yang jatuh ke Daesh pada 2014.
(The-Independent/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email