Perilaku Ari Safrizal, pimpinan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jawa Barat yang menghina para Brigadir Polisi dengan menyebut gaji mereka tak seberapa hingga beli sepeda motor pun harus kredit, dicerca netizen di jagat maya sampai-sampai ia minta maaf.
Namun, masih ada satu lagi yang ramai diperbincangkan warganet, yakni banyaknya lencana yang menempel di baju Satpol PP yang dikenakan Ari.
Kok bisa Satpol PP punya lencana sebanyak itu ya, melebihi jenderal-jenderal TNI? Begitu kira-kira pertanyaan netizen.
Mertua Ari sekaligus eks Kepala Satpol PP Jawa Barat, Udjwalprana Sigit, memberi penjelasan. Kepada kumparan (kumparan.com), ia menjelaskan lencana yang menempel di seragam Ari didapat saat mengikuti pelatihan di luar institusi Satpol PP.
"Dia itu kan pendidikannya banyak, misalnya pendidikan menyelam, pendidikan menembak, pendidikan paralayang. Dia ikut itu, ada lencana dan sertifikatnya lengkap. Kalau tidak punya sertifikat, saya rasa mereka (penyelenggara pelatihan) tidak berani," kata Sigit melalui sambungan telepon, Selasa (4/7).
Pelatihan tersebut, ujarnya, diikuti Ari dan sejumlah anggota Satpol PP di sejumlah institusi seperti TNI dan Polri. Dan pelatihan-pelatihan itu menjadi nilai lebih.
"Menyelam kan itu kerja sama dengan TNI AL, menembak dengan Brimob. Ada juga pendidikan reserse dengan temen-temen kepolisian. Mereka, menurut komando pimpinan, memang harus meningkatkan kemampuan sebanyak-banyaknya," ujar Sigit. "Mereka kan juga perlu menambah wawasan dan kemampuan."
Peningkatan kapasitas juga berpengaruh terhadap tingkat jabatan seseorang di Satpol PP. Sebab, tidak semua anggota memiliki kemampuan-kemampuan tersebut.
"Kan nggak semua bisa menembak, menyelam. Hanya orang-orang tertentu yang punya kemampuan tersebut. Jadi pasti punya nilai lebih," ujar Sigit.
Dari Satpol PP sendiri, ada lencana khusus. Lencana itu diberikan ketika seseorang sudah menempuh pendidikan dasar (Diksar) kepamongprajaan dengan polisi.
"Kami dididik oleh polisi. Sesudah Diksar, mereka baru boleh mengikuti pelatihan lain sehingga menjadi Satpol PP yang paripurna. Tidak boleh sombong dan petantang-petenteng sama sekali," kata Sigit.
Nah, kalimat terakhir itu jelas penting. Satpol PP, layaknya warga negara lain, tak boleh sombong apalagi merendahkan orang lain.
Sindiran Balik dari Brigadir Polisi untuk Pejabat Satpol PP Jabar
Sebenarnya kasus brigadir miskin dan pejabat Satpol PP ini sudah selesai. Ari Safrizal, yang juga menjadi kepala seksi di Satpol PP Jabar sudah meminta maaf.
Diantar mertuanya, Ari menemui Kapolrestabes Bandung Kombes Hendro Pandowo, Senin (3/7). Dalam pertemuan itu terucap kata maaf. Ari dengan akun instagram @rielmen menyesal dan meminta maaf kepada seluruh brigadir di Indonesia yang disebutnya dari keluarga miskin yang hanya mampu kredit motor.
Ari berucap apa yang terjadi sebagai pelajaran dan dia akan lebih mawas diri. Permintaan maaf Ari disampaikan lewat media sosial dengan tulisan juga dengan video.
Apa yang disampaikan Ari mungkin sudah diterima ribuan brigadir di Indonesia. Tapi sah-sah saja tentunya kalau para brigadir ini kemudian menyindir balik.
Seperti salah satunya brigadir di Polres Bandung dengan akun @deckyesta yanag memiliki 11 ribu followers di instagram. Decky menuliskan kata-kata sindirian yang cukup dalam, nyelekit kalau kata orang sekarang.
"Maafkan kami hanya seorang brigadir yang hanya bisa kredit motor saja," tulis Decky.
(Kumparan/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email