Hingga saat ini, boleh jadi status “Kelompok Teroris Paling Berbahaya di Dunia” masih dipegang oleh ISIS. Seperti diketahui, tak hanya di beberapa negara di Timur Tengah, Amerika dan Eropa mereka beraksi, di Indonesia pun, simpatisan mereka sempat melakukan beberapa kali aksi terornya. Simpatisan yang dikenal dengan istilah ‘lone wolf’ ini diduga kuat mendapatkan propaganda salah satunya melalui video-video di YouTube.
Oleh karena itu, demi menghentikan penyebaran video-video yang mengangkat nama seperti Jihadi Jones ini, YouTube melancarkan proyek yang disebut Redirect Method.
Hal ini seperti disampaikan pihak YouTube beberapa waktu lalu, yang mengungkap di antaranya empat rencana mereka melawan konten terorisme di platform aplikasinya.
Adapun salah satu upaya yang akan mereka lakukan adalah dengan mengalihkan pengguna dari konten radikal dengan strategi yang disebut ‘Redirect Method’. Strategi ini ditujukan untuk menjangkau pengguna rentan yang potensial menjadi calon anggota kelompok radikal karena terlalu lama menyerap pesan dan propaganda ekstremis online.
Dengan metode ini, YouTube nantinya dapat mengenali kata kunci dan frasa yang biasa dipakai pengguna mencari video negatif, dan mereka akan dialihkan ke daftar putar video anti-teroris yang dinarasikan.
Bagaimana YouTube tahu jika metodenya ini bekerja dan dapat mengubah pikiran penggunanya? Perusahaan menyebutkan bakal “mengukur keberhasilan dari seberapa banyak konten ini terlibat.”
Dengan Redirect Method ini pula, ketika seseorang yang berpotensi menjadi rekrutan ISIS melakukan pencarian terhadap konten ekstrem menggunakan kata kunci tertentu, dia akan dialihkan ke video yang membongkar paham dari kelompok teroris tersebut.
Video-video yang membantah pemahaman ISIS ini dikurasi dari wawancara yang dilakukan dengan pembelot ISIS yang kerahasiaannya dijamin dan diharapkan dapat digunakan juga untuk menangkal perekrutan berbau kekerasan lainnya di masa depan.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email