Penasehat Agama Presiden Mesir dalam sebuah program TV menegaskan, gerakan religi ekstremis telah mendistorsi al-Quran.
Menurut laporan IQNA seperti dilansir dari harian elektronik Mesir al-Dostor, Syaikh Usamah al-Azhari, Penasehat Agama Presiden mesir dan salah satu ulama Al-Azhar dalam program Ra’u yang ditayangkan dari cannel parabola dmc mengatakan, al-Quran memiliki 56 sunnah dan udang-undang Ilahi.
Ia dengan mengisyaratkan surah Al-Hujarat ayat 13, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” menegaskan, interaksi antar peradaban adalah sebuah undang-undang al-Quran dan pemikiran Sayyid Qutub, penulis Mesir, Abu Bakar al-Baghdadi (pemimpin kelompok teroris ISIS), Hasan al-Banna (pendiri kelompok IM Mesir) dan demikian juga, pemikiran modern filsafat Samuel P. Huntington (spesialis ilmu politik Amerika) yang mengajak konflik dan perang antar peradaban dunia ditolak.
Penasehat Agama Presiden Mesir dengan mengisyaratkan akan adanya sunnah Ilahi dalam al-Quran yang mengisyaratkan pada Ontologi, dunia batin, spiritual, dan masalah-masalah sosial menambahkan, gerakan-gerakan religi menyimpang dan ekstrem telah meninggalkan seluruh sunnah dan ilmu-ilmu lama al-Quran dan telah menyimpang darinya sehingga al-Quran ditunjukkan sesuai dengan apa yang mereka yakini sebagai sumber pembunuhan, dialog, dan perilaku brutal dan tidak terpuji.
(Al-Dostor/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email