Pesan Rahbar

Home » » Peran Sabar Di Alam Kubur

Peran Sabar Di Alam Kubur

Written By Unknown on Friday, 7 July 2017 | 04:19:00

Imam Jakfar Shadiq as

Imam Shadiq as berkata, “Ketika seorang mukmin meninggal dunia dan diletakkan di kuburannya. Salatnya berada di sebelah kanannya dan zakatnya ada di sebelah kirinya dan perbuatan-perbuatan baiknya datang di atasnya untuk membantunya.

Namun kesabaran dan resistensinya berada di sampingnya. Ketika malaikat Munkar dan Nakir datang ke kuburan untuk menanyainya, kesabarannya berkata kepada salat, zakat dan seluruh perbuatan baiknya, “Bantulah pemilikmu dan jagalah dia. Bila kalian tidak bisa, maka aku yang akan menjaganya.”

Sesungguhnya, kesabaran dan resistensi memiliki batin yang sangat kuat dan dia akan benar-benar menjaga orang-orang yang memiliki kesabaran, keteguhan dan resistensi.


Mengontrol Lisan

Imam Shadiq as menukil dari ayahnya bahwa suatu hari Nabi Daud as berkata kepada anaknya Sulaiman, “Putraku! Selamat untukmu karena diammu yang lama [maksudnya adalah menjaga lisan]. Karena menyesali diam yang lama hanya sekali dan ini lebih baik daripada menyesal berulang-ulang karena banyaknya bicara.

Hai putraku! Bila bicara merupakan perak, maka niscaya diam adalah emas.”


Bergaul Dengan Tiga Orang, DiLarang!

Imam Shadiq as berkata, “Amirul Mukminin Ali as setiap kali mau berbicara di atas mimbar, beliau berkata, “Dilarang bagi seorang muslim untuk bergaul dengan tiga orang:

1. Seorang yang cabul yang tidak takut dalam berbicara dan berbuat dan tidak menjaga Islam.
2. Orang yang akalnya sedikit.
3. Seorang pembohong.

Kemudian menjelaskan demikian; adapun orang yang pertama, dia akan menghiasi perbuatannya dan menginginkan engkau seperti dirinya. Dia tidak akan membantunmu dalam urusan agama dan akhiratmu. Bergaul dengannya menyebabkan kezaliman dan kekerasan hati. Kedatangan dan kepergiannya membuatmu terhina.

Adapun orang kedua [ahmaq], dia tidak akan memerintahkanmu kepada kebaikan dan kebahagiaan. Dia tidak bisa diharapkan bisa mencegah keburukan meski dia bersusah payah melakukannya. Bila dia ingin menguntungkanmu, karena kekurangan akalnya, malah merugikanmu. Oleh karena itu, kematiannya lebih baik dari kehidupannya dan diamnya lebih baik dari bicaranya dan jauh darinya lebih baik daripada mendekatinya.

Adapun orang yang ketiga [pembohong], hidup bersamanya tidak akan menyenangkan. Ucapanmu akan disampaikan kepada orang lain dan ucapan orang lain akan disampaikan kepadamu. Setiap kali dia mengakhiri cerita yang satu, maka dia akan menambahkan cerita yang lainnya, meski dia berbicara jujur, tapi tidak dipercaya. Dia menciptakan permusuhan di kalangan masyarakat dan menumbuhkan dendam di dada manusia. Untuk itu, takutlah kepada Allah dan jagalah dirimu; dengan siapa engkau berteman dan bergaul.


Jalan Keselamatan; Dengan Mengamalkan al-Quran

Suatu hari salah satu sahabat Imam Shadiq as berkata kepada beliau, “Saya menjadi tebusan Anda! Saya telah mengalami kesusahan dan kesedihan dimana tidak tersisa sama sekali bagi saya kebaikan dan semuanya telah diambil dari saya, sampai pada batas saya melupakan sebagian al-Quran.

Begitu Imam Shadiq mendengar nama al-Quran, beliau sedih dan berkata, “Sesungguhnya manusia akan melupakan surat dari al-Quran sampai ketika surat itu mendatanginya pada Hari Kiamat untuk memperlihatkan derajat-derajat surga di hadapannya. Surat itu berkata kepada orang tersebut, “Salam untukmu” orang tersebut juga menjawabnya, “Salam untukmu, siapakah engkau?”

Surat itu berkata, “Aku adalah surat fulan yang telah engkau abaikan dan biarkan. Ketahuilah, bila engkau tidak memutuskan hubungan denganku maka aku pasti akan menyampaikanmu pada derajat ini.”

Kemudian Imam Shadiq as berkata sampai mengisyaratkan dengan tangannya, “Selamat untukmu dengan al-Quran! Pelajarilah al-Quran. Karena sebagian masyarakat mempelajari al-Quran karena ingin disebut bahwa si fulan sebagai pembaca al-Quran dan sebagian memperlajarinya untuk melagukannya supaya disebut si fulan suaranya merdu. Tidak ada kebaikan pada mereka. Sebagian mempelajarinya untuk mengerjakan aturannya di siang dan malam dan dia tidak perhatian apakah orang lain mengetahuinya ataukah tidak, mereka inilah orang yang menemukan jalan keselamatan.


Siapakah Orang Zalim Yang Takabbur?

Salah satu sahabat Imam Shadiq as bertanya, “Saya makan makanan yang suci, menggunakan wewangian, menunggangi binatang yang tangkas, para budak mengiringi saya, apakah ini adalah gaya orang yang zalim?”

Imam Shadiq as menjawab, “Tidak. Orang zalim yang dilaknat oleh Allah dan dikeluarkan dari pengasuhan-Nya adalah orang yang tidak mau mengikuti kebenaran dan menghina dan meremehkan masyarakat.”


Bangkitnya Imam Dari Jamuan Makan

Dalam salah satu safar, Imam Shadiq as datang ke Hirah [kota antara Kufah dan Basra]. Di sana Manshur Dawaniqi mengundang sejumlah orang. Imam Shadiq juga terpaksa harus hadir dalam undangan tersebut.

Ketika hidangan disuguhkan dan makan dimulai, salah seorang meminta air. Sebagai gantinya air, dia disuguhi khamr [minuman memabukkan]. Ketika tempat khamr diberikan kepadanya, Imam Shadiq as saat itu juga bangkit dan meninggalkan undangan sebagai tanda protes dan berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Terlaknatlah orang yang duduk di perjamuan makanan yang di sana ada hidangan khamr. (Emi Nur Hayati)

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ja’far Shadiq as

(Pars-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: