Aksi long March alumni 212 ke Kantor Komnas HAM hari ini boleh dikatakan gagal. Pasalnya, sebagaimana dilansir dari pantauan Kriminalitas.com, hanya belasan orang yang ikut pada aksi tersebut.
Setelah ditelusuri, di Fan Page FPI ada arahan dari pimpinan Front Pembelas Islam (FPI) kepada para jamaahnya untuk tidak mengikuti aksi tersebut.
Perintah itu datang dari Ketua Umum FPI, Ahmad SObri Lubis. Akun media sosial FPI menyatakan kepada seluruh anggota FPI dan alumni 212 untuk tidak mengikuti apa yang dilakukan Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo karena membawa kepentingan pemimpin kafir.
“Assalamualaikum. Harap seluruh anggota FPI dan alumni 212 tdk mengikuti acara 147 hari ini yg di motori PA 212 untuk menghindari kepentingan politik kafir. Terima kasih Wassalamualaikum wrwb,” begitu tertulis dalam akun FPI, Jumat (14/7/2017).
Sayang sekali postingan arahan itu diposting SETELAH AKSI yaitu pukul 15.30 sore. Jadi apakah ini bagian dari agenda cuci tangan setelah aksi gagal?
Sebagaimana diketahui belasan anggota dari Presidium Alumni 212 telah melaksanakan long march dari Masjid Sunda Kelapa, menuju kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2017) pukul 13.15 WIB.
Long March sejauh 400 meter ini mengedepankan sejumlah isu penting. Satu diantaranya ketidakadilan dan kezaliman yang dilakukan rezim penguasa terhadap rakyat, mulai dari ulama, aktivis, hingga tokoh politik.
Selain itu, isu yang dibawa dalam long march yakni menolak Perppu tentang ormas. Presidium menilai Perppu tersebut bertentangan dengan UU 1945 dan HAM.
Selanjutnya mereka menolak pembubaran HTI dan ormas-ormas lainnya. Kemudian mengutuk kezaliman pihak tertentu terhadap Hermansyah dan mendesak Komnas HAM membentu tim investigasi khusus dan mengungkap dalang dibalik kasus tersebut.
Terakhir mereka menolak segala bentuk kriminalisasi terhadap Hary Tanoesoedibjo (HT). Karena dianggap proses hukum HT sebagai upaya balas dendam dan menjegal lawan politik.
“Langkah Presidium Alumni 212 itu melawan ketidakadilan dan kezaliman yang dilakukan rezim penguasa terhadap rakyatnya, mulai dari ulama, aktivis, tokoh politik, ormas Islam dan lain sebagainya. Hary Tanoe adalah korban kriminalisasi juga, korban ketidakadilan dan kezaliman penguasa juga,” kata Ketua Presidium Alumni 212, Ansufri Idrus Sambo.
(Kriminalitas/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email