Pesan Rahbar

Home » » Doa Yang Berkenaan Dengan Kematian

Doa Yang Berkenaan Dengan Kematian

Written By Unknown on Thursday 13 July 2017 | 05:16:00


Ada sejumlah doa yang berkenaan dengan kematian, baik doa yang disampaikan oleh orang yang hendak mati ketika datang kepadanya tanda-tanda kematian, atau kita mendoakan orang yang akan mati, atau doa untuk orang-orang yang telah mati.

1. Doa Minta Husnul Khâtimah

Husnul khâtimah adalah ujung usia yang baik, ini penting kita perhatikan, karena ujung-ujung usia ini yang dianggap. Dan di antara doa untuk mendapatkan husnul khâtimah adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَارِنَا وَخَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِمَهُ, وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ فِيْهِ

Allâhummaj‘al khaira a‘mârinâ wa khaira a‘mâlinâ khawâtimah, wa khaira ayyâminâ yauma nalqâka fîh.

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umur kami dan sebaik-baik amal kami adalah di akhirnya, dan sebaik-baik hari kami adalah pada hari kami berjumpa dengan-Mu padanya.


2. Doa Minta Kebaikan setelah Kematian

أَسْأَلُكَ بِعِزَّةِ الْوَحْدَانِيَّةِ وَكَرَمِ اْلإِلَهِيَّةِ, أَلاَّ تَقْطَعْ عَنِّي بِرَّكَ بَعْدَ مَمَاتِي كَمَا لَمْ تَزَلْ تَرَانِي أَيَّامَ حَيَاتِي, أَنْتَ الَّذِي تُجِيْبُ مَنْ دَعَاكَ, وَلاَ تُخَيِّبُ مَنْ رَجَاكَ, ضَلَّ مَنْ يَدْعُو إِلاَّ إِيَّاكَ, فَإِنَّكَ لاَ تَحْجُبُ مَنْ أَتَاكَ, وَتُفْضِلُ مَنْ عَصَاكَ, وَلاَ يَفُوْتُكَ مَنْ نَاوَاكَ, وَلاَ يُعْجِزُ مَنْ عَادَاكَ, كُلٌّ فِي قُدْرَتِكَ, وَكُلٌّ يَأْكُلُ رِزْقَكَ

As`aluka bi‘izzatil wahdâniyyah wa karamil ilâhiyyah, allâ taqtha‘ ‘annî birraka ba‘da mamâtî kamâ lam tazal tarânî ayyâma hayâtî, antal ladzî tujîbu man da‘âk, wa lâ tukhayyibu man rajâk, dhalla man yad‘û illâ iyyâk, fainnaka lâ tahjubu man atâk, wa tufdhilu ‘alâ man ‘ashâk, walâ yafûtuka man nâwâk, walâ yu‘jizu man ‘âdâk, kullun fî qudratik, wa kullun ya`kulu rizqak.

Aku memohon kepada-Mu dengan keagungan ketunggalan dan kemuliaan ketuhanan bahwa Engkau tidak memutuskan kebaikan-Mu dariku setelah kematianku sebagaimana Engkau senantiasa melihatku pada masamasa hidupku, Engkaulah yang menjawab orang yang berdoa kepada-Mu dan Engkau tidak kecewakan orang yang mengharapkan-Mu. Tersesatlah orang yang memohon, kecuali kepada-Mu, maka sungguh Engkau tidak menghalangi orang yang datang kepada-Mu, Engkau beri karunia orang yang durhaka kepada-Mu, tidak luput bagi-Mu orang yang bermaksud kepada-Mu, dan tidak melemahkan-Mu orang yang memusuhi-Mu. Seluruhnya dalam kekuasaan-Mu dan semuanya memakan rezeki-Mu.


3. Doa ‘Ali as ketika Beliau Merasa akan Wafat

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, شَهَادَةً مِنَ اللهِ شَهِدَ بِهَا (فلاَن بْنُ فُلاَن), شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُولُوا الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. اللَّهُمَّ مِنْ عِنْدِكَ, وَإِلَيْكَ, وَفِي قَبْضَتِكَ, وَمُنْتَهَى قُدْرَتِكَ, يَدَاكَ مَبْسُوْطَتَانِ, تُنْفِقُ كَيفَ تَشَاءُ وَأَنْتَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, هَذَا مَا أَوْصَى بِهِ (فلاَن بْنُ فُلاَن), أَوْصَى أَنَّهُ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ (لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ) لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أُشْهِدُكَ وَكَفَى بِكَ شَهِيْدًا, وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ, وَاَهْلَ سَمَاوَاتِكَ, وَأَهْلَ أَرْضِكَ, وَمَنْ ذَرَأْتَ وَبَرَأْتَ وَفَطَرْتَ وَأَنْبَتَّ وَأَجْرَيْتَ, بِأَنَّكَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ, وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَ رَيْبَ فِيهَا, وَاَنَّ اللهُ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ, وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ, وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ, أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا مَعَ مَنْ يَقُوْلُهُ, وَأَكْفِيْهِ مَنْ أَبَى, وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعظِيْمِ. اللَّهُمَّ مَنْ شَهِدَ بِمَا شَهِدْتُ بِهِ فَاكْتُبْ شَهَادَتَهُ مَعَ شَهَادَتِي, وَمَنْ أَبَى فَاكْتُبْ شَهَادَتِي مَكَانَ شَهَادَتِهِ, وَاجْعَلْ لِي بِهَا عِنْدَكَ عَهْدًا تُوَفِّيَنِيْهِ يَوْمَ أَلْقَاكَ فَرْدًا, إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

Bismillâhir rahmânir rahîm, syahâdatan minallâhi syahida bihâ (sebut nama kita dan ayah kita), syahidallâhu annahu lâ ilâha illâ huwa wal malâikatu wa ûlul ‘ilmi qâiman bil qisthi lâ ilâha illâ huwal ‘azîzul hakîm. Allâhumma min ‘indika wa ilaika wa fî qabdhatika, wa muntahâ qudratik, yadâka mabsûthatâni tunfiqu kaifa tasyâu wa antal lathîful khabîr. Bismillâhir rahmânir rahîm, hâdzâ mâ aushâ bihi (sebut nama kita dan ayah kita), aushâ annahu yasyhadu an lâ ilâha illallâhu wahdahu lâ syarîka lah, wa anna muhammadan ‘abduhu wa rasûluh, arsalahu bil hudâ wa dînil haqqi (liyuzhhirahu ‘alad dîni kullihi) liyundzira man kâna hayyan, wa yahiqqal qaulu ‘alal kâfirîn. Allâhumma innî usyhiduka wa kafâ bika syahîdâ, wa usyhidu hamalata ‘arsyika wa ahla samâwâtika wa ahla ardhika, wa man dzara`ta wa bara`ta wa fatharta wa anbatta wa ajrait, biannaka antallâhul ladzî lâ ilâha illâ anta wahdaka lâ syarîka lak, wa anna muhammadan ‘abduka wa rasûluk, wa annas sâ‘ata ãtiyatun lâ raiba fîhâ, wa annallâha yab‘atsu man fil qubûr, wa annal jannata haqq, wa annan nâra haqq, aqûlu qaulî hâdzâ ma‘a man yaqûluh, wa akfîhi man abâ, walâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘azhîm. Allâhumma man syahida bimâ syahidtu bihi faktub syahâ-datahu ma‘a syahâdatî, wa man abâ faktub syahâdatî makâna syahâdatihi, waj‘al lî bihâ ‘indaka ‘ahdan tuwaffiyanîhi yauma alqâka fardâ, inna lâ tukhliful mî‘âd.

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, dengan kesaksian dari Allah, telah bersaksi dengannya (sebut nama kita dan nama ayah kita). Allah telah bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Dia, malaikat dan yang punya ilmu dengan menegakkan keadilan tidak ada tuhan selain Dia yang maha perkasa lagi maha bijaksana.

Ya Allah, dari sisi-Mu dan kepada-Mu, dalam genggaman-Mu dan tempat terujung kekuasaan-Mu, kedua tangan-Mu terbentang, Engkau berikan menurut yang Engkau kehendaki dan Engkau maha halus lagi maha mengetahui.

Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang, ini yang diwasiatkan oleh (sebut nama kita dan nama ayah kita), dia berwasiat bahwa dia bersaksi tidak ada tuhan selain Allah sendiri tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasûl-Nya, Dia mengutusnya dengan (membawa) petunjuk dan ajaran yang benar (untuk dimenangkan-Nya di atas ajaran seluruhnya) untuk memperingatkan yang hidup dan menetapkan firman (keputusan) atas kaum yang kâfir.

Ya Allah, sungguh aku persaksikan kepada-Mu dan cukuplah Engkau sebagai saksi, aku persaksikan kepada para pemikul singgasana-Mu, para penduduk langit-langit-Mu, para penghuni bumi-Mu dan makhluk-makhluk yang Engkau ciptakan, yang Engkau sebarkan, yang Engkau adakan, yang Engkau tumbuhkan dan yang Engkau alirkan bahwa Engkau adalah Allah yang tidak ada tuhan selain Engkau sendiri tidak ada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad itu hamba-Mu dan utusan-Mu, dan bahwa saat (qiyâmah) akan terjadi tidak ada keraguan padanya, dan bahwa Allah akan membangkitkan makhluk yang ada dalam kubur, dan bahwa surga benar adanya, dan bahwa neraka benar adanya. Aku mengatakan dengan perkataanku ini bersama orang yang mengatakannya dan aku mencukupkannya dari orang yang enggan, dan tidak ada daya dan tidak ada kekuatan selain dengan Allah yang maha tinggi lagi maha agung.

Ya Allah, siapa yang bersaksi dengan apa yang aku bersaksi dengannya, maka catatlah kesaksiannya bersama kesaksianku, dan siapa yang enggan, maka catatlah kesaksianku pada tempat kesaksiannya, dan jadikan untukku dengannya di sisi-Mu suatu perjanjian yang Engkau sempurnakan buatku pada hari aku bertemu dengan-Mu sendirian, sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.


Kemudian beliau menghamparkan tikarnya ke arah kiblat (hendak ihtidhâr) lalu beliau mengucapkan kalimat berikut:


عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ حَنِيْفًا (مُسْلِمًا) وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

‘Alâ millati rasûlillâhi shallallâhu ‘alaihi wa ãlihi hanîfan (musliman) wamâ anâ minal musyrikîn.
Di atas ajaran Rasûlullâh saw dengan tulus (dengan berserah diri) dan aku bukan dari kalangan kaum musyrikîn.


4. Doa ketika Datang Tanda-tanda Kematian

لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ, لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ, لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ. الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ, يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm, lâ ilâha illallâhul halîmul karîm, lâ ilâha illallâhul halîmul karîm. Alhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn, alhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn, alhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn. Tabârakal ladzî biyadihil mulk, yuhyî wa yumîtu wa huwa ‘alâ kulli syai`in qadîr.

Tidak ada tuhan selain Allah yang maha sabar lagi maha mulia, tidak ada tuhan selain Allah yang maha sabar lagi maha mulia, tidak ada tuhan selain Allah yang maha sabar lagi maha mulia. Segala puji bagi Allah pengatur alam semesta, segala puji bagi Allah pengatur alam semesta, segala puji bagi Allah pengatur alam semesta. Maha berkah Tuhan yang di tangan-Nya kerajaan, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.


5. Doa di Sisi Orang yang hendak Mati (Talqîn)

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ, الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ, يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شّيْءٍ قَدِيْرٌ

Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm, (tiga kali) Alhamdu lillâhi rabbi ‘âlamîn. (tiga kali) Tabârakal ladzî biyadihil mulk, yuhyî wa yumîtu wa huwa ‘alâ kulli syai`in qadîr.

Tidak ada tuhan selain Allah yang maha sabar lagi maha mulia. (tiga kali) Segala puji bagi Allah pengatur alam semesta. (tiga kali) Maha berkah Tuhan yang di tangan-Nya kerajaan, Dia menghidupkan dan mematikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.


6. Men-talqîn-kan Al-Muhtadhir 

Ajari atau talqîn -kan orang yang akan mati supaya dia dapat mengucapkan kalimat berikut:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمُ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ, سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ اْلأَرَضِيْنَ السَّبْعِ, وَمَا فِيْهِنَّ وَمَا بَيْنَهُنَّ وَرَبُّ الْعْرشِ الْعَظِيْمِ, وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm, lâ ilâha illallâhul ‘aliyyul ‘azhîm, subhânallâhi rabbis samâwâtis sab‘i wa rabbil aradhînas sab‘i wa mâ fîhinna wa mâ bainahunna wa rabbil ‘arsyi ‘azhîm, (wa salâmun ‘alal mursalîn) wal hamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn.

Tidak ada tuhan selain Allah yang maha sabar lagi maha mulia, tidak ada tuhan selain Allah yang maha tinggi lagi maha agung. Maha suci Allah pemilik seluruh langit yang tujuh dan pemilik semua bumi yang tujuh, apa yang ada padanya dan apa yang ada di antaranya dan pemilik 'arasy yang agung, (dan salam bagi para utusan) dan segala puji bagi Allah pemilik alam semesta.


Catatan:

Muhtadhir adalah orang yang sedang mengalami sakratul maut yang telah dihadapkan ke arah kiblat dengan ditelentangkan di atas punggungnya yang tunjangnya mengarah ke kiblat yang jika dia didudukkan, maka dadanya dan wajahnya menghadap ke kiblat. Menghadadapkan orang yang hendak meninggal ke arah kiblat adalah wajib, dan ini disebut ihtidhâr yang diambil dari kata hudhûr (hadir).


7. Doa setelah Mewasiatkan Harta

اللَّهُمَّ إِنَّمَا جَعَلْتُ هَذَا لِتَصْرِفَ النَّارَ عَنْ وَجْهِي, وَلِتَصْرِفَ وَجْهِي عَنِ النَّارِ

Allâhumma innamâ ja‘altu hâdzâ litashrifan nâra ‘an wajhî, wa litashrifa wajhî ‘anin nâr.
Ya Allah, sesungguhnya aku telah menjadikan ini (wasiat memberikan sebagian harta) agar Engkau palingkan api neraka dari wajahku, dan agar Engkau memalingkan wajahku dari api neraka.


8. Doa Imam ‘Ali as ketika Hendak Wafatnya

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي الْمَوْتِ, اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي لِقَائِك

Allâhumma bârik lanâ fil maut, allâhumma bârik lî fî liqâ`ik.

Ya Allah, berkahilah kami dalam kematian, ya Allah, berkahi aku dalam pertemuan dengan-Mu.


Dalam Riwayat yang Lain:

اللَّهُمَّ اكْفِنَا عَدُوَّكَ الرَّجِيْمَ, اللَّهُمَّ إِنَّي أُشْهِدُكَ أَنَّكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ, وَأَنَّكَ الْوَاحِدُ الصَّمَدُ, لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَكَ كُفُوًا أَحَدٌ, فَلَكَ الْحَمْدُ عَدَدَ نَعْمَائِكَ لَدَيَّ, وَإِحْسَانِكَ عِنْدِي, فَاغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

Allâhummakfinâ ‘aduwwakar rajîm, allâhumma innî usyhiduka annaka lâ ilâ illâ ant, wa annakal wâhidush shamad, lam yalid wa lam yûlad walam yakun laka kufuwan ahad, falakal hamdu ‘adada na‘mâika ladayy, wa ihsânika ‘indî, faghfir lî warhamnî wa anta khairur râhimîn.

Ya Allah, jagalah kami dari musuh-Mu yang terkutuk. Ya Allah, aku persaksikan kepada-Mu bahwa tidak ada tuhan selain Engkau, dan bahwa Engkau satu yang kepada-Mu bergantung seluruh makhluk, Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan dan tidak ada satu pun yang setara bagi-Mu, kepunyaan-Mu puji dengan sejumlah nikmat-karunia-Mu kepadaku, dan kebaikan-Mu padaku, maka ampuni aku dan kasihilah aku dan Engkau sebaik-baik yang mengasihi.


Kemudian beliau senantiasa mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ, عُدَّةً لِهَذَا الْمَوْقِفِ وَمَا بَعْدَهُ مِنَ الْمَوْقِفِ. اللَّهُمَّ اجْزِ مُحَمَّدًا عَنَّا خَيْرًا وَاجْزِ مُحَمَّدًا عَنَّا خَيْرَ الْجَزَاءِ, وَبَلِّغْهُ مِنَّا أَفْضَلَ السَّلاَمِ. اللَّهُمَّ أَلْحِقْنِي بِهِ, وَلاَ تَحُلْ بَيْنِي وَبَيْنَهُ, إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

Lâ ilâha illallâhu wahdaka lâ syarîka lak, wa anna muhammadan ‘abduka wa rasûluk, ‘uddatan lihâdzal mau-qif wamâ ba‘dahu minal mauqif, allâhummajzi muhammadan ‘annâ khairan wajzi muhammadan ‘annâ khairal jazâ`, wa balligh-hu minnâ afdhalas salâm. Allâhumma alhiqnî bih, wa lâ tahul bainî wa bainah, innaka samî‘ud du‘âi raûfun rahîm.

Tidak ada tuhan selain Allah sendiri tiada sekutu bagi-Mu, dan bahwa Muhammad adalah hamba-Mu dan rasul-Mu, sebagai sandaran untuk keadaan seperti ini dan untuk keadaan-keadaan setelahnya. Ya Allah, balaslah Muhammad dari kami dengan kebaikan (surga) dan balaslah muhammad dari kami dengan sebaik baik balasan, dan sampaikanlah kepadanya seutama-utama salam dari kami. Ya Allah, pertemukanlah aku dengannya, dan janganlah Engkau halangi antara aku dan dia, sesungguhnya Engkau maha mendengar doa, maha pengasih lagi maha penyayang.


Kemudian beliau memandang kepada keluarganya seraya berkata:

حَفِظَكُمُ اللهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتٍ, وَحَفِظَ مِنْكُمْ نَبِيَّكُمْ, وَأَسْتَوْدِعُكُمُ اللهَ, وَأَقْرَأُ عَلَيْكُمُ السَّلاَمَ

Hafizhakumullâhu min ahli bait, wa hafizha minkum nabiyyakum, wa astaudi‘ukumullâh, wa aqra`u ‘alaikumus salâm.

Allah menjaga kalian dari keluarga, dan Dia menjaga Nabi kalian dari kalian, dan aku metitipkan kalian kepada Allah, dan aku sampaikan salam bagi kalian.


Kemudian senantiasa beliau mengucapkan:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ

Lâ ilâha illallâh, muhammadun rasûlullâh.

Tidak ada tuhan selain Allah Muhammad utusan Allah sampai beliau---shalawâtullâhi 'alaihi ---wafat.

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: