Pesan Rahbar

Home » » Seputar Orang Yang Sakit

Seputar Orang Yang Sakit

Written By Unknown on Thursday, 13 July 2017 | 05:45:00


Sakit dan sehat bagi orang-orang yang beriman adalah karunia dari Allah, dan kedua-duanya mendatangkan kebaikan, maka pada waktu sehat mereka bersyukur dan ketika sakit mereka bersabar. Dan aktivitas yang baik pada waktu sehatnya akan tetap dicatat pada waktu sakitnya walaupun tidak melakukannya kerena sakit, sebab kalau disehatkan pasti mengamalkannya.


Penyakit dan Kematian

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وآله الْحُمَّى رَائِدُ الْمَوْتِ وَ سِجْنُ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَرْضِهِ وَ فَوْرُهَا مِنْ جَهَنَّمَ وَ هِيَ حَظُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ مِنَ النَّارِ

Dari Abû 'Abdillâh as berkata: Rasûlullâh saw berkata, "Penyakit demam panas adalah mata-mata kematian, dan ia juga merupakan penjara Allah yang maha tinggi di bumi-Nya, dan mendidihnya dari Jahannam, dan ia bagian setiap orang yang beriman dari neraka."


عَنْ سَعْدِ بْنِ طَرِيفٍ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ كَانَ النَّاسُ يَعْتَبِطُونَ اعْتِبَاطاً فَلَمَّا كَانَ زَمَانُ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ يَا رَبِّ اجْعَلْ لِلْمَوْتِ عِلَّةً يُؤْجَرُ بِهَا الْمَيِّتُ وَ يُسَلَّى بِهَا عَنِ الْمُصَابِ قَالَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الْمُومَ وَ هُوَ الْبِرْسَامُ ثُمَّ أَنْزَلَ بَعْدَهُ الدَّاءَ

Dari Sa'ad bin Tharîf, dari Abû Ja‘far as berkata, "Dulu manusia mati secara tiba-tiba, maka pada zaman Ibrâhîm as beliau berdoa, 'Wahai Tuhanku, jadikanlah untuk kematian itu 'illah (penyebab) yang dengannya diberi ganjaran orang yang mati, dan dengannya terhibur (tidak terlalu sedih) orang yang dapat musibah.' Kemudian Allah ‘azza wa jalla menurunkan mûm yaitu radang selaput dada, kemudian setelahnya Dia menurunkan penyakit-penyakit yang lainnya."


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ الْحُمَّى رَائِدُ الْمَوْتِ وَ هُوَ سِجْنُ اللَّهِ فِي الْأَرْضِ وَ هُوَ حَظُّ الْمُؤْمِنِ مِنَ النَّارِ

Dari ‘Abdullâh bin Sinân dari Abû ‘Abdillâh as dia berkata: Saya telah mendengar beliau mengatakan, "Penyakit demam panas adalah mata-mata kematian, dan ia juga merupakan sijn (penjara) Allah di bumi, dan juga merupakan bagian dari neraka untuk orang yang beriman."


عَنْ نَاجِيَةَ قَالَ قَالَ أَبُو جَعْفَرٍ عليه السلام إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُبْتَلَى بِكُلِّ بَلِيَّةٍ وَ يَمُوتُ بِكُلِّ مِيتَةٍ إِلَّا أَنَّهُ لَا يَقْتُلُ نَفْسَهُ

Dari Nâjiyah berkata: Abû Ja‘far as berkata, "Orang yang beriman itu diuji dengan berbagai ujian dan mati dengan berbagai cara kematian hanya saja orang yang beriman itu tidak membunuh dirinya."


عَنْ أَبِي بَصِيرٍ قَالَ سَأَلْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام عَنْ مِيتَةِ الْمُؤْمِنِ فَقَالَ يَمُوتُ الْمُؤْمِنُ بِكُلِّ مِيتَةٍ يَمُوتُ غَرَقاً وَ يَمُوتُ بِالْهَدْمِ وَ يُبْتَلَى بِالسَّبُعِ وَ يَمُوتُ بِالصَّاعِقَةِ وَ لَا تُصِيبُ ذَاكِرَ اللَّهِ تَعَالَى

Dari Abû Bashîr berkata: Saya bertanya kepada Abû ‘Abdillâh as tentang cara mati orang yang beriman, maka beliau berkata, "Orang yang beriman itu mati dengan segala cara kematian; ada yang mati karena tenggelam, ada yang mati karena tertimpa reruntuhan bangunan, ada yang diterkam binatang buas dan ada juga yang disambar petir, namun petir tidak menyambar orang yang sedang berdzikir kepada Allah yang maha tinggi."


عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَبْتَلِي الْمُؤْمِنَ بِكُلِّ بَلِيَّةٍ وَ يُمِيتُهُ بِكُلِّ مِيتَةٍ وَ لاَ يَبْتَلِيهِ بِذَهَابِ عَقْلِهِ أَ مَا تَرَى أَيُّوبَ عليه السلام كَيْفَ سَلَّطَ إِبْلِيسَ عَلَى مَالِهِ وَ وُلْدِهِ وَ عَلَى أَهْلِهِ وَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ مِنْهُ وَ لَمْ يُسَلِّطْهُ عَلَى عَقْلِهِ تَرَكَ لَهُ مَا يُوَحِّدُ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ بِهِ

Abû ‘Abdillâh as berkata, "Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla mengcoba orang yang beriman dengan segala macam cobaan, dan mematikannya dengan segala cara kematian, tetapi Allah tidak mencobanya dengan hilang akalnya, tidakkah kamu perhatikan Ayyûb as bagaimana Iblîs telah melenyapkan hartanya dan (menghilangkan) anak-anaknya, menggoda istrinya dan setiap sesuatu darinya, dan dia tidak dapat menguasai akalnya, dia membiarkannya untuk men-tauhîd -kan Allah ‘azza wa jalla dengannya."


Pahala Sakit

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وآله رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَتَبَسَّمَ فَقِيلَ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْنَاكَ رَفَعْتَ رَأْسَكَ إِلَى السَّمَاءِ فَتَبَسَّمْتَ قَالَ نَعَمْ عَجِبْتُ لِمَلَكَيْنِ هَبَطَا مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأَرْضِ يَلْتَمِسَانِ عَبْداً مُؤْمِناً صَالِحاً فِي مُصَلًّى كَانَ يُصَلِّي فِيهِ لِيَكْتُبَا لَهُ عَمَلَهُ فِي يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ فَلَمْ يَجِدَاهُ فِي مُصَلَّاهُ فَعَرَجَا إِلَى السَّمَاءِ فَقَالاَ رَبَّنَا عَبْدُكَ الْمُؤْمِنُ فُلَانٌ الْتَمَسْنَاهُ فِي مُصَلَّاهُ لِنَكْتُبَ لَهُ عَمَلَهُ لِيَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ فَلَمْ نُصِبْهُ فَوَجَدْنَاهُ فِي حِبَالِكَ فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ اكْتُبَا لِعَبْدِي مِثْلَ مَا كَانَ يَعْمَلُهُ فِي صِحَّتِهِ مِنَ الْخَيْرِ فِي يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ مَا دَامَ فِي حِبَالِي فَإِنَّ عَلَيَّ أَنْ أَكْتُبَ لَهُ أَجْرَ مَا كَانَ يَعْمَلُهُ فِي صِحَّتِهِ إِذَا حَبَسْتُهُ عَنْهُ

Dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw telah mengangkat kepalanya ke langit, lalu beliau tersenyum, maka ditanyakan kepadanya, 'Wahai Rasûlullâh, kami melihatmu mengangkat kepalamu ke langit lalu engkau tersenyum?' Beliau berkata, 'Ya, saya takjub kepada dua malak yang turun dari langit ke bumi, lalu mencari se-orang hamba yang beriman yang saleh di sebuah mushallâ (tempat shalat) yang dia suka shalat padanya demi menuliskan amalnya pada siangnya dan malamnya, namun mereka tidak mendapatkannya di mushallâ -nya, maka mereka naik ke langit, lalu mereka berkata, 'Wahai Rabbanâ hamba-Mu yang beriman itu si Fulân telah kami cari di dalam mushallâ -nya untuk kami catat amalnya pada siangnya dan malamnya, tetapi di sana kami tidak mendapatkannya, maka kami temukan dia di dalam tali-Mu (sedang sakit).' Maka Allah 'azza wa jalla berfirman, Tuliskanlah oleh kamu berdua untuk hamba-Ku seperti kebaikan yang dia amalkan pada waktu sehatnya pada siangnya dan malamnya selama dia berada di dalam tali-Ku, karena Aku menuliskan baginya pahala kebaikan yang dia amalkan waktu sehatnya apabila Aku menahannya darinya."


عَنْ زُرَارَةَ عَنْ أَحَدِهِمَا عليه السلام قَالَ سَهَرُ لَيْلَةٍ مِنْ مَرَضٍ أَوْ وَجَعٍ أَفْضَلُ وَ أَعْظَمُ أَجْراً مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ

Dari Zurârah dari salah seorang imam (Abû Ja‘far dan Abû ‘Abdillâh as) berkata, "Tidak bisa tidur semalam karena penyakit atau rasa sakit lebih utama dan lebih besar pahalanya dari ibadah setahun."


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عليه السلام قَالَ حُمَّى لَيْلَةٍ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَنَةٍ وَ حُمَّى لَيْلَتَيْنِ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَنَتَيْنِ وَ حُمَّى ثَلَاثٍ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَبْعِينَ سَنَةً قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغْ سَبْعِينَ سَنَةً قَالَ فَلِأُمِّهِ وَ أَبِيهِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغَا قَالَ فَلِقَرَابَتِهِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغْ قَرَابَتُهُ قَالَ فَلِجِيرَانِهِ

Dari Abû Hamzah dari Abû Ja‘far as berkata, "Demam panas semalam mengimbangi ibadah setahun, demam panas dua malam mengimbangi ibadah dua tahun, dan demam panas tiga malam mengimbangi ibadah tujuh puluh tahun." Saya bertanya, "Kalau usianya tidak sampai tujuh puluh tahun?" Beliau berkata, "Untuk ibunya dan ayahnya." Saya bertanya, "Kalau mereka berdua juga tidak mencapainya?" Beliau berkata, "Maka bagi kerabatnya." Saya bertanya, "Kalau kerabatnya juga tidak mencapainya?" Beliau berkata, "Untuk para tetangganya."


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَرْوَانَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ حُمَّى لَيْلَةٍ كَفَّارَةٌ لِمَا قَبْلَهَا وَ لِمَا بَعْدَهَا

Dari Muhammad bin Marwân, dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Demam panas semalam adalah kaffarat bagi dosa sebelumnya dan setelahnya."


Dari Abû Ibrâhîm as dari Rasûlullâh saw berkata, "Ada empat perkara bagi orang yang sakit:
(1) Pena diangkat darinya (tidak dituliskan keburukannya selama sakit),
(2) Allah perintahkan malak untuk menuliskan baginya setiap keutamaan yang dia amalkan di masa sehatnya dan setiap anggota dalam jasadnya yang ikut merasakan sakitnya akan mengeluarkan dosa-dosanya darinya,
(3) jika dia mati dia mati dalam keadaan diampuni, (4) dan jika dia hidup dia hidup dalam keadaan diampuni."


عَنِ ابْنِ أَبِي عُمَيْرٍ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِهِ قَالَ قَالَ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام مَنْ مَرِضَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَكَتَمَهُ وَ لَمْ يُخْبِرْ بِهِ أَحَداً أَبْدَلَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ لَهُ لَحْماً خَيْراً مِنْ لَحْمِهِ وَ دَماً خَيْراً مِنْ دَمِهِ وَ بَشَرَةً خَيْراً مِنْ بَشَرَتِهِ وَ شَعْراً خَيْراً مِنْ شَعْرِهِ قَالَ قُلْتُ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاكَ وَ كَيْفَ يُبْدِلُهُ قَالَ يُبْدِلُهُ لَحْماً وَ دَماً وَ شَعْراً وَ بَشَرَةً لَمْ يُذْنِبْ فِيهَا

Dari Ibnu Abî 'Umair, dari sebagian sahabatnya berkata: Abû ‘Abdillâh as berkata, "Siapa yang sakit selama tiga hari, lalu dia menyembunyikannya dan tidak memberitahukan kepada seseorang, niscaya Allah ‘azza wa jalla menggantikan baginya daging yang lebih baik dari dagingnya, darah yang lebih baik dari darahnya, kulit yang lebih baik dari kulitnya dan rambut yang lebih baik dari rambutnya." Saya (perawi) berkata: Kujadikan diriku sebagai tebusanmu, bagaimanakan Dia menggantinya? Beliau berkata, "Dia menggantinya dengan daging, darah, rambut dan kulit yang dia tidak melakukan dosa padanya."


Pahala Menjenguk Orang Sakit 

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ عليه الصلاة والسلام مَنْ عَادَ مَرِيضاً نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ بِاسْمِهِ يَا فُلَانُ طِبْتَ وَ طَابَ لَكَ مَمْشَاكَ بِثَوَابٍ مِنَ الْجَنَّةِ

Dari Abû 'Abdillâh as berkata: Rasululllah as berkata, "Siapa yang menjenguk orang yang sakit, satu penyeru dari langit menyerukan dengan namanya, 'Wahai Fulân, kamu telah baik dan baiklah langkahmu dengan pahala dari surga.'"


عَنْ مُيَسِّرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا جَعْفَرٍ عليه السلام يَقُولُ مَنْ عَادَ امْرَأً مُسْلِماً فِي مَرَضِهِ صَلَّى عَلَيْهِ يَوْمَئِذٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ إِنْ كَانَ صَبَاحاً حَتَّى يُمْسُوا وَ إِنْ كَانَ مَسَاءً حَتَّى يُصْبِحُوا مَعَ أَنَّ لَهُ خَرِيفاً فِي الْجَنَّةِ

Dari Muyassar berkata: Saya mendengar Abû Ja‘far as berkata, "Siapa yang menjenguk seorang muslim di dalam sakit-nya, pada hari itu ada tujuh puluh ribu malaikat yang bershalawat baginya, jika pagi-pagi (menjenguknya) mereka bershalawat sehingga sore, dan jika sore mereka bershalawât sampai pagi bersama satu tempat tinggal di surga."


عَنْ فُضَيْلِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضاً شَيَّعَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى مَنْزِلِهِ

Dari Fudhail bin Yasâr, dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Siapa yang menjenguk orang sakit, niscaya dia diantar oleh tujuh puluh ribu malaikat yang memintakan ampunan baginya sampai dia kembali ke tempat tinggalnya."


عَنْ صَفْوَانَ الْجَمَّالِ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضاً مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَكَّلَ اللَّهُ بِهِ أَبَداً سَبْعِينَ أَلْفاً مِنَ الْمَلَائِكَةِ يَغْشَوْنَ رَحْلَهُ وَ يُسَبِّحُونَ فِيهِ وَ يُقَدِّسُونَ وَ يُهَلِّلُونَ وَ يُكَبِّرُونَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ نِصْفُ صَلَاتِهِمْ لِعَائِدِ الْمَرِيضِ

Dari Shafwân Al-Jammâl, dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Siapa yang menengok orang yang sakit dari kalangan muslimîn, dengannya Allah wakilkan kepada tujuh puluh ribu malak yang menaungi perjalanannya, mereka bertasbîh, mensucikan, tahlîl dan takbîr sampai hari kiamat, setengah shalat mereka untuk orang yang menengok orang yang sakit."


عَنْ دَاوُدَ الرَّقِّيِّ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِهِ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ أَيُّمَا مُؤْمِنٍ عَادَ مُؤْمِناً فِي اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ فِي مَرَضِهِ وَكَّلَ اللَّهُ بِهِ مَلَكاً مِنَ الْعُوَّادِ يَعُودُهُ فِي قَبْرِهِ وَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Dari Dâwud Al-Riqqi, dari seseorang sahabatnya, dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Orang beriman yang mana saja yang menengok orang yang beriman karena Allah ‘azza wa jalla di dalam sakitnya, niscaya Allah akan serahkan satu malak dari kalangan malaikat penjenguk yang menjenguknya di kuburnya dan dia memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat."


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ص رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَتَبَسَّمَ (فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ) قَالَ نَعَمْ عَجِبْتُ لِمَلَكَيْنِ هَبَطَا مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ يَلْتَمِسَانِ عَبْداً صَالِحاً مُؤْمِناً فِي مُصَلًّى كَانَ يُصَلِّي فِيهِ لِيَكْتُبَا لَهُ عَمَلَهُ فِي يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ فَلَمْ يَجِدَاهُ فِي مُصَلَّاهُ فَعَرَجَا إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَا رَبَّنَا عَبْدُكَ فُلَانٌ الْمُؤْمِنُ الْتَمَسْنَاهُ فِي مُصَلَّاهُ لِنَكْتُبَ لَهُ عَمَلَهُ لِيَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ فَلَمْ نُصِبْهُ فَوَجَدْنَاهُ فِي حِبَالِكَ فَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ اكْتُبَا لِعَبْدِي مِثْلَ مَا كَانَ يَعْمَلُهُ فِي صِحَّتِهِ مِنَ الْخَيْرِ فِي يَوْمِهِ وَ لَيْلَتِهِ مَا دَامَ فِي حِبَالِي فَإِنَّ عَلَيَّ أَنْ أَكْتُبَ لَهُ أَجْرَ مَا كَانَ يَعْمَلُهُ إِذْ حَبَسْتُهُ عَنْهُ

Dari ‘Abdullâh bin Sinân, dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Sesungguhnya Rasûlullâh saw mengangkat kepalanya ke langit, lalu beliau tersenyum (maka ditanyakan tentang hal itu) beliau berkata, 'Ya, aku takjub kepada dua malaikat yang turun ke bumi, mereka mencari hamba yang saleh yang beriman di sebuah mushallâ yang biasa dia shalat padanya untuk mencatat amalnya pada siang dan malamnya, namun mereka tidak mendapatkannya di mushallâ-nya, maka keduanya naik ke langit dan berkata, 'Wahai Tuhan kami, hamba-Mu itu si Fulân yang beriman kami telah mencarinya di mushallâ -nya untuk kami catat amalnya siangnya dan malamnya, tetapi kami tidak mendapatkannya di situ, kami mendapatkannya di dalam tali-Mu (sedang sakit).' Allah 'azza wa jalla berfirman, Tuliskanlah untuk hamba-Ku seperti kebaikan yang dia amalkan pada waktu sehatnya pada siang dan malamnya selama dia dalam tali-Ku, karena sesungguhnya Aku akan menuliskan baginya pahala yang dia telah amalkan ketika Aku menahannya darinya. "


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ لِلْمَلَكِ الْمُوَكَّلِ بِالْمُؤْمِنِ إِذَا مَرِضَ اكْتُبْ لَهُ مَا كُنْتَ تَكْتُبُ لَهُ فِي صِحَّتِهِ فَإِنِّي أَنَا الَّذِي صَيَّرْتُهُ فِي حِبَالِي

Dari ‘Abdullâh bin Sinân, dari Abû ‘Abdillâh as berkata: Rasûlullâh saw berkata, "Allah 'azza wa jalla berfirman kepada malaikat yang diserahi mengurus orang yang beriman apabila dia sakit, Catatlah olehmu apa yang kamu catat pada waktu sehatnya, karena sesungguhnya Akulah yang telah menjadi-kannya di dalam jeratku. "


عَنْ أَبِي الصَّبَّاحِ قَالَ قَالَ أَبُو جَعْفَرٍ عليه السلام سَهَرُ لَيْلَةٍ مِنْ مَرَضٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ

Dari Abû Al-Shabâh berkata: Abû Ja'far as telah berkata, "Tidak bisa tidur semalaman karena penyakit lebih utama dari ibabah setahun."


عَنْ زُرَارَةَ عَنْ أَحَدِهِمَا عليه السلام قَالَ سَهَرُ لَيْلَةٍ مِنْ مَرَضٍ أَوْ وَجَعٍ أَفْضَلُ وَ أَعْظَمُ أَجْراً مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ

Dari Zurârah dari salah satunya (Abû Ja‘far atau Abû ‘Abdillâh as) berkata, "Tidak bisa tidur semalaman karena sakit atau rasa nyeri lebih utama dan lebih besar pahalanya dari ibadah setahun."


عَنِ ابْنِ أَبِي نَصْرٍ عَنْ دُرُسْتَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا إِبْرَاهِيمَ عليه السلام يَقُولُ إِذَا مَرِضَ الْمُؤْمِنُ أَوْحَى اللَّهُ تَعَالَى إِلَى صَاحِبِ الشِّمَالِ لَا تَكْتُبْ عَلَى عَبْدِي مَا دَامَ فِي حَبْسِي وَ وَثَاقِي ذَنْباً وَ يُوحِي إِلَى صَاحِبِ الْيَمِينِ أَنِ اكْتُبْ لِعَبْدِي مَا كُنْتَ (تَكْتُبُ لَهُ) فِي صِحَّتِهِ مِنَ الْحَسَنَاتِ

Dari Abû Nashr dari Durusta berkata: Saya telah mendengar Abû Ibrâhîm as mengatakan, "Apabila orang yang beriman sakit, Allah yang maha tinggi mewahyukan kepada Shâhibusy Syimâl (malak pencatat keburukan), Janganlah kamu catat atas hamba-Ku suatu dosa selama dalam tahanan-Ku dan ikatan-Ku. Dan Dia mewahyukan kepada Shâhibul Yamîn (malak pencatat kebaikan), Tulislah olehmu bagi hamba-Ku kebaikan-kebaikan yang biasa kamu tuliskan pada waktu sehatnya. "


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ مَرْوَانَ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ حُمَّى لَيْلَةٍ كَفَّارَةٌ لِمَا قَبْلَهَا وَ لِمَا بَعْدَهَا .

Dari Muhammad bin Marwân, dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Demam semalam adalah kaffârah (penutup dosa) sebelumnya dan setelahnya."


عَنْ أَبِي حَمْزَةَ عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عليه السلام قَالَ حُمَّى لَيْلَةٍ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَنَةٍ وَ حُمَّى لَيْلَتَيْنِ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَنَتَيْنِ وَ حُمَّى ثَلَاثِ لَيَالٍ تَعْدِلُ عِبَادَةَ سَبْعِينَ سَنَةً قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغْ سَبْعِينَ سَنَةً قَالَ فَلِأَبِيهِ وَ لِأُمِّهِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغَا قَالَ فَلِقَرَابَتِهِ قَالَ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَبْلُغْ قَرَابَتُهُ قَالَ فَجِيرَانُهُ

Dari Abû Hamzah dari Abû Ja‘far as berkata, "Demam semalam mengimbangi ibadah setahun, dan demam dua malam mengimbangi ibadah dua tahun, dan demam tiga malam mengimbangi ibadah tujuh puluh tahun." Saya bertanya, "Jika usianya tidak sampai tujuh puluh tahun?" Beliau berkata, "Bagi ayahnya dan bagi ibunya." Saya bertanya, "Jika kedua orang tuanya tidak mencapai tujuh puluh tahun?" Beliau berkata, "Bagi karib-kerabatnya." Saya bertanya, "Jika usia karib-kerabatnya tidak sampai." Beliau berkata, "Bagi para tetangganya."


فِي وَصِيَّةِ النَّبِيِّ ص لِعَلِيٍّ عليه السلام قَالَ يَا عَلِيُّ أَنِينُ الْمُؤْمِنِ تَسْبِيحٌ وَ صِيَاحُهُ تَهْلِيلٌ وَ نَوْمُهُ عَلَى الْفِرَاشِ عِبَادَةٌ وَ تَقَلُّبُهُ مِنْ جَنْبٍ إِلَى جَنْبٍ جِهَادٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَإِنْ عُوفِيَ مَشَى فِي النَّاسِ وَ مَا عَلَيْهِ مِنْ ذَنْبٍ

Dalam wasiat Nabi saw kepada ‘Ali as berkata, "Wahai 'Ali, rintihan orang yang beriman itu tasbîh, mengerangnya tahlîl, tidurnya di atas tempat tidurnya ibadah (ritual), dan bulak-baliknya dari satu lambung ke lambung yang lain adalah jihâd di jalan Allah, maka jika dia telah sehat dia berjalan di tengah-tengah manusia sementara dosanya sudah tidak ada."


عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِنَانٍ عَنِ الرِّضَا عليه السلام قَالَ الْمَرَضُ لِلْمُؤْمِنِ تَطْهِيرٌ وَ رَحْمَةٌ وَ لِلْكَافِرِ تَعْذِيبٌ وَ لَعْنَةٌ وَ إِنَّ الْمَرَضَ لَا يَزَالُ بِالْمُؤْمِنِ حَتَّى لَا يَكُونَ عَلَيْهِ ذَنْبٌ

Dari Muhammad bin Sinân, dari Al-Ridhâ as berkata, "Sakit bagi orang yang beriman adalah pensucian dan rahmat, sedang bagi orang yang tidak beriman adalah siksa dan laknat, dan sesungguhnya sakit itu senantiasa dengan orang yang beriman sehingga tidak ada lagi atasnya satu dosa pun."


عَنْ أَبِي إِبْرَاهِيمَ عليه السلام قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص لِلْمَرِيضِ أَرْبَعُ خِصَالٍ يُرْفَعُ عَنْهُ الْقَلَمُ وَ يَأْمُرُ اللَّهُ الْمَلَكَ فَيَكْتُبُ لَهُ كُلَّ فَضْلٍ كَانَ يَعْمَلُ فِي صِحَّتِهِ وَ يَتَّبَّعُ مَرَضُهُ كُلَّ عُضْوٍ فِي جَسَدِهِ فَيَسْتَخْرِجُ ذُنُوبَهُ مِنْهُ فَإِنْ مَاتَ مَاتَ مَغْفُوراً لَهُ وَ إِنْ عَاشَ عَاشَ مَغْفُوراً لَهُ

Dari Abû Ibrâhîm as berkata: Rasûlullâh saw telah berkata, "Bagi orang yang sakit ada empat perkara: Diangkat pena darinya, Allah memerintahkan malak untuk menuliskan baginya setiap keutamaan yang diamalkan pada waktu sehatnya, penyakit-nya mengikuti setiap anggota dalam jasadnya lalu mengeluarkan dosa-dosanya darinya, maka jika dia mati dia mati terampuni baginya dan bila dia hidup dia hidup terampuni baginya."


عَنْ عَوْنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ص أَنَّهُ تَبَسَّمَ فَقُلْتُ لَهُ مَا لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ تَبَسَّمْتَ فَقَالَ عَجِبْتُ مِنَ الْمُؤْمِنِ وَ جَزَعِهِ مِنَ السُّقْمِ وَ لَوْ يَعْلَمُ مَا لَهُ فِي السُّقْمِ مِنَ الثَّوَابِ لَأَحَبَّ أَنْ لَا يَزَالَ سَقِيماً حَتَّى يَلْقَى رَبَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ

Dari ‘Aun bin ‘Abdullâh bin Mas‘ûd dari ayahnya, dari Rasûlullâh saw bahwa beliau tersenyum, lalu saya bertanya kepadanya, "Wahai Rasûlullâh, mengapakah engkau tersenyum?" Maka beliau berkata, "Aku merasa takjub terhadap orang yang beriman dan keluh-kesahnya karena penyakit, dan kalaulah dia tahu pahala baginya dalam sakit, niscaya dia ingin senantiasa sakit sehingga dia bertemu Rabb-Nya 'azza wa jalla."


عَنْ عَلِيٍّ عليه السلام أَنَّهُ عَادَ سَلْمَانَ الْفَارِسِيَّ فَقَالَ لَهُ يَا سَلْمَانُ مَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ شِيعَتِنَا يُصِيبُهُ وَجَعٌ إِلَّا بِذَنْبٍ قَدْ سَبَقَ مِنْهُ وَ ذَلِكَ الْوَجَعُ تَطْهِيرٌ لَهُ قَالَ سَلْمَانُ فَلَيْسَ لَنَا فِي شَيْ‏ءٍ مِنْ ذَلِكَ أَجْرٌ خَلَا التَّطْهِيرِ قَالَ عَلِيٌّ ع يَا سَلْمَانُ لَكُمُ الْأَجْرُ بِالصَّبْرِ عَلَيْهِ وَ التَّضَرُّعِ إِلَى اللَّهِ وَ الدُّعَاءِ لَهُ بِهِمَا تُكْتَبُ لَكُمُ الْحَسَنَاتُ وَ تُرْفَعُ لَكُمُ الدَّرَجَاتُ فَأَمَّا الْوَجَعُ خَاصَّةً فَهُوَ تَطْهِيرٌ وَ كَفَّارَةٌ

Dari ‘Ali as bahwa beliau menjenguk Salmân Al-Fârisi, lalu beliau berkata, "Wahai Salmân tidak seorang pun dari pengikut kami yang ditimpa rasa sakit melainkan karena suatu dosa yang pernah dilakukannya, dan rasa sakit itu pembersihnya." Salmân berkata, "Apakah kami tidak punya pahala selain pembersihan dosa?" ‘Ali as berkata, "Wahai Salmân bagi kamu pahala dengan sabar atasnya, dan meminta belas-kasihan kepada Allah serta berdoa kepadanya dengan keduanya itu dicatatkan kebaikan-kebaikan bagi kamu, dan diangkat derajat-derajat bagi kamu, adapun rasa sakit, maka itu tertentu utnuk membersihkan dan menghapus (dosa)."


عَنْ سَعْدَانَ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ صُدَاعُ لَيْلَةٍ يَحُطُّ كُلَّ خَطِيئَةٍ إِلاَّ الْكَبَائِرَ .

Dari Sa‘dân bin Muslim dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Sakit kepala semalam menghapus setiap dosa, kecuali dosa-dosa besar."


Anjuran Menyembunyikan Penyakit dan tidak Mengeluh 

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ أَيُّمَا عَبْدٍ ابْتَلَيْتُهُ بِبَلِيَّةٍ فَكَتَمَ ذَلِكَ عُوَّادَهُ ثَلَاثاً أَبْدَلْتُهُ لَحْماً خَيْراً مِنْ لَحْمِهِ وَ دَماً خَيْراً مِنْ دَمِهِ وَ بَشَراً خَيْراً مِنْ بَشَرِهِ فَإِنْ أَبْقَيْتُهُ أَبْقَيْتُهُ وَ لَا ذَنْبَ لَهُ وَ إِنْ مَاتَ مَاتَ إِلَى رَحْمَتِي

Dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Allah 'azza wa jalla berfirman, Hamba yang mana saja yang Ku-beri bala dengan satu baliyyah (penyakit), lalu dia menyembunyikan penyakitnya itu kepada para penjenguknya selama tiga hari, niscaya Aku menggantinya dari dagingnya dengan daging yang lebih baik, dari darahnya dengan darah yang lebih baik, dan dari kulitnya dengan kulit yang lebih baik, jika Aku membiarkan dia hidup, aku membiarkannya hidup dengan tidak ada dosa, dan bila dia mati dia mati ke rahmat-Ku."


Anak Sakit Kaffârah bagi Kedua Orang Tuanya

عَنْ عِيسَى بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ عَلِيٍّ عليه السلام فِي الْمَرَضِ يُصِيبُ الصَّبِيَّ قَالَ كَفَّارَةٌ لِوَالِدَيْهِ

Dari 'Îsâ putra 'Abdullâh dari ayahnya dari kakeknya dari 'Ali as tentang penyakit yang menimpa anak, beliau berkata, "Penghapus dosa bagi kedua orang tuanya."


Batasan Keluhan yang Dimakruhkan bagi Orang Sakit

عَنْ جَمِيلِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ سُئِلَ عَنْ حَدِّ الشَّكَاةِ لِلْمَرِيضِ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ يَقُولُ حُمِمْتُ الْيَوْمَ وَ سَهِرْتُ الْبَارِحَةَ وَ قَدْ صَدَقَ وَ لَيْسَ هَذَا شَكَاةً وَ إِنَّمَا الشَّكْوَى أَنْ يَقُولَ لَقَدِ ابْتُلِيتُ بِمَا لَمْ يُبْتَلَ بِهِ أَحَدٌ وَ يَقُولَ لَقَدْ أَصَابَنِي مَا لَمْ يُصِبْ أَحَداً وَ لَيْسَ الشَّكْوَى أَنْ يَقُولَ سَهِرْتُ الْبَارِحَةَ وَ حُمِمْتُ الْيَوْمَ وَ نَحْوَ هَذَا

Dari Jamîl bin Shâlih dari Abû 'Abdillâh as dia berkata: Beliau ditanya tentang batasan keluhan bagi orang yang sakit, lalu beliau berkata, "Ada orang berkata, 'Saya demam pada hari ini dan tidak bisa tidur tadi malam.' Dia benar dan ini bukanlah keluhan, keluhan itu ialah bahwa dia mengatakan, 'Saya dapat bala yang tidak diperoleh dengannya oleh seseorang.' Dan dia mengucapkan, 'Sungguh telah menimpaku apa yang tidak menimpa seseorang.' Bukanlah keluhan bahwa dia mengucapkan, 'Saya tidak bisa tidur tadi malam, dan saya demam hari ini dan yang sepertinya.'"


Boleh Menyampaikan Keluhan kepada Orang Mu`min

عَنْ يُونُسَ بْنِ عَمَّارٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام يَقُولُ أَيُّمَا رَجُلٍ مُؤْمِنٍ شَكَا حَاجَتَهُ وَ ضُرَّهُ إِلَى كَافِرٍ أَوْ إِلَى مَنْ يُخَالِفُهُ عَلَى دِينِهِ فَإِنَّمَا شَكَا اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ إِلَى عَدُوٍّ مِنْ أَعْدَاءِ اللَّهِ قَالَ وَ أَيُّمَا رَجُلٍ مُؤْمِنٍ شَكَا حَاجَتَهُ وَ ضُرَّهُ إِلَى مُؤْمِنٍ مِثْلِهِ كَانَتْ شَكْوَاهُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ

Dari Yûnus bin 'Ammâr berkata: Saya telah mendengar Abû 'Abdillâh as berkata, "Orang beriman yang mana saja yang mengeluhkan kebutuhannya atau penyakitnya kepada orang yang tidak beriman atau kepada orang yang menyalahahinya atas ajarannya, maka sesungguhnya dia telah mengadukan Allah 'azza wa jalla kepada salah seorang musuh dari musuh-musuh Allah. Dan orang beriman mana saja yang mengeluhkan kebutuhannya dan penyakitnya kepada orang yang beriman yang semisalnya, adalah keluhannya itu kepada Allah 'azza wa jalla."


Makruh Orang yang Sakit Berjalan untuk Kebutuhannya

عَنْ أَبِي يَحْيَى الْوَاسِطِيِّ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِنَا عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ إِنَّ الْمَشْيَ لِلْمَرِيضِ نُكْسٌ إِنَّ أَبِي ع كَانَ إِذَا اعْتَلَّ جُعِلَ فِي ثَوْبٍ فَحُمِلَ لِحَاجَتِهِ يَعْنِي الْوُضُوءَ وَ ذَاكَ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ إِنَّ الْمَشْيَ لِلْمَرِيضِ نُكْسٌ

Dari Abû Yahyâ Al-Wâsithi dari sebagaian sahabat kami dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Sesungguhnya berjalan bagi orang yang sakit bisa kambuh lagi sakitnya, sungguh ayahku as apabila beliau sakit dijadikan di dalam kain (diselimuti), lalu beliau dibawa kepada kebutuhannya, yakni air wudhu, dan yang demikian itu beliau berkata, 'Sesungguhnya berjalan bagi orang sakit itu bisa bertambah parah penyakitnya.'"


Anjuran Izin Orang yang Sakit untuk Masuk

عَنِ الْوَشَّاءِ عَنِ الرِّضَا عليه السلام فِي حَدِيثٍ قَالَ إِذَا مَرِضَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْذَنْ لِلنَّاسِ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَ لَهُ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ ثُمَّ قَالَ أَ تَدْرِي مَنِ النَّاسُ قُلْتُ أُمَّةُ مُحَمَّدٍ ص قَالَ النَّاسُ هُمُ الشِّيعَةُ

Dari Al-Wasysyâ` dari Al-Ridhâ as dalam sebuah hadîts dia berkata, "Apabila salah seorang dari kamu sakit, maka hendaklah dia memberi izin kepada manusia untuk masuk melayat-nya, karena tidak seorang pun melainkan baginya ada doa yang di-ijâbah." Kemudian dia berkata, "Tahukah kamu siapa manusia itu?" Aku berkata, "Ummat Muhammad saw." Beliau berkata, "(Yang dimaksud dengan) manusia itu adalah para pengikut setia (Nabi dan Ahlulbaitnya)."


Anjuran Menengok Orang Muslim yang Sakit

عَنْ صَفْوَانَ الْجَمَّالِ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضاً مِنَ الْمُسْلِمِينَ وَكَّلَ اللَّهُ بِهِ أَبَداً سَبْعِينَ أَلْفاً مِنَ الْمَلَائِكَةِ يَغْشَوْنَ رَحْلَهُ وَ يُسَبِّحُونَ فِيهِ وَ يُقَدِّسُونَ وَ يُهَلِّلُونَ وَ يُكَبِّرُونَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ نِصْفُ صَلَاتِهِمْ لِعَائِدِ الْمَرِيضِ

Dari Shafwân Al-Jammâl dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Siapa yang menengok orang yang sakit dari kalangan muslimîn, Allah wakilkan dengannya selamanya tujuh puluh ribu malaikat yang meliputi perjalanannya, yang bertasbîh padanya, meng-quddûs -kan dan bertakbîr sampai hari kiamat, separoh shalat mereka bagi orang yang melayat orang yang sakit."


عَنْ فُضَيْلِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ مَنْ عَادَ مَرِيضاً شَيَّعَهُ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَسْتَغْفِرُونَ لَهُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى مَنْزِلِهِ

Dari Fudhail bin Yasâr dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Siapa yang melayat orang yang sakit, niscaya mengantarnya tujuh puluh ribu malak yang memintakan ampunan baginya sehingga dia kembali ke rumahnya."

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: