Pesan Rahbar

Home » » Shalat Nabi Saw; Shalat-shalat Sunnah Yang Bukan Rawâtib (Ada Do'a Didalamnya)

Shalat Nabi Saw; Shalat-shalat Sunnah Yang Bukan Rawâtib (Ada Do'a Didalamnya)

Written By Unknown on Friday 14 July 2017 | 07:33:00


Shalat-shalat Sunnah yang Bukan Rawâtib

1. Shalat Tasbîh 

Shalat tasbîh empat raka‘at dengan dua kali salâm. Shalat ini disebut shalat tasbîh, sebab pada setiap raka‘atnya ada 75 kali bacaan tasbîh-nya. Shalat ini dinamakan juga shalat Ja‘far, sebab pada awalnya shalat ini merupakan hadiah dari Rasûlullâh saw kepada Ja‘far bin Abî Thâlib ketika dia datang ke Madinah dari Habasyah. Shalat ini bisa dilaksanakan malam atau siang, boleh sering atau jarang.

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص لِجَعْفَرٍ يَا جَعْفَرُ أَ لَا أَمْنَحُكَ أَ لَا أُعْطِيكَ أَ لَا أَحْبُوكَ فَقَالَ لَهُ جَعْفَرٌ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَظَنَّ النَّاسُ أَنَّهُ يُعْطِيهِ ذَهَباً أَوْ فِضَّةً فَتَشَرَّفَ النَّاسُ لِذَلِكَ فَقَالَ لَهُ إِنِّي أُعْطِيكَ شَيْئاً إِنْ أَنْتَ صَنَعْتَهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ كَانَ خَيْراً لَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيهَا وَ إِنْ صَنَعْتَهُ بَيْنَ يَوْمَيْنِ غُفِرَ لَكَ مَا بَيْنَهُمَا أَوْ كُلَّ جُمْعَةٍ أَوْ كُلَّ شَهْرٍ أَوْ كُلَّ سَنَةٍ غُفِرَ لَكَ مَا بَيْنَهُمَا تُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَبْتَدِئُ فَتَقْرَأُ وَ تَقُولُ إِذَا فَرَغْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرُ تَقُولُ ذَلِكَ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً بَعْدَ الْقِرَاءَةِ فَإِذَا رَكَعْتَ قُلْتَهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ مِنَ الرُّكُوعِ قُلْتَهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ فَإِذَا سَجَدْتَ قُلْتَهُ عَشْرَ مَرَّاتٍ فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ مِنَ السُّجُودِ فَقُلْ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ فَإِذَا سَجَدْتَ الثَّانِيَةَ فَقُلْ عَشْرَ مَرَّاتٍ فَإِذَا رَفَعْتَ رَأْسَكَ مِنَ السَّجْدَةِ الثَّانِيَةِ قُلْتَ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَ أَنْتَ قَاعِدٌ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ فَذَلِكَ خَمْسٌ وَ سَبْعُونَ تَسْبِيحَةً فِي كُلِّ رَكْعَةٍ ثَلَاثُمِائَةِ تَسْبِيحَةٍ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَلْفٌ وَ مِائَتَا تَسْبِيحَةٍ وَ تَهْلِيلَةٍ وَ تَكْبِيرَةٍ وَ تَحْمِيدَةٍ إِنْ شِئْتَ صَلَّيْتَهَا بِالنَّهَارِ وَ إِنْ شِئْتَ صَلَّيْتَهَا بِاللَّيْلِ

Abû ‘Abdillâh as berkata: Rasûlullâh saw berkata kepada Ja‘far, “Wahai Ja‘far, maukah aku beri kamu hadiah, maukah aku beri kamu sesuatu." Ja‘far berkata kepadanya, 'Tentu saja yâ Rasûlallâh.' Orang-orang mengira bahwa beliau akan memberinya mas atau perak, maka orang-orang ingin tahu hal itu. Maka beliau berkata kepadanya, "Sungguh aku ingin memberimu sesuatu yang jika kamu mengamalkannya setiap hari, itu lebih baik bagimu dari dunia dan isinya, dan bila kamu mengamalkannya di antara dua hari, niscaya diampuni dosa-dosamu yang ada di antara keduanya, atau pada setiap Jumat, atau pada setiap tahun niscaya diampuni dosa-dosamu yang ada di antaranya, yaitu kamu shalat empat raka‘at, kamu mulai lalu kamu baca (Al-Fâtihah dan sûrah), apabila telah selesai (membaca sûrah), kamu ucapkan: Subhânallâhi walhamdu lillâhi wa lâ ilâha illallâhu wallâhu akbar , 15 kali, apabila kamu ruku‘ kamu mengucapkannya sepuluh kali, apabila kamu telah mengangkat kepalamu dari ruku‘ kamu mengucapkannya sepuluh kali, apabila kamu sujud kamu mengucapkannya sepuluh kali, apabila kamu mengangkat kepalamu dari sujud, maka ucapkan di antara dua sujud sepuluh kali, apabila kamu sujud yang kedua ucapkan sepuluh kali, apabila kamu mengangkat kepalamu dari sujud yang kedua kamu ucapkan sepuluh kami dan kamu dalam keadaan duduk sebelum kamu berdiri, maka yang demikian itu 75 kali tasbíh (subhânallâhi walhamdu lillâhi walâ ilâha illallâhu wallâhu akbar ) pada setiap raka‘atnya, (menjadi) 300 kali tasbíh dalam empat raka‘at, (menjadi) 1200 kali tasbíh (subhânallâh), tahlîl, takbîr dan tahmîd . Jika kamu mau kamu shalat di siang hari, dan jika kamu mau pada malam hari."

وَ فِي رِوَايَةِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ أَبِي الْحَسَنِ ع تَقْرَأُ فِي الْأُولَى إِذَا زُلْزِلَتْ وَ فِي الثَّانِيَةِ وَ الْعَادِيَاتِ وَ فِي الثَّالِثَةِ إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَ فِي الرَّابِعَةِ بِقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ قُلْتُ فَمَا ثَوَابُهَا قَالَ لَوْ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ رَمْلِ عَالِجٍ ذُنُوباً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ثُمَّ نَظَرَ إِلَيَّ فَقَالَ إِنَّمَا ذَلِكَ لَكَ وَ لِأَصْحَابِكَ

Dan dalam riwayat Ibrâhîm bin ‘Abdul Hamîd dari Abû Al-Hasan as, "Kamu baca pada raka‘at pertama (sûrah) Idzâ zulzilat , pada raka‘at kedua Wal ‘âdiyât , pada raka‘at ketiga Idzâ jã`a nashrullâh , dan pada raka‘at keempat Qul huwallâhu ahad ." Saya bertanya, "Apa pahalanya?" Beliau menjawab, "Kalaulah dia itu punya dosa setumpuk butiran pasir, niscaya Allah mengampuninya." Kemudian beliau memandang kepadaku seraya berkata, "Yang demikian itu buat kamu dan sahabat-sahabat kamu."

Dalam riwayat yang lain ditegaskan bahwa shalat tasbîh ini dengan dua kali salam, Rasûlullâh saw berkata kekpada Ja'far bin Abî Thâlib, "Wahai Ja'far,.…lalu kamu tasyahhud dan salâm; kemudian kamu berdiri dan shalat dua raka‘at lagi, kamu lakukan pada keduanya seperti itu, kemudian kamu salâm."


Doa pada Sujud Terakhir 

سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَ الْوَقَارَ, سُبْحَانَ مَنْ تَعَطَّفَ بِالْمَجْدِ وَ تَكَرَّمَ بِهِ, سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنِبَغِي التَّسْبِيْحُ إِلاَّ لَهُ, سُبْحَانَ مَنْ أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عِلْمُهُ, سُبْحَانَ ذِي الْمَنِّ وَ النِّعَمِ, سُبْحَانَ مَنْ ذِي الْقُدْرَةِ وَ الْكَرَمِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَعَاقِدِ العِزِّ مِنْ عَرْشِكَ, وَ مُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِكَ, وَ اسْمِكَ اْلأَعْظَمِ, وَ َلِمَاتِكَ التَّامَّةِ الَّتِي تَمَّتْ صِدْقًا وَ عَدْلاً, صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ, وَ افْعَلْ بِي كَذَا وَ كَذَا

Subhâna man labisal ‘izzi wal waqâr, subhâman ta‘aththafa bil majdi wa takarrama bih, subhâna man lâ yanbaghit tasbîhu illâ lah, subhâna man ahshâ kulla syai`in ‘ilmuh, subhâna dzil manni wan ni‘am, subhâna dzil qudrati wal karam. Allâhumma innî as`aluka bima‘âqidil ‘izzi min ‘arsyik wa muntahar rahmati min kitâbik, wasmikal a‘zham, wa kalimâtikat tâmmatil latî tammat shidqan wa ‘adlan, shalli ‘alâ muhammadin wa ahlibaitihi, waf‘al bî kadzâ wa kadzâ.

Maha suci Tuhan yang mengenakan busana keagungan dan keperkasaan, maha suci Tuhan yang halus dengan kemuliaan dan mulia dengannya, maha suci Tuhan yang tidak patut tasbîh selain bagi-Nya, maha suci Tuhan yang ilmu-Nya menghitung segala sesuatu, maha suci Tuhan yang punya karunia dan kenikmatan, maha suci Tuhan yang punya kekuasaan dan kemuliaan. Ya Allah, sungguh aku meminta kepada-Mu dengan segala ikatan kemuliaan dari sisi singgasana-Mu, kasih yang terujung dari kitab-Mu, nama-Mu yang paling agung dan kalimat-Mu yang sempurna yang telah sempurna kebenaran dan keadilan, curahkanlah shalawat kepada Muhammad dan Ahlulbaitnya, dan lakukanlah denganku begini dan begini.


2. Shalat Istikhârah 

Bila kita hendak melakukan sesuatu, alangkah baiknya kita meminta petunjuk kepada Allah ‘azza wa jalla agar Dia memilihkan yang terbaik untuk kita. Istikhârah atau minta dipilihkan yang baik kepada-Nya itu antara lain dengan cara menunai-kan shalat istikhârah dua raka‘at, dan bacaan sûrahnya apa saja.

Imam Ja‘far Al-Shâdiq as berkata, “Jika salah seorang dari kamu menginginkan sesuatu, maka hendaklah dia shalat dua raka‘at, kemudian dia memuji Allah ‘azza wa jalla, menyampaikan sanjungan kepada-Nya, menyampaikan shalawât bagi Nabi saw dan mengucapkan doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا اْلأَمْرُ خَيْرًا لِي فِي دِيْنِي وَ دُنْيَايَ, فَيَسِّرْهُ لِي, وَ قَدِّرْهُ لِيْ, وَ إِنْ كاَنَ غَيْرَ ذَالِكَ, فَاصْرِفْهُ عَنِّي

Allâhumma in kâna hâdzal amru khairan lî fî dînî wa dun-yây, fayassirhu lî, wa qaddirhu lî, wa in kâna ghaira dzâlika, fashrifhu ‘annî.

Ya Allah, jika perkara ini baik untukku dalam urusan ajaranku dan duniaku, maka mudahkanlah ia buatku dan taqdirkanlah ia bagiku, akan tetapi jika ia tidak demikian, maka palingkan ia dariku.”


3. Shalat Tobat

Shalat tobat atau disebut juga shalâtul awwâbîn (shalat orang-orang yang kembali), dan penduduk kota Kufah menamainya dengan shalat Fâthimah as. Jumlah raka‘atnya empat raka‘at dengan dua kali salâm, pada setiap raka‘atnya membaca Fâ-tihatul Kitâb dan membaca lima puluh (50) kali sûrah Al-Ikhlâsh.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سِنَانٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ع قَالَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ وَ افْتَتَحَ الصَّلَاةَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِتَسْلِيمَةٍ يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ خَمْسِينَ مَرَّةً انْفَتَلَ حِينَ يَنْفَتِلُ وَ لَيْسَ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ ذَنْبٌ إِلَّا غَفَرَ لَهُ

Dari 'Abdullâh bin Sinân dari Abû 'Abdillâh as berkata, “Siapa yang berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat, dia shalat empat raka‘at dan dipisah di antaranya dengan satu salâm, dia baca pada setiap raka‘atnya Fâtihah Al-Kitâb (satu kali) dan Al-Ikhlâsh 50 kali, maka setelah shalat, antara dia dan Allah ‘azza wa jalla sudah tidak ada lagi dosa karena Dia telah mengampuninya.”

Shalat tobat ini ada yang dua raka‘at dan membaca Al-Ikhlâsh 60 kali pada setiap raka‘atnya.


4. Shalat Tobat yang Lain

Dari Anas bin Mâlik berkata: Rasûlullâh saw keluar pada hari Ahad di bulan Dzul Qa'dah, lalu beliau berkata, "Wahai manusia, siapakah di antara kalian yang ingin bertobat?" Kami berkata, "Semuanya kami ingin bertobat wahai Rasûlullâh." Maka beliau saw berkata, "Mandilah, wudhulah dan shalatlah kalian empat raka'at, dan bacalah pada setiap raka'atnya Fâtihatul Kitâb satu kali dan Qul Huwallâhu Ahad tiga kali dan Al-Mu'awwidzatain satu kali, kemuidian ber-istighfâr -lah tujuh puluh kali, lalu tutuplah dengan Lâ haula walâ quwwata illâ billâhil 'aliyyil 'azhîm. Lalu ucapkanlah:

يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَ ذُنُوبَ جَمِيعِ الْمُؤْمِنِينَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.

Yâ 'azîzu yâ ghaffâr, ighfir lî dzunûbî wa dzunûba jamî'al mu`minîna wal mu`minât, fa`innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ ant.

Wahai yang maha perkasa wahai yang maha pengampun, ampunilah dosa-dosaku bagiku dan dosa-dosa kaum yang beriman laki-laki dan perempuan, karena sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.

Kemudian beliau berkata, "Tidak seorang hamba pun dari ummatku yang mengamalkan hal ini melainkan dia diseru dari langit, 'Wahai hamba Allah, mulailah kamu beramal, karena tobatmu diterima dan dosamu diampuni.' Dan satu malak berseru di bawah 'arasy, 'Wahai hambakamu telah diberkahi dan atas keluargamu dan keturunanmu.' Dan penyeru yang lain, 'Wahai hamba, pada hari kiamat para pemeriksamu rela.' Dan malak yang lain berseru, 'Wahai hamba, kamu mati di atas iman dan tidak diambil darimu ajaran, akan diluaskan di dalam kuburmu dan diteranmgkan padanya.' Dan penyeru yang lain berseru, 'Kedua orang tuamu akan senang walau mereka pernah membencimu, dan diampuni kedua orang tuamu, kamu dan anak cucumu, dan kamu dalam keluasan rezeki di dunia dan akhirat.' Dan Jabra`îl berseru, 'Aku yang akan mendatangimu bersama Malakul Maut supaya dia menyayangimu dan supa bekas tidak mengkoyak-koyakkanmu, sesungguhnya ruh keluar dari jasadmu dengan pelan-pelan.'" Kami berkata, "Wahai Rasûlullâh, kalaulah seorang hamba mengucapkan ini di selain bulan ini?" Maka beliau saw berkata, "Semisal yang kusifatkan, hanya saja Jabra`îl mengajariku kalimat-kalimat ini pada hari aku di-isrâ`- kan."


5. Shalat Hajat 

Shalat hajat (kebutuhan) adalah shalat yang dilaksanakan karena kita punya kebutuhan. Shalat hajat itu banyak caranya, dan di bawah ini adalah sebagiannya.

‘Abdurrahmân Al-Qashîr berkata: Saya datang kepada Abû ‘Abdillâh as, kemudian saya berkata, "Kujadikan diriku sebagai tebusanmu, sungguh aku telah membuat suatu doa." Beliau berkata, "Tinggalkan saja doa yang kamu buat itu, jika urusan (kebutuhan) datang kepadamu, maka bersegeralah kepada Rasûlullâh saw dan shalatlah dua raka‘at yang kamu hadiyahkan kepada Rasûlullâh saw." Saya bertanya, "Bagaimana aku harus berbuat?" Beliau berkata, "Kamu mandi dan shalat dua raka‘at, kamu baca doa iftitâh dengannya seperti iftitâh shalat farîdhah, dan kamu tasyahhud seperti tasyahhud shalat farîdhah, apabila kamu telah selesai tasyahhud dan salâm, kamu berdoa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، وَ إِلَيْكَ يَرْجِعُ السَّلاَمُ, اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ، وَ بَلِّغْ رُوْحَ مُحَمَّدٍ مِنِّيَ السَّلاَمَ, وَ أَرْوَاحَ اْلأَئِمَّةِ الصَّادِقِيْنَ سَلاَمِي, وَ ارْدُدْ عَلَيَّ مِنْهُمُ السَّلاَمَ, وَ السَّلاَمُ عَلَيْهِمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ. اللَّهُمَّ إِنَّ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ هَدِيَّةٌ مِنِّي إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ, فَأَثِبْنِي عَلَيْهِمَا مَا أَمَّلْتُ وَ رَجَوْتُ فِيْكَ وَ فِي رَسُولِكَ, يَا وَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ

Allâhumma antas salâm, wa minkas salâm, wa ilaika yarji‘us salâm. Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, wa balligh rûha muhammadin minniyas salâm, wa arwâhal `aimmatish shâdiqîna salâmî, wardud ‘alayya minhumus salâm, wassalâmu ‘alaihim wa rahmatullâhi wa barakâtuh. Allâhumma inna hâtainir rak‘ataini hadiyyatun minnî ilâ rasûlillâh saw, fa atsibnî ‘alaihimâ mâ ammaltu wa rajautu fîka wa fî rasûlik, yâ waliyyal mu`minîn.

Ya Allah, Engkau Al-Salâm, dari-Mu al-salâm dan kepada-Mu kembali al-salâm. Ya Allah, curahkanlah shalawât bagi Muhammad dan keluarga Muhammad, dan sampaikanlah salâm dariku kepada rûh Muhammad, dan kepada arwâh para imam yang benar (sampaikan dariku) salâmku, dan balaskan salâm bagiku dari mereka. Dan salâm bagi mereka, rahmat Allah dan segala berkah-Nya. Ya Allah, sungguh dua raka‘at shalat ini adalah hadiah dariku kepada Rasûlullâh saw, maka balaslah aku atas kedua raka‘at ini apa yang aku cita-citakan dan aku harapkan kepada-Mu dan pada Rasûl-Mu wahai Wali (pemimpin) bagi orang-orang yang beriman. Kemudian kamu sujud dan ucapkan:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ, يَا حَيُّ لاَ يَمُوتُ, يَا حَيُّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ, يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Yâ hayyu yâ qayyûm, ya hayyu lâ yamût, yâ hayyu lâ ilâha illâ ant, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ arhamar râhimîn.

Wahai yang maha hidup, wahai yang mandiri, wahai yang hidup yang tidak mati, wahai yang hidup yang tidak ada tuhan selain Engkau, wahai yang punya keagungan dan kemuliaan, wahai yang maha pengasih dari semua yang mengasihi. (Ucapkan 40 kali)

Kemudian kamu letakkan pipimu yang kanan lalu ucapkanlah pujian tersebut sebanyak 40 kali, kemudian letakkanlah pipimu yang kiri lalu ucapkanlah sebanyak 40 kali, kemudian angkatlah kepalamu dan kamu angkat tanganmu dan kamu ucapkan pujian tersebut sebanyak 40 kali, kemudian kamu kembalikan tanganmu ke lehermu bagian depan dan kamu berlindung dengan (isyarat) jari telunjukmu dan kamu ucapkan pujian tersebut sebanyak 40 kali, kemudian pegang janggutmu dengan tangan kirimu dan menangislah kamu atau pura-pura menangis, dan ucapkanlah:

يَا مُحَمَّدُ يَا رَسُولَ اللهِ, أَشْكُو إِلَى اللهِ وَ إِلَيْكَ حَاجَتِي, وَ إِلَى أَهْلِ بَيْتِكَ الرَّاشِدِيْنَ حَاجَتِي, وَ بِكُمْ أَتَوَجَّهُ إِلَى اللهِ فِي حَاجَتِي.

Yâ muhammadu yâ rasûlallâh, asykû ilallâhi wa ilaika hâjatî, wa ilâ ahli baitikar râsyidîna hâjatî, wa bikum atawajjahu ilallâhi fi hâjatî.

Wahai Muhammad wahai Rasûlullâh, aku mengadukan hajatku kepada Allah dan kepada-Mu, dan kepada Ahlulbaitmu yang benar (kuadukan) hajatku, dan dengan kalian aku menghadap kepada Allah dalam memohon kebutuhanku. Kemudian kamu sujud dan ucapkanlah: Yâ Allâh, yâ Allâh sampai terputus nafasmu. Lalu ucapkanlah:

صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ, وَ افْعَلْ بِي كَذَا وَ كَذَا

Shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, waf‘al bi kadzâ wa kadzâ.

Curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarga Muhammad dan lakukanlah terhadapku begitu dan begini (ganti dengan doa yang kita ingikan)."

Abû ‘Abdillâh as berkata, "Aku jamin atas (nama) Allah ‘azza wa jalla bahwa tidak bakal lama kebutuhan kamu itu akan dipenuhi."


6. Shalat Hajat

Diceritakan di dalam kitab Da‘awât Al-Râwandi bahwa Imam ‘Ali Zainul ‘Âbidîn as melewati seorang lelaki yang sedang duduk di depan pintu rumah seseorang, lalu beliau berkata kepadanya, “Mengapa kamu duduk di depan pintu rumah orang yang hidup mewah dan angkuh ini?” Dia berkata, “Karena kemiskinan.” Beliau berkata, “Berdirilah, akan kutunjuki kamu kepada pintu yang lebih baik dari pintunya dan kepada Tuhan yang lebih baik darinya.” Kemudian beliau membawanya ke Masjid Nabi saw, lalu beliau berkata, “Menghadaplah kamu ke kiblat, lalu dirikanlah shalat dua raka‘at, kemudian angkatlah kedua tanganmu, berdoalah kepada Allah ‘azza wa jalla, (caranya) pujilah Dia, sampaikanlah shalawât bagi Rasul-Nya, kemudian bacalah olehmu akhir sûrah Al-Hasyr (ayat 21–24), enam ayat dari awal sûrah Al-Hadîd (ayat 1-6) dan dua ayat dari sûrah Ãli ‘Imrân (ayat 26 dan 27 atau ayat 18 dan 26), kemudian mintalah kamu kepada Allah, karena sesungguhnya kamu tidak meminta sesuatu, melainkan Dia akan memberimu.”


7. Shalat Hajat

Imam Ja‘far Al-Shâdiq as mengatakan tentang orang yang disedihkan oleh suatu urusan atau dia menginginkan hajat (kebutuhan) beliau berkata, "Dia shalat dua raka‘at, dia baca pada salah satunya (raka‘at pertama) Qul huwallâhu ahad seribu kali dan pada raka‘at yang lain satu kali, kemudian dia minta hajatnya."


8. Shalat Hajat 

Al-Hasan bin Shâlih berkata: Saya telah mendengar Abû ‘Abdillâh as mengatakan, "Siapa yang berwudhu lantas dia membaguskan wudhunya, dan dia shalat dua raka‘at lalu dia menyempurnakan ruku‘nya dan sujudnya, kemudian dia duduk, lantas dia memuji Allah ‘azza wa jalla dan bershalawât untuk Rasûlullâh saw, kemudian dia meminta kebutuhannya kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah mencari yang baik dalam sangkaannya, dan siapa yang mencari yang baik dalam sangkaannya, niscaya dia tidak akan hampa."


9. Shalat Hajat 

Dari Ismâ‘il bin Al-Arqath---dan ibunya adalah saudara perempuan Abû ‘Abdillâh as---dia berkata: Saya sakit di bulan Ramadhân dengan sakit yang keras sehingga saya merasa berat. Pada suatu malam Banî Hâsyim pada kumpul untuk melayat jenazah dan mereka mengira bahwa aku telah menjadi mayit, ibuku begitu keluh kesahnya menangisi diriku, kemudian Abû ‘Abdillâh as pamanku berkata kepadanya, "Naiklah kamu ke atas rumah lalu tampakkanlah kamu ke langit dan shalatlah dua raka‘at, maka apabila kamu telah salâm, ucapkanlah olehmu:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ وَهَبْتَهُ لِي وَ لَمْ يَكُ شَيْئًا. اللَّهُمَّ وَ إِنِّي أَسْتَوْهِبُكَهُ مُبْتَدِئًا فَأَعِرْنِيْهِ

Allâhumma innaka wahabtahu lî walam yaku syai`â. Allâhumma wa innî astauhibukahu mubtadi`an fa`a‘irnîh.

Ya Allah, sungguh Engkau telah memberikannya kepadaku dan ketika itu dia belum menjadi sesuatu. Ya Allah, dan sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dia diberikan lagi, maka pinjamkanlah dia kepadaku."

Maka setetelah ibuku melakukan hal itu, aku sadar dan bisa duduk, dan mereka menyerukan untuk makan sahur dengan harîsah (bubur yang dimasak dengan daging), lalu mereka makan sahur dengannya dan aku pun makan sahur bersama mereka.


10. Shalat Hajat 

Dari Syarahbîl Al-Kindi, dari Abû Ja‘far as beliau berkata, "Apabila kamu menginginkan suatu urusan yang kamu memintanya kepada Tuhanmu, maka wudhulah dan perbagus wudhu itu, kemudian shalatlah dua raka‘at, agungkanlah Allah dan sampaikanlah shalawât bagi Nabi saw, dan ucapkanlah setelah taslîm:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ مَلِكٌ, وَ أَنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ مُقْتَدِرٌ, وَ بِِأَنَّكَ مَا تَشَاءُ مِنْ أَمْرٍ يَكُنْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ. يَا مُحَمَّدُ يَا رَسُولَ اللهِ, إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ إِلَى اللهِ رَبِّكَ وَ رَبِّي لِيُنْجِحَ لِي طَلِبَتِي. اللَّهُمَّ بِنَبِيِّكَ أَنْجِحْ لِي طَلِبَتِي بِمُحَمَّدٍ

Allâhumma innî as`aluka biannaka malik, wa annaka ‘alâ kulli syai`in qadîrun muqtadir, wa biannaka mâ tasyâ`u min amrin yakun. Allâhumma innî atawajjahu ilaika binabiyyika muhammadin nabiyyir rahmati shallallâhu ‘alaihi wa ãlih. Yâ muhammadu yâ rasûlallâh, innî atawajjahu bika ilallâhi rabbika wa rabbî liyunjiha lî thalibatî. Allâhumma binabiyyika anjih lî thalibatî bimuhammad.

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu bahwa Engkau-lah raja, dan bahwa Engkau maha kuasa lagi menentukan takdir, dan bahwa apa yang Engkau kehendaki dari suatu perkara pasti terjadi. Ya Allah, sungguh aku menghadap (tawajjuh ) kepada-Mu dengan Nabi-Mu Muhammad Nabi kasih-sayang saw. Wahai Muhammad wahai Rasûlullâh, sungguh denganmu aku menghadap kepada Allah Tuhanmu dan Tuhanku supaya Dia meluluskan kebutuhanku. Ya Allah, dengan Nabi-Mu penuhilah bagiku kebutuhanku dengan Muhammad. Kemudian mintalah kebutuhanmu."


11. Shalat Hajat 

Dari Shafwân bin Yahyâ dan Muhammad bin Sahl dari guru mereka berdua dari Abû ‘Abdillâh as berkata, "Apabila kamu punya kebutuhan yang penting (mendesak) kepada Allah ‘azza wa jalla, maka puasalah tiga hari berturut-turut: Rabu, Kamis dan Jumat, apabila hari Jumat telah tiba--insyâ` Allâh ta‘âlâ, mandilah dan pakailah baju yang baru, kemudian naiklah ke tempat yang paling tinggi dari rumahmu, shalatlah di sana dua raka‘at, dan angkatlah kedua tanganmu ke langit, lalu ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إِنِّي حَلَلْتُ بِسَاحَتِكَ لِمَعْرِفَتِي بِوَحْدَانِيَّتِكَ وَ صَمَدَانِيِّتِكَ, وَ أَنَّهُ لاَ قَادِرَ عَلَى حَاجَتِي غَيْرُكَ, وَ قَدْ عَلِمْتُ يَا رَبِّ أَنَّهُ كُلَّمَا تَظَاهَرَتْ نِعْمَتُكَ عَلَيَّ اشْتَدَّتْ فَاقَتِي إِلَيْكَ, وَ قَدْ طَرَقَنِي هَمُّ كَذَا وَ كَذَا وَ أَنْتَ بِكَشْفِهِ عَالِمٌ غَيْرُ مُعَلَّمٍ, وَاسِعٌ غَيْرُ مُتَكَلِّفٍ, فَأَسْأَلُكَ بِسْمِكَ الَّذِي وَضَعْتَهُ عَلَى الْجِبَالِ فَنُسِفَتْ, وَ وَضَعْتَهُ عَلَى السَّمَاءِ فَانْشَقَّتْ, وَ عَلَى النُّجُومِ فَانْتَثَرَتْ, وَ عَلَى اْلأَرْضِ فَسُطِحَتْ. وَ أَسْأَلُكَ بِالْحَقِّ الَّذِي جَعَلْتَهُ عِنْدَ مُحَّمَّدٍ وَ اْلأَئِمَّةِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ: عَلِيٍّ وَ الْحَسَنِ وَ الْحُسَيْنِ, وَ عَلِيِّ بْنِ الْحُسَيْنِ, وَ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ, وَ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ, وَ مُوسَى بْنِ جَعْفَرٍ, وَ عَلِيِّ بْنِ مُحَمَّدٍ, وَ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ, وَ الْحُجَّةِ بْنِ الْحَسَنِ, أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ أَهْلِ بَيْتِهِ, وَ أَنْ تَقْضِيَ حَاجَتِي, وَ أَنْ تُيَسِّرَ لِي عَسِيْرَهَا, وَ تَكْفِيَنِي مُهِمَّهَا, فَإِنْ فَعَلْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ, وَ إِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَلَكَ الْحَمْدُ, غَيْرَ جَائِرٍ فِي حُكْمِكَ, وَ لاَ مُتَّهَمٍ فِي قَضَائِكَ, وَ لاَ حَائِفٍ فِي عَدْلِكَ

Allâhumma innî halaltu bisâhatika lima‘rifatî biwahdâniyyatika wa shamadâniyyatik, wa annahu lâ qâdira ‘alâ hâjatî ghairuk, wa qad ‘alimtu yå rabbi annhu kullamâ tazhâharat ni‘matuka ‘alayyasytaddat fâqatî ilaik, wa qad tharaqanî hammu kadzâ wa kadzâ wa anta bikasyfihi ‘âlimun ghairu mu‘allam, wâsi‘un ghairu mutakallif, fa`as`aluka bismikal ladzî wadha‘tahu ‘alal jibâli fanusifat, wa wadha‘tahu ‘alas samâ`i fansyaqqat, wa ‘alan nujûmi fantatsarat, wa ‘alal ardhi fasuthihat. Wa as`aluka bilhaqqil ladzî ja‘altahu ‘inda muhammadin wal a`immati ‘alaihimus salâm: ‘aliyyin wal hasani wal husaini, wa ‘aliyyibni husain, wa muhammadibni ‘aliyy, wa ja‘faribni muhammad, wa mûsabni ja‘far, wa ‘aliyyibni mûsâ, wa muhammadibni ‘aliyy, wa ‘aliyyibni muhammad, wal hasanibni ‘aliyy, wal hujjatibni hasan, an tushalliya ‘alâ muhammadin wa ahli baitih, wa an taqdhiya hâjatî, wa an tuyassira lî ‘asîrahâ, wa takfiyanî muhimmahâ, fa`in fa‘alta falakal hamd, wa`in lam taf‘al falakal hamd, ghaira jâ`irin fî hukmik, walâ muttahamin fî qadhâ`ik, walâ hâ`ifin fî ‘adlik.

Ya Allah, aku berada di halaman-Mu, karena pengenalanku kepada ketunggalan-Mu dan ketergantungan segala sesuatu kepada-Mu, dan bahwa tidak ada yang kuasa untuk memenuhi kebutuhanku selain Engkau, dan sungguh aku tahu wahai Tuhanku bahwa setiap kali tampak nikmat-Mu atasku menjadi sangatlah kebutuhanku kepada-Mu, dan sungguh telah mengetukku kebutuhan begitu dan begini sedangkan Engkau yang memenuhinya maha tahu dengan tidak diberi tahu, maha luas dengan tidak terbebani, maka aku memohon kepada-Mu dengan nama-Mu yang Engkau letakkan pada gunung-gunung lalu gunung-gunung itu menjadi hancur, Engkau letakkan pada langit lalu ia terbelah, pada bintang-bintang lalu menjadi berserakan, dan pada bumi lalu dihamparkan. Dan aku memohon kepada-Mu dengan hak yang Engkau telah menjadikannya di sisi Muhammad dan para imam as: ‘Ali, Hasan, Husain, ‘Ali bin Husain, Muhammad bin ‘Ali, Ja‘far bin Muhammad, Mûsâ bin Ja‘far, ‘Ali bin Mûsâ, Muhammad bin ‘Ali, ‘Ali bin Muhammad, Hasan bin ‘Ali dan Al-Hujjah bin Hasan, yaitu. Engkau mencurahkan shalawât kepada Muhammad dan Ahlulbaitnya, Engkau menunaikan kebutuhanku, Engkau memudahkan bagiku yang sulitnya, Engkau mencukupiku yang mendesaknya, jika Engkau melakukan maka bagi-Mu segala puji, dan apabila tidak Engkau melakukan maka bagi-Mu segala puji, dengan tidak zalim dalam hukum-Mu, tidak dituduh menyimpang dalam keputusan-Mu, dan tidak lalim dalam keadilan-Mu.
Lalu tempelkan pipimu ke tanah sambil kamu mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنَّ يُونُسَ بْنَ مَتَّى عَبْدَكَ دَعَاكَ فِي بَطْنِ الْحُوْتِ وَ هُوَ عَبْدُكَ فَاسْتَجَبْتَ لَهُ, وَ أَنَا عَبْدُكَ أَدْعُوكَ فَاسْتَجِبْ لِي

Allâhumma inna yûnusabna mattâ ‘abdaka da‘âka fî bathnil hûti wa huwa ‘abduka fastajabta lah, wa ana ‘abduka ad‘ûka fastajib lî.

Ya Allah, sesungguhnya Yûnus bin Mattâ hamba-Mu berdoa kepada-Mu di dalam perut ikan dan dia adalah hamba-Mu lalu Engkau mengabulkan doanya, dan aku (juga) hamba-Mu aku berdoa kepada-Mu maka kabulkanlah doaku. "

Kemudian Abû ‘Abdillâh as berkata, "Ketika aku punya kebutuhan aku berdoa dengan doa ini, lalu aku kembali dan kebutuhan telah dipenuhi."


12. Shalat Syukur 

Dari Hârûn bin Khârijah, dari Abû ‘Abdillâh as beliau berkata, "Apabila Allah memberikan karunia kepadamu dengan suatu kenikmatan, maka shalatlah dua raka‘at, kamu baca pada raka‘at pertama Fâtihatul Kitâb dan Qul huwallâhu ahad, dan kamu baca pada raka‘at kedua Fâtihatul Kitâb dan Qul yâ ayyuhal kâfirûn, kamu baca pada raka‘at pertama dalam ruku‘mu dan sujudmu:

الْحَمْدُ للهِ شُكْرًا شُكْرًا وَ حَمْدًا

Alhamdu lillâhi syukran-syukran wa hamdâ.

Segala puji punya Allah dengan syukur dengan syukur dan dengan pujian.


Dan kamu ucapkan pada raka‘at kedua di dalam ruku‘mu dan sujudmu:

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي اسْتَجَابَ دُعَائِي وَ أَعْطَانِي مَسْأَلَتِي

Alhamdu lillâhil ladzistajâba du‘â`î wa a‘thânî mas`alatî.
Segala puji bagi Allah yang telah mengabulkan doaku dan telah memberikan kepadaku permintaanku."


13. Shalat Ghufailah

Ghufailah (lalai kecil) adalah saat yang umumnya manusia lalai, waktu shalat ghufailah antara shalat maghrib dan ‘isya.

Rasûlullâh saw berkata, “Lakukan olehmu shalat nâfilah pada saat ghaflah (lalai) walaupun dengan dua raka‘at yang ringan, sebab kedua raka‘at itu akan mewariskan negeri kemuliaan (surga).”

Shalat ghufailah ini dua raka‘at, dan pada raka‘at pertama setelah membaca sûrah Al-Fâtihah baca ayat berikut:

وَ ذَا النُّوْنِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ, فَنَادَى فِي الظُّلَمَاتِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ, فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَ كَذَالِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِيْنَ

Wa dzan nûni idz dzahaba mughâdhiban fazhanna an lan naqdira ‘alaih, fanâdâ fizh zhulumâti an lâ ilâha illâ anta subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn, fastajabnâ lahu wa najjainâhu minal ghammi wa kadzâlikal nunjil mu`minîn.

Dan Dzun Nûn (Yûnus as) ketika dia pergi dalam keadaan marah, dia menyangka bahwa Kami tidak akan menguasainya, lalu dia menyeru dalam beberapa kegelapan, yaitu tidak ada tuhan selain Engkau maha suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang yang zalim. Kemudian Kami mengabulkannya dan menyelamatkannya dari kesulitan dan begitulah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Pada raka‘at kedua setelah Al-Fâtihah membaca ayat:

وَ عِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ, وَ يَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ وَ مَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا, وَ لاَ حَبَّةٍ في ظُلُمَاتِ اْلأَرْضِ وَ لاَ رَطْبٍ وَ لاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُبِيْنٍ

Wa ‘indahu mafâtihul ghaibi lâ ya‘lamuhâ illâ huw, wa ya‘lamu mâ fil barri wal bahri wa mâ tasquthu min waraqatin illâ ya‘lamuhâ, wa lâ habbatin fî zhulumâtil ardhi wa lâ rathbin wa lâ yâbisin illâ fî kitâbin mubîn.

Dan di sisi-Nya kunci-kunci keghaiban tidak ada yang mengetahuinya selain Dia, Dia mengetahui yang ada di daratan dan lautan dan tidak jatuh sehelai daun pun melainkan Dia mengetahuinya, tidak satu butir pasir pun yang berada dalam kegelapan bumi, tidak yang basah dan tidak yang kering melainkan tertera dalam kitab yang nyata.

Setelah itu baca doa qunût sebagi berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَفاتِحِ الْغَيْبِ الَّتِي لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَأَنْ تَفْعَلَ بِي كَذا وَ كَذا

Allâhumma innî as`aluka bimafâtihil ghaibil latî lâ ya‘lamuhâ illâ anta an tushalliya ‘alâ muhammadin wa ãlihi wa an taf‘ala bî kadzâ wa kadzâ.

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dengan kunci-kunci kegaiban yang tidak diketahuinya selain oleh-Mu, curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarganya, dan lakukanlah terhadapku begini dan begini. (Kalimat dan lakukan terhadapku begitu dan begini, ganti dengan doa yang kita inginkan dengan bahasa apa saja).

Kemudian setelah berdoa yang kita suka, bacalah doa di bawah ini:

اللَّهُمَّ أَنْتَ وَلِيُّ نِعْمَتِي، وَ الْقَادِرُ عَلَى طَلِبَتِي، تَعْلَمُ حَاجَتِي، فَأَسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ, عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ لَمَّا قَضَيْتَهَا لِي

Allâhumma anta waliyyu ni‘matî, wal qâdiru ‘alâ thalibatî, ta‘lamu hâjatî, fa as`aluka bihaqqi muhammadin wa ãlih, ‘alaihi wa ‘alaihimus salâmu lammâ qadhaitahâ lî.
Ya Allah, Engkau yang mengatur karunia kepadaku dan yang berkuasa atas permintaanku, Engkau tahu akan kebutuhanku, maka aku memohon kerpada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarganya-–kepadanya dan kepada mereka tercurahlah salâm–-adalah suatu keniscayaan Engkau kabulkan doaku. (Lantas berdoa lagi dengan doa yang kita inginkan). Kemudian ruku‘ dan seterusnya.

Telah diriwayatkan bahwa siapa yang menunaikan shalat ghufailah ini, dan dia memohon kepada Allah ‘azza wa jalla akan kebutuhannya, niscaya Allah memberinya apa yang dia minta, insyâ` Allâh.


14. Shalat ‘Usrah (Ketika Ditimpa oleh Kesulitan)

Apabila seseorang ditimpa oleh kesulitan dalam suatu urusan, maka di antara usaha untuk menghilangkan kesulitan tersebut adalah dengan menunaikan shalat ‘usrah , yaitu shalat yang dilaksanakan ketika mendapatkan kesulitan.

Imam Ja‘far Al-Shâdiq as berkata, “Apabila suatu perkara menyulitkan dirimu, maka shalatlah ketika zawâl (segera setelah matahari tergelincir) dua raka‘at, kamu baca pada raka‘at pertama Fâtihah Al-Kitâb, Qul huwallâh dan Innâ fatahnâ laka fathan mubînan sampai ayat wa yanshurakallâhu nashran ‘azîzâ. (Al-Fat-h 48/1-3) Dan pada raka‘at kedua baca Fâtihah Al-Kitâb dan Alam nasyrah laka shadrak (sûrah Al-Insyirâh), dan aku telah melaksanakan shalat ini.”


15. Shalat untuk Membalas Kejahatan Orang 

Jika kita dizalimi orang dan kita mengharapkan Allah ‘azza wa jalla membalaskannya untuk kita, maka mandilah, lalu dirikanlah shalat dua raka‘at di bawah langit. Setelah shalat, berdoalah dengan doa berikut.

اللَّهُمَّ إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فَلاَنٍ قَدْ ظَلَمَنِي, وَ لَيْسَ لِي أَحَدٌ أَصُوْلُ بِهِ عَلَيْهِ غَيْرُكَ, فَاسْتَوْفِ لِيْ ظُلاَمَتِي, السَّاعَةَ السَّاعَةَ, بِاْلإِسْمِ الَّذِي إِذَا سَأَلَكَ بِهِ الْمُضْطَرُّ أَجَبْتَهُ فَكَشَفْتَ مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ, وَ مَكَّنْتَ لَهُ فِي اْلأَرْضِ, وَ جَعَلْتَهُ خَلِيْفَتَكَ عَلَى خَلْقِكَ, فَأَسْأَلُكَ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ, وَ أَنْ تَسْتَوْفِيَ ظُلاَمَتِي, السَّاعَةَ السَّاعَةَ

Allâhumma inna fulâna bna fulân (ganti dengan nama-nya dan nama bapaknya) qad zhalamanî, wa laisa lî ahadun ashûlu bihi ‘alaihi ghairuk, fastaufi lî zhulâmatî assâ‘ata assâ‘ah, bil ismil ladzî idzâ sa`alaka bihil mudhtharru ajabtahu fakasyafta mâ bihi min dhurr, wa makkanta lahu fil ardh, wa ja‘altahu khalîfataka ‘alâ khalqik, fa as`aluka an tushalliya ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, wa an tastaufiya zhulâmatî, assâ-‘ata assâ‘ah.

Ya Allah, sesungguhnya si Fulân bin/binta si Fulân (ganti dengan namanya dan nama bapaknya) telah menzalimiku, dan aku tidak punya seorang pun yang dengannya aku sergap dia selain Engkau, maka sempurnakan untukku balasan kezalimannya terhadapku pada saat ini juga pada saat ini juga, dengan nama yang jika orang yang terpaksa meminta kepada-Mu, niscaya Engkau mengabulkannya lalu Engkau lenyapkan kesulitan yang menimpanya, Engkau tempatkan baginya di bumi, dan Engkau jadikan dia khalîfah-Mu bagi makhluk-Mu, maka aku memohon kepada-Mu Engkau mencurahkan rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan Engkau balaskan kezaliman terhadapku pada saat ini, pada saat ini.


16. Shalat Istisqâ` 

Shalat istisqâ` adalah shalat minta hujan sebanyak dua raka‘at. Dan di antara penyebab tidak turun hujan adalah karena keputusan para hakim atau para penguasa yang tidak adil.

Abû ‘Abdillâh as berkata, “Dan jika para penguasa berlaku zalim dalam keputusannya, niscaya hujan dari langit akan ditahan.”

Shalat Istisqâ` seperti shalat ‘îd, dilaksanakan di lapang atau di tempat yang terbuka, tidak di dalam masjid selain Al-Masjid Al-Haram, dan sebaiknya diselenggarakan pada hari Senin.


Pegangan Imam dan Khatib

Kemudian dia keluar ke lapang dengan berjalan kaki, setelah sampai di tempat shalat, shalatlah dua raka‘at tanpa adzân dan iqâmah . Adapun bacaan sûrahnya dikeraskan, lalu imam naik mimbar untuk menyampaikan khotbah, apabila dia memakai selendang, maka hendaklah dia membalikkan yang dari sebelah kanan ke kiri, dan yang dari sebelah kiri ke kanan.

Kemudian dia menghadap ke kiblat, lalu baca takbîr 100 kali dengan suara yang tinggi, lantas berpaling ke kanan dan baca tasbîh 100 kali dengan suara yang tinggi, kemudian berpaling ke kiri dan baca tahlîl 100 kali dengan suara yang tinggi, kemudian menghadap kepada manusia (jama‘ah) dengan wajahnya dan baca tahmîd 100 kali dengan suara yang tinggi, kemudian mengangkat kedua tangannya untuk berdoa dan berdoa pula jama‘ah yang hadir dengan mengeraskan suaranya, maka sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla tidak akan menghampakan, insyâ` Allâh ta‘âlâ.


Doa Minta Hujan 

Dalam kitab Man Lâ Yahdhuruhu Al-Faqîh volume 1/527 disebutkan bahwa Rasûlullâh saw apabola meminta hujan, beliau berdoa dengan doa berikut ini:

اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَ بَهَائِمَكَ، وَ انْشُرْ رَحْمَتَكَ وَ أَحْيِ بِلاَدَكَ الْمَيْتَةَ

Allâhummasqi ‘ibâdaka wa bahâ`imak, wansyur rahmataka wa ahyi bilâdakal maitah.
Ya Allah, berilah air hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang-Mu, bentangkanlah kasih-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati. (Beliau mengulangi doa tersebut sampai tiga kali).


17. Shalat Hadiah untuk Mayit

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص لَا يَأْتِي عَلَى الْمَيِّتِ سَاعَةٌ أَشَدُّ مِنْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ فَارْحَمُوا مَوْتَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَلْيُصَلِّ أَحَدُكُمْ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ مَرَّةً وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ مَرَّتَيْنِ وَ فِي الثَّانِيَةِ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً وَ أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ عَشْرَ مَرَّاتٍ وَ يُسَلِّمُ وَ يَقُولُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ ابْعَثْ ثَوَابَهَا إِلَى قَبْرِ ذَلِكَ الْمَيِّتِ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ فَيَبْعَثُ اللَّهُ مِنْ سَاعَتِهِ أَلْفَ مَلَكٍ إِلَى قَبْرِهِ مَعَ كُلِّ مَلَكٍ ثَوْبٌ وَ حُلَّةٌ وَ يُوَسَّعُ قَبْرُهُ مِنَ الضِّيقِ إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ وَ يُعْطَى الْمُصَلِّي بِعَدَدِ مَا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ حَسَنَاتٍ وَ تُرْفَعُ لَهُ أَرْبَعُونَ دَرَجَةً

Dari Hudzaifah bin Al-Yamân berkata: Rasûlullâh saw telah berkata, "Tidak datang kepada mayyit satu saat yang sangat keras selain dari awal malam (dikuburkan), maka sayangilah mautâkum (orang-orang yang telah meninggal dunia di antara kamu) dengan sedekah, maka jika kalian tidak mendapatkan (harta untuk disedekahkan) hendaklah shalat salah seorang dari kamu shalat dua raka'at; dia baca pada raka'at pertama Fâtihatul Kitâb satu kali dan (sûrah) Qul Huwallâhu Ahad dua kali. Dan pada raka'at kedua Fâtihatul Kitâb satu kali dan (sûrah) Alhâkumut Takâtsur sebanyak sepuluh kali, setelah taslîm (mengucap salâm), dia mengucapkan: Allâhumma shalli 'alâ muhammadin wa ãli muhammad, wab'ats tsawâbahâ ilâ qabri dzâlikal mayyit Fulânibni Fulân (Ya Allah, curahkanlah shalawât bagi Muhammad dan keluarga Muhammad, dan sampaikanlah pahalanya ke kubur mayyit itu…..). Maka pada saat itu juga Allah mengutus seribu malak ke kuburnya, bersama setiap malak ada busana dan perhiasan, dan dia meluaskan kuburnya dari kesempitan sampai terompet (sangkakala) ditiup, dan kepada orang yang mendirikan shalat diberikan dengan sejumlah kebaikan yang matahari terbit atasnya, dan diangkatkan baginya empat puluh derajat."

Dalam riwayat yang lain, shalat hadiah untuk mayit ini pada raka‘at pertama baca Fâtihah Al-Kitâb dan Ayat Kursi, dan pada raka‘at kedua baca Fâtihah Al-Kitâb dan sûrah Al-Qadr 10 kali, lalu setelah salâm ucapkanlah: Allâhumma shalli ‘alâ muhammadin wa ãli muhammad, wab‘ats tsawâbahâ ilâ qabri… (sebutkan namanya).

Shalat ini dilaksanakan pada waktu malam setelah shalat maghrib pada malam pertama setelah jenazah dikuburkan.


18. Shalat Hadiah kepada Nabi saw, Fâthimah dan para Imam

Pada hari Jumat shalat hadiah 8 raka‘at, salâm pada setiap dua raka‘at, 4 darinya dihadiahkan kepada Rasûlullâh saw dan 4 dihadiahkan kepada Fâthimah Al-Zahrâ` as.

Pada hari Sabtu 4 raka‘at dihadiahkan kepada Amîrul Mu`minîn as. Seperti itu pula pada setiap hari dihadiahkan kepada seorang imam hingga hari Kamis 4 raka‘at dihadiahkan kepada Imam Ja‘far bin Muhammad as.

Kemudian pada hari Jumat lagi 8 raka‘at, 4 dihadiahkan kepada Nabi saw dan 4 dihadiahkan kepada Fâthimah as.

Pada hari Sabtunya 4 raka‘at dihadiahkan kepada Imam Mûsâ bin Ja‘far as. Kemudian seperti itu sampai hari Kamis 4 raka‘at dihadiahkan kepada Shâhibuz Zamân as. Dan berdoa di antara setiap dua raka‘at darinya dengan doa berikut:

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَ مِنْكَ السَّلاَمُ، وَ إِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ، حَيِّنَا رَبَّنَا مِنْكَ بِالسَّلاَمِ, اللَّهُمَّ إِنَّ هَذِهِ الرَّكَعَاتِ هَدِيَّةٌ مِنَّا إِلَى وَلِيِّكَ....فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ إِيَّاهَا، وَأَعْطِنِي أَفْضَلَ أَمَلِي وَ رَجَائِي فِيْكَ وَفِي رَسُوْلِكَ, صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ آلِهِ

Allâhumma antas salâm, wa minkas salâm, wa ilaika ya‘ûdus salâm, hayyinâ rabbanâ minka bis salâm. Allahumma inna hâdzihir raka‘âti hadiyyatun minnâ ilâ waliyyika (sebut nama yang dikirimi hadiah), fashalli ‘alâ muhammadin wa ãlihi, wa ballighhu iyyâhâ, wa a‘thinî afdhala amalî wa rajâ`î fîka wa fî rasûlik, shalawâtuka ‘alaihi wa ãlih.

Ya Allah, Engkaulah Al-Salâm, dari-Mu al-salâm, kepada-Mu kembali al-salâm, muliakanlah kami wahai Tuhan kami dengan al-salâm. Ya Allah, raka‘at-raka‘at shalat ini hadiah dari kami kepada kekasih-Mu (sebut namanya), maka curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarganya dan sampaikanlah kepadanya akan shalat tersebut, dan berikanlah kepada kami seutama-utama apa yang kami cita-citakan dan yang kami harapkan kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu, shalawât-Mu baginya dan keluarganya.


19. Shalat Wasiat

Shalat ini dua raka‘at dilaksanakan antara shalat maghrib dan ‘isya. Pada raka‘at pertama setelah Al-Fâtihah baca 13 kali sûrah Al-Zilzâl, dan pada raka‘at kedua setelah Al-Fâtihah baca 15 kali sûrah Al-Ikhlâsh.

Telah diriwayatkan dari Imam Ja‘far Al-Shâdiq as dari Rasûlullâh saw beliau berkata, “Aku wasiatkan kepada kamu dua raka‘at (shalat) antara dua ‘isya (maghrib dan ‘isya)-–sampai beliau mengatakan-–siapa yang melaksanakan shalat ini pada setiap bulan, dia akan termasuk orang yang beriman, siapa yang melaksanakannya setiap tahun, dia termasuk di antara orang-orang yang berbuat kebaikan, siapa yang melaksanakannya setiap Jumat, dia termasuk di antara orang yang ikhlas, dan siapa yang melaksanakannya setiap malam, dia bersamaku di surga, dan tidak ada yang dapat menghitung pahalanya selain Allah yang maha tinggi.”


20. Shalat Al-Ghadîr

Shalat ini dilaksanakan pada tanggal 18 Dzulhijjah ketika tergelincir matahari sebanyak dua raka‘at. Dan pada setiap raka‘atnya membaca sûrah Al-Hamdu dan 10 kali sûrah Qul huwallâhu ahad, 10 kali Ayat Kursi dan 10 kali sûrah Innâ anzalnâhu (Al-Qadr).


21. Shalat Awal Tahun Hijrah 

Dalam Mustadrak Al-Wasâ`il jilid 6/379 bab anjuran shalat pada awal bulan Muharram dengan isnâd -nya kepada Muhammad bin Fudhail Al-Shairafi berkata: Telah menyampaikan hadîts kepada kami ‘Ali bin Mûsâ Al-Ridhâ as dari ayahnya dari kakeknya dari ayah-ayahnya berkata, "Adalah Rasûlullâh saw shalat dua raka‘at pada awal hari dari Muharram, maka apabila beliau selesai (shalat), beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa tiga kali dengan doa ini:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلإِلَهُ الْقَدِيْمُ, وَ هَذِهِ سَنَةٌ جَدِيْدَةٌ, فَأَسْأَلُكَ فِيْهَا الْعِصْمَةَ مِنَ الْشَّيْطَانِ, وَ الْقُوَّةَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ, وَ اْلإِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِي إِلَيْكَ. يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ, يَا عِمَادَ مَنْ لاَ عِمَادَ لَهُ, يَا ذَخِيْرَةَ مَنْ لاَ ذَخِيْرَةَ لَهُ, يَا حِرْزَ مَنْ لاَ حِرْزَ لَهُ, يَا غِيَاثَ مَنْ لاَ غِيَاثَ لَهُ, يَا سَنَدَ مَنْ لاَ سَنَدَ لَهُ, يَا كَنْزَ مَنْ لاَ كَنْزَ لَهُ. يَا حَسَنَ الْبَلاَءِ, يَا عَظِيْمَ الرَّجَاءَ, يَا عِزَّ الضُّعَفَاءِ, يَا مُنْقِذَ الْغَرْقَى, يَا مُنْجِيَ الْهَلْكَى, يَا مُنْعِمُ يَا مُجْمِلُ, يَا مُفْضِلُ يَا مُحْسِنُ, أَنْتَ الَّذِي سَجَدَ لَكَ سَوَادُ اللَّيْلِ, وَ نُوْرُ النَّهَارِ, وَ ضَوْءُ الْقَمَرِ, وَ شُعَاعُ الشَّمْسِ, وَ دَوِيُّ الْمَاءِ, وَ حَفِيْفُ الشَّجَرِ, يَا اللهُ لاَ شَرِيْكَ لَكَ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ, وَ اغْفِرْ لَنَا مَالاَ يَعْلَمُوْنَ, وَ لاَ تُؤَاخِذْنَا بِمَا يَقُوْلُوْنَ. حَسْبِيَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَ هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ. آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا, وَ مَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُو اْلأَلْبَابِ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَ هَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Ya Allah, Engkau Tuhan yang Qadîm (yang tidak ada permulaan), dan (sekarang) ini adalah tahun yang baru, maka aku memohon kepada-Mu pada tahun ini: penjagaan dari kejahatan syaithân; kekuatan untuk mengalahkan hawa nafsu yang suka memerintahkan keburukan, dan aku memohon kesibukan dengan segala perkara yang mendekatkan diriku kepada-Mu.

Wahai yang maha mulia, wahai yang punya keagungan dan kemuliaan, wahai penopang bagi orang yang tidak ada penopang baginya, wahai simpanan bagi orang yang tidak ada simpanan baginya, wahai perlindungan bagi orang yang tidak ada perlindungan baginya, wahai pertolongan bagi orang yang tidak ada pertolongan baginya, wahai sandaran bagi orang yang tidak ada sandaran baginya, wahai gudang bagi orang yang tidak ada gudang baginya, wahai yang baik cobaan-Nya, wahai yang besar harapan-Nya, wahai kemuliaan bagi kaum yang lemah, wahai penyelamat orang-orang yang tenggelam, wahai yang menyelamatkan orang-orang yang celaka, wahai pemberi kenikmatan, wahai yang menampakkan keindahan, wahai yang memberikan karunia, wahai yang berbuat kebaikan, Engkaulah yang kepada-Mu sujud gelap gulitanya malam hari, terang benderangnya siang hari, cahaya rembulan, sinar matahari, gemercik air dan gemersik pepohonan, ya Allah tidak ada sekutu bagi-Mu.

Ya Allah, jadikanlah kami lebih baik dari apa yang mereka kira, ampunilah dosa-dosa kami yang mereka tidak tahu dan janganlah Engkau siksa kami dengan pujian yang mereka katakan. Cukuplah buatku Allah tidak ada tuhan selain Dia, kepada-Nya aku bersandar dan Dia pemilik singgasana yang agung. Kami telah beriman kepada-Nya, semuanya dari sisi Tuhan yang mengatur kami dan tidak ada yang mengambil pelajaran selain orang-orang yang menggunakan akal. Wahai Tuhan yang mengatur kami, janganlah Engkau menggelincirkan hati-hati kami setelah Engkau menunjuki kami, dan berilah kami kasih dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau maha pemberi."


22. Shalat Awal Bulan Hijrah

Dianjurkan pada hari pertama dari setiap bulan mendirikan shalat dua raka‘at; pada raka‘at pertama setelah membaca Al-Hamdu, membaca Qul Huwallâh (Al-Ikhlâsh) 30 kali, dan pada raka‘at kedua setelah membaca Al-Hamdu, membaca Innâ Anzalnâhu (Al-Qadr) 30 kali, kemudian dia bersedekah dengan sesuatu yang mudah, maka dengan itu berarti dia telah membeli keselamatan selama sebulan penuh. Dan setelah selesai shalat di-anjurkan membaca ayat-ayat Al-Quran berikut ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَ مَا مِنْ دَابَّةٍ فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا, وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَ مُسْتَوْدِعَهَا, كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِيْنٍ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، وَ إِنْ يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ, وَ إِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَادَّ لِفَضْلِهِ, يُصِيْبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا، مَا شَاءَ اللهُ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ, حَسْبُنَا اللهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ، وَ أُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللهِ إِنَّ اللهَ بَصِيْرٌ بِالْعِبَادِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيْرٌ، رَبِّ لاَ تَذَرْنِي فَرْدًا وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ

Bismillâhir rahmânir rahîm. Wamâ min dãbbatin fil ardhi illâ ‘alallâhi rizquhâ, wa ya‘lamu mustaqarrahâ wa mustaudi‘ahâ, kullun fî kitâbin mubîn. Bismillâhir rahmânir rahîm. Wa in yamsaskallâhu bidhurrin falâ kâsyifa lahu illâ huw, wa in yuridka bikhairin falâ rãdda lifadhlih, yushîbu bihi man yasyâ`u min ‘ibâdihi wa huwal ghafûrur rahîm. Bismillâhir rahmânir rahîm. Sayaj‘alullâhu ba‘da ‘usrin yusrâ, mâ syâ`allâhu lâ quwwata illâ billâh, hasbunallâhu wa ni‘mal wakîl, ufawwidhu amrî ilallâh, innallâha bashîrun bil‘ibâd, lâ ilâha illâ anta subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn. Rabbi innî limâ anzalta ilayya min khairin faqîr, rabbi lâ tadzarnî fardan wa anta khairul wâritsîn.

Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Tidak ada satu binatang yang melata pun melainkan atas Allah tanggungan rezekinya, dan Dia mengetahui tempat menetapnya dan tempat tinggalnya, seluruhnya (tertera) dalam Al-Kitâb Al-Mubîn (kitab yang nyata). Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu bahaya, maka tidak ada yang dapat melenyapkannya selain Dia, dan bila Dia menghendaki kebaikan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya, Dia menimpakan kepada yang Dia kehendaki dari kalangan hamba-hamba-Nya dan Dia maha pengampun lagi maha penyayang. Dengan menyebut nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Allah akan menjadikan kemudahan setelah kesulitan, apa yang Allah kehendaki tidak ada daya dan tidak ada kekuatan selain dengan Allah, cukuplah buat kami Allah dan (Dia) sebaik-baik wakil, aku serahkan urusanku kepada Allah dan sesungguhnya Allah maha melihat kepada seluruh hamba, tidak ada tuhan selain Engkau maha suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat zalim. Wahai Tuhanku, sungguh aku sangat membutuhkan kepada kebaikan yang Engkau turunkan, wahai Rabbi, janganlah Engkau biarkan aku sendirian (tanpa keturunan), dan Engkau sebaik-baik yang mewariskan.


23. Shalat Orang yang Lapar 

Shalat dua raka‘at, dan setelahnya baca doa berikut:

يَا ربِّ إِنِّي جَائِعٌ فَأَطْعِمْنِي

Yâ rabbi, innî jâ`i‘un fa ath‘imnî.

"Wahai Tuhanku, aku lapar, maka berilah aku makan."

Maka sungguh Dia akan memberinya makan pada saat itu.

Catatan:

Apabila perempuan yang membacanya, maka kata jâ`i‘un disesuaikan menjadi jâ`i‘atun.


24. Shalat untuk Mencari Rezeki

Shalat dua raka‘at di antara kubur Rasûlullâh saw dan mimbar (di Masjid Nabi saw), lalu setelahnya berdoa seratus kali dengan doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِقُوَّتِكَ وَ قُدْرَتِكَ وَ بِعِزَّتِكَ وَ مَا أَحَاطَ بِهِ عِلْمُكَ, أَنْ تُيَسِّرَ لِي مِنَ التِّجَارَةِ أَوْسَعَهَا رِزْقًا, وَ أَعَمَّهَا فَضْلاً, وَ خَيْرَهَا عَاقِبَةً

Allâhumma innî as`aluka biquwwatika wa qudratika wa bi‘izzatika wa mâ ahâtha bihi ‘ilmuk, an tuyassira lî minat tijârati ausa‘ahâ rizqâ, wa a‘ammahâ fadhlâ, wa khairahâ ‘âqibah.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan kekuatan-Mu dan kuasa-Mu dan dengan kemuliaan-Mu dan segala yang diliputi oleh ilmu-Mu, Engkau mudahkan untukku dari perdagangan yang lebih luas keuntungannya, yang lebih merata karunianya dan yang lebih baik akibatnya.


25. Shalat ketika Hendak Mencari Rezeki 

Abû ‘Abdillâh as berkata, "Apabila kamu hendak pergi mencari kebutuhanmu setelah selesai shalat (farîdhah ), maka shalatlah dua raka‘at, jika telah selesai membaca tasyahhud, kamu ucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي غَدَوْتُ أَلْتَمِسُ مِنْ فَضْلِكَ كَمَا أَمَرْتَنِي, فَارْزُقْنِي رِزْقًا حَلاَلاً طَيِّبًا, وَ أَعْطِنِي فِيْمَا رَزَقْتَنِيَ الْعَافِيَةَ

Allâhumma innî ghadautu altamisu min fadhlika kamâ amartanî, farzuqnî rizqan halâlan thayyibâ, wa a‘thinî fîmâ razaqtaniyal ‘âfiyah.

Ya Allah, aku pergi mencari karunia-Mu sebagaimana Engkau telah menyuruhku, maka berilah aku rezeki yang halal lagi baik, dan berilah aku afiat pada apa yang Engkau berikan kepadaku.

Kamu ulangi doa tersebut sampai tiga kali. Kemudian dirikan shalat dua raka‘at lagi, maka apabila selesai tasyahhud, ucapkanlah:

بِحَوْلِ اللهِ وَ قُوَّتِهِ غَدَوْتُ بِغَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَ لاَ قُوَّةٍ, وَ لَكِنْ بِحَوْلِكَ يَا رَبِّ وَ قُوَّتِكَ, وَ أَبْرَأُ إِلَيْكَ مِنَ الْحَوْلِ وَ الْقُوَّةِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بَرَكَةَ هَذَا الْيَوْمِ وَ بَرَكَةَ أَهْلِهِ, وَ أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي مِنْ فَضْلِكَ رِزْقًا وَاسِعًا طَيِّبًا حَلاَلاً تَسُوْقُهُ إِلَيَّ بِحَوْلِكَ وَ قُوَّتِكَ, وَ أَنَا خَافِضٌ فِي عَافِيَتِكَ.

Bihaulillâh wa quwwatihi ghadautu bighairi haulin minnî walâ quwwah, wa lâkin bihaulika yâ rabbi wa quwwatik, wa abra`u ilaika minal hauli wal quwwah. Allâhumma innî as-`aluka barakata hâdzal yaumi wa barakata ahlih, wa as`aluka an tarzuqanî min fadhlika rizqan wâsi‘an thayyiban halâlan tasûquhu ilayya bihaulika wa quwwatika wa anâ khâfidhun fî ‘âfiyatik.

Dengan daya Allah dan kekuatan-Nya aku pergi tanpa daya dan kekuatan dariku, tetapi dengan daya-Mu wahai Tuhanku dan dengan kekuatan-Mu, dan aku berlepas kepada-Mu dari daya dan kekuatan itu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu supaya Engkau memberiku rezeki dari karunia-Mu sebagai rezeki yang luas yang baik lagi halal yang Engkau kirimkan kepadaku dengan daya-Mu dan kekuatan-Mu dan aku mendapat penghidupan yang mudah dalam afiat-Mu. Kamu mengucapkannya sampai tiga kali."


26. Shalat untuk Mencari Rezeki

Dari ‘Ali bin Al-Hakam, dari Ibnu Al-Walîd bin Shabîh dari ayahnya dia berkata: Abû ‘Abdillâh as telah berkata, "Wahai Walîd, di sebelah manakah tempat usahamu dari masjid ini?" Dia menjawab, "Di depan pintunya." Maka beliau berkata, "Jika kamu hendak mendatangi tempat usahamu, maka mulailah dengan (mendatangi) masjid, kemudian dirikanlah padanya shalat dua raka‘at atau em-pat, kemudian ucapkanlah olehmu:

غَدَوْتُ بِحَوْلِ اللهِ وَ قُوَّتِهِ, وَ غَدَوْتُ بِلاَ بِحَوْلٍ مِنِّي وَ لاَ قُوَّةٍ, بَلْ بِحَوْلِكَ وَ قُوَّتِكَ يَا رَبِّ. اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ أَلْتَمِسُ مِنْ فَضْلِكَ كَمَا أَمَرْتَنِي, فَيَسِّرْ لِي ذَالِكَ وَ أَنَا خَافِضٌ فِي عَافِيَتِكَ.

Ghadautu bihaulillâhi wa quwwatih, ghadautu bilâ haulin minnî walâ quwwah, bal bihaulika wa quwwatika yâ rabb. Allâhumma innî ‘abduka altamisu min fadhlika kamâ amartanî, fayassir lî dzâlika wa anâ khâfidhun fî ‘âfiyatik.

Aku berangkat dengan daya Allah dan kekuataan-Nya, aku berangkat tanpa daya dan kekuatan dariku, tetapi dengan daya-Mu dan kekuatan-Mu wahai Tuhanku. Ya Allah, aku hamba-Mu mencari (rezeki) dari karunia-Mu sebagaimana Engkau telah perintahkan aku, maka mudahkanlah bagiku yang demikian itu sementara aku dapat penghidupan yang mudah dalam afiat-Mu."


27. Shalat untuk Rezeki dan Bayar Utang

Caranya lakukanlah wudhu dengan sempurna, kemudian shalat dua raka‘at, dan setelahnya berdoa dengan doa berikut:

يَا مَاجِدُ يَا وَاحِدُ يَا كَرِيْمُ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَتَوَجَّهُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ. يَا مُحَمَّدُ يَا رَسُولَ اللهِ, إِنِّي أَتَوَجَّهُ بِكَ إِلَى اللهِ رَبِّكَ وَ رَبِّ كُلِّ شَيْءٍ. أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ, وَأَسْأَلُكَ نَفْحَةً مِنْ نَفَحَاتِكَ وَ فَتْحًا يَسِيْرًا, وَ رِزْقًا وَاسِعًا, أَلُمُّ بِهِ شَعْثِي, وَ أَقْضِى بِهِ دَيْنِي, وَ أَسْتَعِيْنُ بِهِ عَلَى عِيَالِي

Yâ mâjidu yâ wâhidu yâ karîm. Allâhumma innî atawajjahu ilaika binabiyyika nabiyyir rahmah, yâ muhammadu yâ rasûlallâh, innî atawajjahu bika ilallâhi rabbika wa rabbi kulli syai`, an tushalliya ‘alâ muhammadin wa ‘alâ ahli baitih, wa as`aluka nafhatan min nafahâtik, wa fat-han yasîrâ, wa rizqan wâsi‘â, alummu bihi sya‘tsî, wa aqdhî bihi dainî, wa asta‘înu bihi ‘alâ ‘iyâlî.

Wahai Tuhan yang agung, wahai Tuhan yang satu, wahai Tuhan yang mulia. Ya Allâh, sesungguhnya aku menghadap kepada-Mu dengan Nabi-Mu Nabi kasih-sayang. Wahai Muhammad wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menghadap denganmu kepada Allah Tuhan-mu dan Tuhan segala sesuatu. Engkau curahkan rahmat kepada Muhammad dan kepada Ahlulbaitnya, dan aku memohon kepada-Mu satu pemberian dari pemberian-pemberian-Mu, pertolongan yang mudah, dan rezeki yang luas, yang dengannya aku dapat menutup kekuranganku, yang dengannya aku bisa membayar utangku, dan dengannya aku dapat membantu tanggunganku.


28. Shalat untuk Bayar Utang

Ada orang datang kepada Imam Ja‘far Al-Shâdiq as (Khalîfah Rasûlullâh saw yang ke-6), lalu dia berkata, "Wahai Tuanku, aku keluhkan kepadamu utang yang menunggangiku dan penguasa yang menzalimiku, aku berharap Engkau mengajarkan kepadaku sebuah doa yang dengannya aku mendapatkan harta yang dengan harta itu aku bayar utangku dan dengannya aku tolak kezaliman penguasaku." Kemudian beliau as berkata, "Apabila malam telah gelap, shalatlah dua raka‘at, pada raka‘at pertama baca sûrah Al-Hamdu dan Ayat Kursi, dan pada raka‘at kedua baca Al-Hamdu dan akhir sûrah Al-Hasyr (dimulai dari) Lau anzalnâ hâdzal qur-ãna ‘ala jabalin… sampai akhir sûrah. Kemudian ambil mushhaf (Al-Quran), lalu letakkanlah di atas kepalamu dan katakanlah:

بِحَقِّ هَذَا الْقُرْآنِ وَ بِحَقِّ مَنْ أَرْسَلْتَهُ بِهِ, وَ بِحَقِّ كُلِّ مُؤْمِنٍ مَدَحْتَهُ فِيْهِ, وَ بِحَقِّكَ عَلَيْهِمْ, فَلاَ أَحَدَ أَعْرَفُ بِحَقِّكَ مِنْكَ

Bihaqqi hâdzal qur-ãni wa bihaqqi man arsaltahu bih, wa bihaqqi kulli mu`minin madahtahu fîh, wa bihaqqika ‘alaihim, falâ ahada a‘rafu bihaqqika mink.

Dengan hak Al-Quran ini dan dengan hak orang yang Engkau utus dengannya, dengan hak setiap orang yang beriman yang Engkau puji di dalamnya dan dengan hak-Mu atas mereka, maka tidak seorang pun yang lebih tahu tentang hak-Mu selain Engkau.

Dan ucapkanlah:

بِكَ يَا اللهُ 

(Dengan-Mu ya Allah 10 kali)


يَا مُحَمَّدُ

(Wahai Muhammad 10 kali)


يَا عَلِيُّ 

(Wahai ‘Ali 10 kali)


يَا فَاطِمَةُ 

(Wahai Fâthimah 10 kali)


يَا حَسَنُ 

(Wahai Hasan 10 kai)


يَا حُسَيْنُ 

(Wahai Husain 10 kali)


يا عَلِيَّ بْنَ الْحُسَيْنِ 

(Wahai ‘Ali bin Husain 10 kali)


يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ 

 (Wahai Muhammad bin ‘Ali 10 kali)


يَا جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ 

 (Wahai Ja‘far bin Muhammad 10 kali)


يَا مُوْسَى بْنَ جَعْفَرٍ 

 (Wahai Mûsâ bin Ja‘far 10 kali)


يَا عَلِيَّ بْنَ مُوْسَى 

(Wahai ‘Ali bin Mûsâ 10 kali)


يَا مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ 

(Wahai Muhammad bin ‘Ali 10 kali)


يَا عَلِيَّ بْنَ مُحَمَّدٍ 

(Wahai ‘Ali bin Muhammad 10 kali)


يَا حَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ 

(Wahai Hasan bin ‘Ali 10 kali)


يَا أَيُّهَا الْحُجَّةُ 

(Wahai Al-Hujjah 10 kali)

Lalu mintalah kebutuhanmu."


29. Shalat Sunnah pada Malam Bulan Ramadhân 

Nawâfil bulan Ramadhân adalah shalat-shalat sunnah pada awal malam di bulan Ramadhân, yaitu dilaksanakan setelah shalat maghrib dan setelah shalat ‘isya.

Di zaman Rasûlullâh saw dan Abû Bakar, shalat pada malam hari di bulan Ramadhân itu dilaksanakan sendiri-sendiri (tidak dijama‘ahkan).

Jumlah raka‘at shalat pada malam bulan Ramadhân itu dari malam pertama hingga malam kedua puluh pada setiap malamnya 20 raka‘at, yaitu antara shalat maghrib dan shalat ‘isya 12 raka‘at, dan setelah shalat ‘isya 8 raka‘at. Dan pada sepuluh malam yang terakhir 30 raka‘at, pelaksanaannya antara shalat maghrib dan shalat ‘isya 22 raka‘at dan setelah shalat ‘isya 8 raka‘at.

Pada malam kedua puluh satu dan malam dua puluh tiga ditambah seratus raka‘at, dan kedua malam ini salah satunya adalah malam qadr .


30. Shalat Sunnah yang lain pada Malam Bulan Ramadhân

Diriwayatkan dari Al-Hârits bahwa dia bertanya kepada Imam ‘Ali bin Abî Thâlib mengenai keutamaan bulan Ramadhân dan tentang keutamaan shalat padanya.

Kemudian beliau berkata, “Siapa yang shalat pada malam pertama dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya surah Al-Hamdu satu kali dan 15 kali surah Al-Ikhlâsh, niscaya Allah yang maha tinggi akan memberinya pahala para shiddîq dan syuhadâ`, Dia akan mengampuni semua dosanya dan dia pada hari kiamat termasuk di antara mereka yang beruntung.

Siapa yang shalat pada malam kedua dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya surah Al-Hamdu 1 kali dan baca surah Al-Qadr 20 kali, niscaya Allah mengampuni semua dosanya, meluaskan rezekinya dan dijaga dari keburukan pada tahunnya.

Siapa yang shalat pada malam ketiga dari bulan Ramadhân sebanyak 10 raka‘at, pada setiap raka‘atnya dia baca surah Al-Hamdu 1 kali dan baca 50 kali Al-Ikhlâsh, dia diseru oleh satu penyeru dari pihak Allah ‘azza wa jalla, ‘Ketahuilah, sesungguhnya si Fulân bin Fulân (si Fulânah binti Fulân) dibebaskan Allah dari api neraka dan dibukakan baginya pintu-pintu seluruh langit. Dan siapa yang berdiri pada malam itu (mendirikan shalat sunnah), lalu menghidupkannya, niscaya Allah mengampuninya.

Siapa yang shalat pada malam keempat dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, pada setiap raka‘atnya dia baca 1 kali Al-Hamdu dan 20 kali Al-Qadr, niscaya Allah mengangkat amalnya pada malam itu seperti amal tujuh orang nabi yang menyampaikan risâlah Tuhannya.

Siapa yang shalat pada malam kelima dari bulan Ramadhân sebanyak 2 raka‘at dengan 100 kali Al-Ikhlâsh; 50 kali pada setiap raka‘atnya, dan jika telah selesai shalat, dia membaca shalawât bagi Nabi saw sebanyak 100 kali, niscaya dia akan bersama rombonganku pada hari kiamat, dia merapat denganku di pintu surga.

Siapa yang shalat pada malam keenam dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan sûrah Al-Mulk, maka seakan-akan dia berjumpa dengan malam qadr.

Siapa yang shalat pada malam ketujuh dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan baca 13 kali Al-Qadr, niscaya Allah ciptakan untuknya dua buah istana dari mas, dan dia berada dalam keamanan Allah yang maha tinggi hingga datang bulan Ramadhân berikutnya.

Siapa yang shalat pada malam kedelapan dari bulan Ramadhân sebanyak 2 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan Al-Ikhlâsh 11 kali, dan bertasbîh 1000 kali, maka dibukakan baginya pintu-pintu surga yang delapan, dan dia bisa masuk dari pintu yang mana saja yang dia inginkan.

Siapa yang shalat pada malam kesembilan dari bulan Ramadhân sebanyak 6 raka‘at antara maghrib dan ‘isya pada setiap raka‘atnya dia baca Al-Hamdu 1 kali dan baca 7 kali Ayat Kursî, dan membaca shalawât bagi Nabi saw 50 kali, niscaya malaikat akan membawa naik amalnya seperti amal para shiddîq, syuhadâ ` dan shâlihîn .

Siapa yang shalat pada malam kesepuluh dari bulan Ramadhân sebanyak 20 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan 30 kali Al-Ikhlâsh, niscaya Allah yang maha tinggi akan meluaskan rezekinya, dan dia termasuk dari kalangan yang beruntung.

Siapa yang shalat pada malam kesebelas dari bulan Ramadhan sebanyak 2 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan baa 20 kali Al-Kautsar, niscaya pada hari itu dia tidak akan diikuti oleh suatu dosa sekalipun Iblîs berusaha dengan sungguh-sungguh.

Siapa yang shalat pada malam kedua belas dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan 30 kali Al-Qadr, niscaya Allah yang maha tinggi memberinya pahala orang-orang yang bersyukur, dan pada hari kiamat dia termasuk orang yang beruntung.

Siapa yang shalat pada malam ketiga belas dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan Al-Ikhlâsh 25 kali, dia akan datang pada hari kiamat dengan melintasi Shirâth bagaikan kilat yang menyambar.

Siapa yang shalat pada malam keempat belas dari bulan Ramadhân sebanyak 6 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan Al-Zilzâl 30 kali, niscaya Allah akan ringankan atasnya sakratul maut-nya dan (pertanyaan makaikat) Munkar dan Nakîr.

Siapa yang shalat pada malam kelima belas dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, pada dua raka‘at yang pertama Al-Hamdu 1 kali dan Al-Ikhlâsh 100 kali, dan pada dua raka‘at terakhirnya Al-Hamdu 1 kali dan Al-Ikhlâsh 50 kali, niscaya Allah mengampuni dosanya walaupun sebanyak buih di laut, sebanyak butiran pasir yang menggunung, sebanyak jumlah bintang di langit, dan sebanyak dedaunan dari seluruh pohon, dalam waktu yang lebih cepat dari kedipan mata bersama ada tambahan yang lain baginya di sisi Allah.

Siapa yang shalat pada malam keenam belas dari bulan Ramadhân sebanyak 12 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu 1 kali dan Al-Takâtsur 12 kali, niscaya dia akan keluar dari kuburnya dalam keadaan tidak kehausan, dia diseru dengan kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah hingga dia datang pada hari kiamat lalu diperintahkan baginya ke surga tanpa hisab.

Siapa yang shalat pada malam ketujuh belas dari bulan Ramadhân sebanyak 2 raka‘at, pada raka‘at yang pertama Al-Hamdu dan sûrah apa saja, dan pada raka‘at kedua setelah Al-Hamdu baca 100 kali Al-Ikhlâsh, dan setelah salâm baca lâilâha illallâh 100 kali, Allah akan berikan kepadanya pahala sejuta haji, sejuta ‘umrah dan seribu kali perang.

Siapa yang shalat pada malam kedelapan belas dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Al-Hamdu dan 25 kali Al-Kautsar, dia tidak keluar dari dunia sehingga Malakul Maut memberi kabar gembira kepadanya bahwa Allah rela kepadanya dan tidak murka.

Siapa yang shalat pada malam kesembilan belas dari bulan Ramadhân sebanyak 50 raka‘at (seluruhnya) dengan surah Al-Hamdu dan 50 kali surah Al-Zilzâl, niscaya dia akan berjumpa dengan Allah pada hari kiamat seperti orang yang telah menunaikan haji seratus kali dan ‘umrah seratus kali dan Allah terima darinya semua amalnya.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, dia baca padanya (setelah Al-Fâtihah) sûrah yang dia inginkan, niscaya Allah mengampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh satu dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, niscaya dibukakan baginya tujuh langit dan dikabulkan doanya (dan pahala lain baginya di sisi Allah).

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh dua dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, niscaya akan dibukakan untuknya pintu-pintu surga dan dia bisa masuk dari pintu mana saja yang dia inginkan.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh tiga dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, niscaya akan dibukakan baginya pintu-pintu langit yang tujuh dan dikabulkan doanya.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh empat dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, dia baca padanya menurut yang dia inginkan, niscaya dia akan memperoleh pahala seperti orang yang telah menunaikan haji dan ‘umrah.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh lima dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, dia baca padanya Al-Hamdu dan 10 kali Al-Ikhlâsh (pada setiap raka‘atnya), Allah mencatatkan baginya pahala para ahli ibadah.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh enam dari bulan Ramadhân sebanyak 8 raka‘at, dia baca padanya Al-Hamdu dan 100 kali Al-Ikhlâsh, akan dibukakan baginya tujuh langit bersama tambahan pahala baginya di sisi Allah.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh tujuh dari bulan Ramadhân sebanyak 4 raka‘at dengan Fâtihah Al-Kitâb dan sûrah Al-Mulk 1 kali, tetapi jika dia tidak hapal Al-Mulk, maka dengan 25 kali Al-Ikhlâsh, Allah akan mengampuni dosanya dan dosa kedua orang tuanya.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh delapan dari bulan Ramadhân sebanyak 6 raka‘at dengan Fâtihah Al-Kitâb dan 10 kali Ayat Kursi, 10 kali Al-Kautsar dan 10 kali Al-Ikhlâsh, dan dia membaca shalawât bagi Nabi saw, Allah akan mengampuni dosanya.

Siapa yang shalat pada malam kedua puluh sembilan dari bulan Ramadhân sebanyak 2 raka‘at dengan Fâtihah Al-Kitâb dan 20 kali Al-Ikhlâsh, maka dia termasuk orang yang dirahmati dan kitabnya diangkat ke ‘Illiyyîn.

Siapa yang shalat pada malam ketiga puluh dari bulan Rama-dhân sebanyak 12 raka‘at, dia baca pada setiap raka‘atnya Fâtihah Al-Kitâb dan 20 kali Al-Ikhlâsh, dan menyampaikan shalawât 100 kali, niscaya akan ditutupkan (usia) baginya dengan rahmat.”


31. Shalat Malam ‘Îdul Fithri 

Shalat sunnah pada malam ‘Idul Fithri dua raka‘at; pada raka‘at yang pertama membaca sûrah Al-Hamdu satu kali dan sûrah Al-Ikhlâsh 1000 kali, dan pada raka‘at yang kedua setelah Al-Hamdu membaca Al-Ikhlâsh satu kali.


32. Shalat Malam ‘Îdul Fithri

Shalat sunnah yang lain 10 raka‘at dengan lima kali salâm antara dua raka‘atnya. Pada setiap raka‘atnya membaca Fâtihatul Kitâb satu kali dan Qul huwallâhu ahad 10 kali.
Dalam ruku‘ dan sujudnya membaca:

سُبْحَانَ اللهِ, وَ الْحَمْدُ ِللهِ, وَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَ اللهُ أَكْبَرُ

Subhânallâh, walhamdu lillâh, wa lâ ilâha illallâh, wallâhu akbar.

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah maha besar.


Setelah shalat membaca kalimat istighfâr berikut ini sebanyak seribu kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ

Astaghfirullâha wa atûbu ilaih.

Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.


Kemudian membaca doa:

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ, يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ, يَا رَحْمَانَ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَرَحِيْمَهُمَا, يَا أَكْرَمَ اْلأَكْرَمِيْنَ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, يَا إِلَهَ اْلأَوَّلِيْنَ وَ اْلآخِرِيْنَ, اِغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي, وَ تَقَبَّلْ صَوْمِي وَ صَلاَتِي وَ قِيَامِي

Yâ hayyu yâ qayyûm, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ rahmânad dun-yâ wal ãkhirati wa rahîmahumâ, yâ akramal akramîn, yâ arhamar râhimîn, yâ ilâhal awwalîna wal ãkhirîn, ighfir lî dzunûbî, wa taqabbal shaumî wa shalâtî wa qiyâmî.

Wahai yang hidup wahai yang mandiri, wahai yang punya keagungan dan kemuliaan, wahai penyayang dunia dan akhirat dan pengasih keduanya, wahai yang maha mulia dari semua yang mulia, wahai yang maha pengasih dari semua yang mengasihi, wahai Tuhan bagi ummat terdahulu dan terakhir, ampunilah bagiku dosa-dosaku, dan terimalah shaumku, shalatku dan ibadah malamku.


33. Shalat untuk Kesehatan Badan

Shalat ini empat raka‘at (dua kali salâm), dilaksanakan setiap hari sebelum tergelincir matahari, dan pada setiap raka‘atnya membaca Al-Fâtihah dan dua puluh lima (25) kali sûrah Al-Qadr. Apabila seseorang melaksanakan shalat ini setiap hari, dia tidak sakit selain penyakit kematian.


34. Shalat Tahiyyatul Masjid

Shalat tahiyyatul masjid atau shalat penghormatan kepada masjid itu dilaksanakan sebelum kita duduk di masjid pada saat kita memasuki masjid sebanyak dua raka‘at.

Mengapakah masjid-masjid itu mesti dihormati? Masjid-masjid itu harus dihormati, sebab masjid-masjid itu rumah-rumah Allah (buyûtullâh ) di muka bumi.


35. Shalat Safar

Shalat safar adalah shalat yang kita dirikan sebelum kita berangkat safar, dan shalat ini adalah sesuatu yang terbaik yang kita tinggalkan buat keluarga yang ditinggal, shalat ini dua raka‘at, dan setelahnya membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَ أَهْلِي, وَ مَالِي وَ دِيْنِي, وَ دُنْيَايَ وَ آخِرَتِي, وَ أَمَانَتِي وَ خَوَاتِيْمَ عَمَلِي

Allâhumma innî astaudi‘uka nafsî wa ahlî, wa mâlî wa dînî, wa dun-yâya wa ãkhiratî, wa amânatî wa khawâtîma ‘amalî.

Ya Allah, aku titipkan kepada-Mu diriku, keluargaku, hartaku ajaranku, duniaku, akhiratku, amanatku dan akhir-akhir amalku.


36. Shalat bagi Orang yang Ingin Menikah 

Shalat dua raka‘at, kemudian sampaikan pujian kepada Allah dan shalawât bagi Rasûlullâh saw, lalu berdoa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أُرِيْدُ أَنْ أَتَزَوَّجَ, اللَّهُمَّ فَقَدِّرْ لِيْ مِنَ النَّسَاءِ أَحْسَنَهُنَّ خَلْقًا وَخُلُقًا, وَ أَعَفَّهُنَّ فَرْجًا, وَ أَحْفَظَهُنَّ لِي فِي نَفْسِهَا وَمَالِي, وَ أَوْسَعَهُنَّ رِزْقًا, وَ أَعْظَمَهُنَّ بَرَكَةً, وَ اقْضِ لِي مِنْهَا وَلَدًا طَيِّبًا تَجْعَلُهُ لِي خَلَفًا صَالِحًا فِي حَيَاتِي وَ بَعْدَ مَوْتِي

Allâhumma innî urîdu an atazawwaj, allâhumma faqaddir lî minan nisâ`i ahsanahunna khalqan wa khuluqâ, a‘affahunna farjâ, wa ahfazhahunna lî fî nafsihâ wa mâlî, wa ausa‘ahunna rizqâ, wa a‘zhamahunna barakah, waqdhi lî minhâ waladan thayyiban taj‘aluhu lî khalafan shâlihâ, fî hayâtî wa ba‘da mautî.

Ya Allah, sungguh aku ingin menikah, ya Allah, maka takdirkanlah buatku dari kalangan perempuan yang paling baik watak dan akhlaknya, yang paling suci kemaluannya (tidak berzina), yang paling menjaga pada dirinya dan hartaku, yang paling luas kadar rezekinya dan yang paling besar berkahnya, dan takdirkanlah untukku darinya anak yang baik yang Engkau jadikan dia keturunan yang saleh di masa hidupku dan setelah matiku.


37. Shalat pada Malam Pertama

Suami dan istri shalat dua (2) raka‘at, sampaikan pujian kepada Allah ‘azza wa jalla, sampaikan shalawât bagi Nabi saw dan keluarganya, dan suaminya berdoa dengan doa berikut:

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي إِلْفَهَا وَ وُدَّهَا وَ رِضَاهَا بِي وَ أَرْضِنِي بِهَا, وَ اجْمَعْ بَيْنَنَا بِأَحْسَنِ اجْتِمَاعٍ وَ أَنْفَسِ ائْتِلاَفٍ, فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْحَلاَلَ وَ تَكْرَهُ الْحَرَامَ

Allâhummarzuqnî ilfahâ wa wuddahâ wa ridhâhâ bî, wa ardhinî bihâ, wajma‘ bainanâ bi`ahsanijtimâ‘in wa anfasi`tilâf, fainnaka tuhibbul halâla wa takrahul harâm.

Ya Allah, berilah aku karunia keramahannya, kecintaannya dan relanya kepadaku, dan ridhakan aku dengannya, dan satukanlah kami dengan persatuan yang paling baik, dan jalinan kasih yang paling indah, sebab Engkau suka kepada yang halal dan benci kepada yang haram.


38. Shalat agar Diberi Anak

Shalat dua raka‘at setelah shalat Jumat, panjangkan ruku‘ dan sujudnya, kemudian setelahnya berdoa dengan doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِمَا سَأَلَكَ بِهِ زَكَرِيَّا إِذْ قَالَ رَبِّ لاَ تَذَرْنِي فَرْدًا وَ أَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِيْنَ. اللَّهُمَّ هَبْ لِي ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اللَّهُمَّ بِسْمِكَ اسْتَحْلَلْتُهَا وَ فِي أَمَانَتِكَ أَخَذْتُهَا, فَإِنْ قَضَيْتَ فِي رَحِمِهَا وَلَدًا فَاجْعَلْهُ غُلاَمًا, وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ نَصِيْبًا وَ لاَ شِرْكًا

Allâhumma innî as`aluka bimâ sa`alaka bihi zakariyyâ idz qâla: Rabbi lâ tadzarnî fardan wa anta khairul wâritsîn. Allâhumma hab lî dzurriyyatan thayyibatan innaka samî‘ud du‘â`. Allâhumma bismikastahlaltuhâ wa fî amânatika akhadztuhâ, fa`in qadhaita fî rahimihâ waladan faj‘alhu ghulâmâ, wa lâ taj‘al lisysyaithâni fîhi nashîban wa lâ syirkâ.

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu dengan apa yang diminta dengannya oleh Zakariyyâ ketika dia berdoa: Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku sendirian sedangkan Engkau sebaik-baik yang mewarisi. Ya Allah, berilah aku keturunan yang baik, sungguh Engkau mendengar doa. Ya Allah, dengan nama-Mu aku halalkan dia dan dalam amanat dari-Mu aku telah mengambilnya, maka jika Engkau takdirkan di dalam rahimnya anak, maka jadikanlah dia lelaki dan janganlah Engkau jadikan padanya bagian dan sekutu untuk syaithân.


39. Shalat pada Hari Jumat Saat Matahari Meninggi 

Shalat ini dua raka‘at, dan bacaan sûrahnya setelah Al-Fâtihah adalah sûrah Al-Ikhlâsh sebanyak enam puluh (60) kali, dan berdoa di dalam sujud (terakhir) dengan doa berikut:

سَجَدَ لَكَ سَوَادِي وَ خَيَالِي, وَآمَنَ بِكَ فُؤَادِي, أَبُوْءُ إِلَيْكَ بِالنِّعَمِ, وَ أَعْتَرِفُ بِكَ بِالذَّنْبِ الْعَظِيْمِ, عَمِلْتُ سُوْءً وَظَلَمْتُ نَفْسِي, فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي, فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ, أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ, وَ أَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ نِقْمَتِكَ, وَ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ, وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْكَ, لاَ أَبْلُغُ مِدْحَتَكَ, وَ لاَ أُحْصِي نِعْمَتَكَ, وَ لاَ الثَّنَاءَ عَلَيْكَ, أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, عَمِلْتُ سُوْءً وَ ظَلَمْتُ نَفْسِي, فَاغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي, إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Sajada laka sawâdî wa khayâlî, qa ãmana bika fu`âdî, abû`u ilaika binni‘am, wa a‘tarifu bika bidzdzanbil ‘azhîm, ‘amiltu sû`an wa zhalamtu nafsî, faghfir lî dzunûbî, fainnahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ ant, a‘ûdzu bi‘afwika min ‘uqûbatik, wa a‘ûdzu birahmatika min niqmatik, wa a‘ûdzu biridhâka min sakhatik, wa a‘ûdzu bika mink. Lâ ablughu mid-hatak, walâ uhshî ni‘matak, walats tsanâ`a ‘alaik, anta kamâ atsnaita ‘alâ nafsik, ‘amiltu sû`an wa zhalamtu nafsî, faghfir lî dzunûbî, innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ ant.

Telah sujud kepada-Mu seluruh jiwaku dan fikiranku, dan telah beriman kepada-Mu hatiku, aku mengakui kenikmatan kepada-Mu, dan aku mengaku dosa yang bersar kepada-Mu, aku telah melakukan keburukan dan menzalimi diriku, maka ampunilah dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung dengan kasih-Mu dari azab-Mu, aku berlindung dengan rido-Mu dari murka-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak sampai kepada pujian-Mu, aku tidak dapat menghitung nikmat-Mu dan tidak sanjungan bagi-Mu. Engkau adalah sebagaimana Engkau telah puji diri-Mu, aku telah melakukan keburukan dan menzalimi diriku, maka ampunilah dosa-dosaku, sungguh tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.


40. Shalat Al-Muhimmât (Perkara-perkara yang Penting) 

Dari Al-Husain bin ‘Ali as berkata, "Apabila kamu punya perkara yang penting (muhimmah ), maka lakukanlah shalat empat raka‘at, kamu baguskan qunûtnya dan rukun-rukunnya, kamu baca pada raka‘at pertama (sûrah) Al-Hamdu satu kali dan Hasbunallâhu wa ni‘mal wakîl (Ãli ‘Imrân 3/173) sebanyak tujuh kali. Pada raka‘at kedua kamu baca (sûrah) Al-Hamdu satu kali dan dan firman-Nya Ma syâ`allâhu lâ quwwata illâ billâhi in tarani anâ aqalla minka mâlan wa waladâ (Sûrah Al-Kahfi 18/39) tujuh kali. Pada raka‘at ketiga baca (sûrah) Al-Hamdu satu kali dan firman-Nya Lâ ilâha illâ anta subhânaka innî kuntu minazh zhâlimîn (Al-Anbiyâ` 21/87) tujuh kali. Dan pada raka‘at keempat baca (sûrah) Al-Hamdu satu kali dan baca Ufawwidhu amrî ilallâhi innallâha bashîrun bil‘ibâd (Al-Mu`min 40/44) tujuh kali. Kemudian kamu meminta kebutuhanmu."


41. Shalat A‘râbi 

Dari Zaid bin Tsâbit berkata: Seorang lelaki dari kalangan a‘râb berdiri, lalu dia berkata, "Demi ayahku dan ibuku Engkau kutebus, wahai Rasûlullâh, sesungguhnya kami tinggal di kampung yang jauh dan kami tika bisa datang kepadamu setiap Jumat, maka tunjukilah aku kepada suatu amal yang padanya terdapat keutamaan shalat hari Jumat, apabila aku pulang ke keluargaku akan kukabarkan kepada mereka dengannya." Maka Rasûlullâh saw berkata, "Apabila siang (matahari) telah meninggi, shalatlah dua raka‘at; kamu baca pada raka‘at pertama (sûrah) Al-Hamdu 1 kali dan (sûrah) Qul a‘ûdzu birabbi falaq 7 kali, dan baca pada raka‘at kedua Al-Hamdu 1 kali dan Qul a‘ûdzu birabbin nâs 7 kali. Setelah salâm, baca Ayat Kursi 7 kali. Kemudian berdirilah dan dirikan shalat 8 raka‘at dengan dua kali salâm dan kamu duduk pada setiap dua raka‘atnya dan jangan kamu salâm, dan kamu sempurnakan 4 rakaat yang lain sebagaimana kamu shalat (4 rakaat) yang pertama. Dan pada setiap raka‘atnya kamu baca Al-Hamdu 1 kali, (sûrah) Idzâ jã`a nashrullâhi wal fath 1 kali dan (sûrah) Qul huwallâhu ahad 25 kali. Apabila telah kamu sempurnakan yang demikian, kamu tasyahhud dan salâm , lantas kamu berdoa dengan doa berikut 7 kali, yaitu:

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ, يَا ذَا الْجَلاَلِ وَ اْلإِكْرَامِ, يَا إِلَهَ اْلأَوَّلِيْنَ وَ اْلآخِرِيْنَ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, يَا رَحْمَانَ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ وَ رَحِيْمَهُمَا, يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ يَا رَبِّ, يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ يَا اللهُ, صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ اغْفِرْ لِي

Yâ hayyu yâ qayyûm, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ ilâhal awwalîna wal ãkhirîn, yâ arhamar râhimîn, yâ rahmânad dun-yâ wal ãkhirati wa rahîmahumâ, yâ rabbi yâ rabbi yâ rabbi yâ rabbi yâ rabbi yâ rabbi yâ rabbi, yâ allâhu yâ allâhu yâ allâhu yâ allâhu yâ allâhu yâ allâhu yâ allâh. Shalli ‘alâ muhammadin wa ãlihi waghfir lî.

Wahai yang hidup wahai yang mandiri, wahai yang punya keagungan dan kemuliaan, wahai Tuhan orang-orang terdahulu dan ter-akhir, wahai yang maha pengasih dari semua yang mengasihi, wahai penyayang dunia dan akhirat dan pengasih keduanya, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, wahai Tuhanku, yahai Tuhanku, yâ Allâh, yâ Allâh, yâ Allâh, yâ Allâh, yâ Allâh, yâ Allâh, yâ Allâh, curahkanlah shalawât kepada Muhammad dan keluarganya dan ampunilah dosa-dosaku. Sebutkanlah kebutuhanmu, dan ucapkanlah:

لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Lâ haula walâ quwwata illa billâhil ‘aliyyil ‘azhîm.

Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan selain dengan Allah yang maha tinggi lagi maha agung. (Sebanyak 70 kali)


Dan ucapkanlah:

سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîm.

Maha suci Allah pemilik singgasana yang mulia.


Maka demi Tuhan yang telah mengutusku dan memilihku dengan kebenaran, tidak seorang yang beriman pun baik laki-laki maupun perempuan yang mendirikan shalat dengan shalat ini pada hari Jumat sebagaimana aku ajarkan, melainkan aku jamin baginya surga, dan dia tidak berdiri dari dari tempatnya hingga diampuni baginya dosa-dosanya dan (juga) diampuni bagi kedua orang tuanya dosa-dosa mereka, dan Allah yang maha tinggi berikan kepadanya pahala orang yang shalat pada hari itu di negeri-negeri kaum muslimin, dan Dia catatkan baginya pahala orang yang shaum dan shalat pada hari itu di bumi bagian baratnya dan bagian timurnya, dan Allah akan memberikan kepadanya apa yang tidak pernah terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga."


42. Shalat Malam Nishfu Sya‘ban

Dari Abû Yahyâ dari Ja‘far bin Muhammad Al-Shâdiq as berkata: Al-Bâqir as ditanya mengenai keutamaan malam nishfu Sya‘bân, kemudian beliau menjawab, "Dia adalah malam yang paling utama setelah lailatul qadr, padanya Allah memberikan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya dan Dia mengampuni mereka dengan anugerah-Nya, maka hendaklah kalian bersungguh-sungguh dalam berupaya mendekatkan diri kepada Allah ta‘âlâ padanya, sebab ia adalah malam yang Allah ‘azza wa jalla telah bersumpah atas diri-Nya bahwa Dia tidak menolak seorang peminta padanya selama tidak meminta kemaksiatan, dan sesungguhnya ia adalah malam yang Allah telah menjadikannya untuk kami Ahlulbait sebagaimana Dia telah menjadikan lailatul qadr (malam kadar) untuk Nabi kita saw, maka bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa dan memuji Allah ta‘âlâ, sebab orang yang bertasbîh kepada Allah ta‘âlâ padanya seratus (100) kali, memuji-Nya seratus (100) kali, bertakbîr seratus (100) kali dan membaca tahlîl seratus (100) kali, tentu Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan Dia tentukan baginya kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat yang dia cari kepada-Nya, dan jika dia tidak mencarinya, maka sebagai karunia bagi hamba-hamba-Nya."

Abû Yahyâ berkata kepada Al-Shâdiq: Doa apakah yang paling utama? Beliau menjawab, "Apabila kamu telah menunaikan shalat ‘isya, maka shalatlah dua raka‘at, kamu baca di raka‘at pertama sûrah Al-Hamdu dan sûrah Al-Jahdu yaitu sûrah Al-Kâfirûn dan pada raka‘at kedua baca sûrah Al-Hamdu dan sûrah Al-Tauhîd yakni Qul Huwallâhu ahad, apabila kamu telah taslîm, maka ucapkanlah: Subhânallah 33 kali, Alhamdu lillâh 33 kali dan Allâhu Akbar 34 kali, kemudian ucapkanlah doa berikut:

يَا مَنْ يَلْجَأُ إِلَيْهِ الْعِبَادُ فِي الْمُهِمَّاتِ, وَ إِلَيْهِ يَفْزَعُ الْخَلْقُ فِي الْمُلِمَّاتِ, يَا عَالِمَ الْجَهْرِ وَ الْخَفِيَّاتِ, وَ يَا مَنْ لاَ يَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ اْلأَوْهَامِ وَ تَصَرُّفُ الْخَطَرَاتِ, يَا رَبَّ الْخَلاَئِقِ وَ الْبَرِيَّاتِ, يَا مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوْتُ اْلأَرَضِيْنَ وَ السَّمَاوَاتِ, أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ, أَمِتْ إِلَيْكَ بِلاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ.
Yâ man yalja`u ilaihil ‘ibâdu fil muhimmât, wa ilaihi yafza‘ul khalqu fil mulimmât, yâ ‘âlimal jahri wal khafiyyât, wayâ man lâ yakhfâ ‘alaihi khawâthirul auhâmi wa tasharruful khatharât, yâ rabbal khalâ`qi wal bariyyât, yâ man biyadi-hi malakûtul aradhîna was samâwât, antallâhu lâ ilâha illâ ant, amit ilaika bilâ ilâha illâ ant.

Wahai Tuhan yang berlindung kepada-Nya semua hamba dalam hal-hal yang sangat penting, yang terkejut kepada-Nya seluruh makhluk dalam perkara-perkara yang dapat menutup kekurangan, wahai Tuhan yang mengetahui yang tampak dan tersembunyi, wahai Tuhan yang tidak tersembunyi atas-Nya lintasan pikiran dan gerakan hati, wahai Tuhan yang mengatur seluruh makhluk dan ciptaan, wahai yang di tangan-Nya kerajaan semua bumi dan seluruh langit, Engkaulah Allah yang tidak ada Tuhan selain Engkau, matikankanlah (aku) kepada-Mu dengan lâ ilâha illallâh.


فَيَا لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ, اِجْعَلْنِي فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ مِمَّنْ نَظَرْتَ إِلَيْهِ فَرَحِمْتَهُ, وَ سَمِعْتَ دُعَائَهُ فَأَجَبْتَهُ, وَ عَلِمْتَ اسْتِقَالَتَهُ فَأَقَلْتَهُ, وَ تَجَاوَزْتَ عَنْ سَالِفِ خَطِيْئَتِهِ وَ عَظِيْمِ جَرِيْرَتِهِ, فَقَدِ اسْتَجَرْتُ بِكَ مْنْ ذُنُوْبِي, وَ لَجَأْتُ إِلَيْكَ فِي سِتْرِ عُيُوْبِي

Fayâ lâ ilâha illâ ant, ij‘alnî fî hâdzihil lailati mimman nazharta ilaihi farahimtah, wa sami‘ta du‘â`ahu fa`ajabtah, wa ‘alimtas tiqâlatahu fa`aqaltah, wa tajâwazta ‘an sâlifi khathî`atihi wa ‘azhîmi jarîratih, faqadis tajartu bika min dzunûbî, wa laja`tu ilaika fî sitri ‘uyûbî.

Wahai yang tidak ada Tuhan selain Engkau, jadikanlah aku pada malam ini di antara orang yang Engkau perhatikan lalu Engkau sayangi, yang Engkau dengarkan doanya lalu Engkau kabulkan, yang Engkau ketahui ketergelincirannya lalu Engkau maafkan, dan yang Engkau ampuni kesalahannya yang telah lalu serta kejahatannya yang besar. Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari dosa-dosaku dan bernaung kepada-Mu dalam menutup aib-aibku.


اَللَّهُمَّ فَجُدْ عَلَيَّ بِكَرَمِكَ وَفَضْلِكَ, وَ احْطُطْ خَطَايَايَ بِحِلْمِكَ وَ عَفْوِكَ, وَ تَغَمَّدْنِي فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ بِسَابِغِ كَرَامَتِكَ, وَ اجْعَلْنِي فِيْهَا مِنْ أَوْلِيَائِكَ الَّذِيْنَ اجْتَبَيْتَهُمْ لِطَاعَتِكَ, وَ اخْتَرْتَهُمْ لِعِبَادَتِكَ, وَ جَعَلْتَهُمْ خَالِصَتَكَ وَ صَفْوَتَكَ

Allâhumma fajud ‘alayya bikaramika wa fadhlik, wahthuth khathâyâya bihilmika wa ‘afwik, wa taghammadnî fî hâdzihil lailati bisâbighi karâmatik, waj‘alnî fîhâ min auliyâ`ik, alladzînan tajabtahum lithâ‘atik, wakhtartahum li‘ibâdatik, wa ja‘altahum khâlishataka wa shafwatak.

Ya Allah, dermawanlah kepadaku dengan kemuliaan-Mu serta karunia-Mu, dan gugurkanlah segala kesalahanku dengan sabar dan maaf-Mu, liputi aku pada malam ini dengan keluasan kemuliaan-Mu, dan jadikanlah aku padanya di antara wali-wali-Mu yang Engkau pilih untuk taat serta mengabdi kepada-Mu dan Engkau jadikan aku orang yang ikhlas kepada-Mu.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ سَعِدَ جَدُّهُ, وَ تَوَفَّرَ مِنَ الْخَيْرَاتِ حَظُّهُ, وَ اجْعَلْنِي مِمَّنْ سَلِمَ فَنَعِمَ, وَ فَازَ فَغَنِمَ, وَاكْفِنِي شَرَ مَا أَسْلَفْتُ, وَ اعْصِمْنِي مِنَ اْلإِزْدِيَادِ فِي مَعْصِيَتِكَ, وَ حَبِّبْ إِلَيَّ طَاعَتَكَ, وَ مَا يُقَرِّبُنِي لَدَيْكَ وَ مَا يُزْلِفُنِي عِنْدَكَ

Allâhummaj‘alnî mimman sa‘ida jadduh, wa tawaffara minal khairâti hazhzhuh, waj‘alnî mimman salima fana‘im, wakfinî syarra mâ aslaft, wa‘shimnî minal izdiyâdi fî ma‘shi-yatik, wa habbib ilayya thâ‘atak, wamâ yuqarribunî ladaik, wamâ yuzlifunî ‘indak.

Ya Allah, jadikanlah aku orang yang beruntung kemuliaannya dan mendapat kebaikan yang banyak, dan jadikanlah aku orang yang selamat lalu mendapat nikmat, yang beruntung lalu mendapat bagian yang besar, jagalah aku dari keburukan dosa yang telah kulakukan dan jagalah aku dari bertambahnya kemaksiatan terhadap-Mu dan cintakanlah terhadapku ketaatan kepada-Mu dan kepada segala yang mende-katkan diriku kepada-Mu.


سَيِّدِي إِلَيْكَ يَا مَلْجَأَ الْهَارِبُ, وَ مِنْكَ يَلْتَمِسُ الطَّالِبُ, وَ عَلَى كَرَمِكَ يَعُوْلُ الْمُسْتَقِِيْلُ التَّائِبُ, أَدَّبْتَ عِبَادَكَ بِالتَّكَرُّمِ وَ أَنْتَ أَكْرَمُ اْلأَكْرَمِيْنَ, وَ أَمَرْتَ بِالْعَفْوِ عِبَادَكَ وَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Sayyidî ilaika yâ malja`al hârib, wa minka yaltamisuth thâlib, wa ‘alâ karamika ya‘ûlu mustaqîlut tâ`ib, addabta ‘ibâdaka bittakarrumi wa anta akramul akramîn, wa amarta bil‘afwi ‘ibâdaka wa antal ghafûrur rahîm

Wahai Tuanku, kepada-Mu tempat berlindung hamba yang lari, dan dari-Mu hamba yang menuntut dan mencari, dan dengan kemuliaan-Mu hamba yang salah dan bertobat merintih. Engkau telah didik hamba-hamba-Mu dengan kemuliaan dan Engkau yang maha mulia dari seluruh yang mulia, Engkau telah perintahkan untuk memaafkan hamba-hamba-Mu dan Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


اَللَّهُمَّ فَلاَ تَحْرِمْنِي مَا رَجَوْتُ مِنْ كَرَمِكَ, وَ لاَ تُؤْيِسْنِي مِنْ سَابِغِ نِعَمِكَ, وَ لاَ تُخَيِّبْنِي مِنْ جَزِيْلِ قِسَمِكَ, فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ ِلأَهْلِ طَاعَتِكَ, وَ اجْعَلْنِي فِي جُنَّةٍ مِنْ شِرَارِ بَرِيَّتِكَ

Allâhumma falâ tahrimnî mâ rajautu min karamik, walâ tu`yisnî min sâbighi ni‘amik, walâ tukhayyibnî min jazîli qisa-mik, fî hâdzihil lailati li`ahli thâ‘atik, waj‘alnî fî junnatin min syirâri bariyyatik.

Ya Allah, janganlah Engkau halangi aku dari harapan untuk menggapai kemuliaan, dan janganlah Engkau putus-asakan aku dari karunia-Mu yang melimpah, dan janganlah Engkau hampakan aku dari besarnya bagian-Mu pada malam ini bagi orang-orang yang taat kepada-Mu, dan jadikanlah aku di dalam perlindungan dari kejahatan makhluk-Mu.


رَبِّ إِنْ لَمْ أَكُنْ منْ أَهْلِ ذَالِكَ فَأَنْتَ أَهْلُ الْكَرَمِ وَ الْعَفْوِ وَ الْمَغْفِرَةِ, وَ جُدْ عَلَيَّ بِمَا أَنْتَ أَهْلُهُ لاَ بِمَا أَسْتَحِقُّهُ, فَقَدْ حَسُنَ ظَنِّي بِكَ, وَ تَحَقَّقْ رَجَائِي لَكَ, وَ عَلَقَتْ نَفْسِي بِكَرَمِكَ, وَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ وَ أَكْرَمُ اْلأَكْرَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اخُصُصْنِي مِنْ كَرَمِكَ بِجَزِيْلِ قِسَمِكَ, وَ أَعُوذُ بِعَفْوِكَ.

Rabbi in lam akun min ahli dzâlika fa`anta ahlul karami wal‘afwi wal maghfirah, wa jud ‘alayya bimâ anta ahluhu lâ bimâ astahiqquh, faqad hasuna zhannî bik, wa tahaqqaq rajâ`î lak, wa ‘alaqat nafsî bikaramik, wa anta arhamur râhimîna wa akramul akramîn. Allâhummakhshushnî min karamika bijazîli qisamik, wa a‘ûdzu bi‘afwik.

Wahai Tuhanku, apabila aku bukan ahlinya untuk mendapatkan hal itu, maka Engkau ahli kemuliaan, ahli memaafkan dan memberi ampunan, dan dermawanlah bagiku dengan apa yang Engkau adalah ahlinya, tidak dengan apa yang aku berhak kepadanya. Sesungguhnya sangkaanku baik kepada-Mu dan realisasikanlah harapanku kepada-Mu sedang diriku bergantung kepada kenuliaan-Mu, dan Engkau maha pe-ngasih dari seluruh yang mengasihi dan maha mulia dari semua yang mulia. Ya Allah, khususkan aku dengan kemuliaan-Mu, dengan pembagian yang besar dari-Mu, dan aku berlindung kepada maaf-Mu.


Apabila telah selesai berdoa, lalu sujud dan ucapkanlah 20 kali: Yâ rabbi , 7 kali: Yâ muhammad , 10 kali: Lâ haula walâ quwwata illâ billâh, 10 kali: Mâ syâ`allâh , 10 kali: Lâ quwwata illâ billâh . Lalu baca shalawât bagi Nabi Muhammad dan keluarganya, dan mintalah kebutuhan kamu kepada Allah, maka demi Allah kalaulah kamu meminta dengan cara seperti itu, dengan karunia-Nya dan kemulian-Nya sebanyak tetesan air hujan, niscaya Allah menyampaikan kamu kepadanya dengan kemuliaan-Nya dan karunia-Nya."


43. Shalat Malam Nishfu Sya‘ban 4 Raka‘at

Shalat malam Nishfu Sya‘bân empat raka‘at, pada setiap raka‘atnya membaca Al-Fâtihah dan sûrah Qul huwallâhu ahad seratus kali. Setelah shalat berdoa dengan doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي إِلَيْكَ فَقِيْرٌ, وَ إِنِّي عَائِذٌ بِكَ وَ مِنْكَ خَائِفٌ, وَ بِكَ مُسْتَجِيْرٌ, رَبِّ لاَ تُبَدِّلِ اسْمِي وَ لاَ تُغَيِّرْ جِسْمِي, رَبِّ لاَ تُجْهِدْ بَلاَئِي وَ لاَ تُشْمِتْ بِي أَعْدَائِي, أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ, وَ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ, وَ أَعُوذُ بِرَحْمَتِكَ مِنْ عَذَابِكَ, وَ أَعُوذُ بِكَ مِنْكَ جَلَّ ثَنَائُكَ, أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ وَ فَوْقَ مَا يَقُوْلُ الْقَائِلُوْنَ

Allâhumma innî ilaika faqîr, wa innî ‘â`idzun bika wa minka khâ`if, wa bika mustajîr, rabbi lâ tubaddilismî, walâ tughayyir jismî, rabbi lâ tujhid balâ`î, walâ tusymit bî a‘dâ`î, a‘ûdzu bi‘afwika min ‘iqâbik, wa a‘ûdzu biridhâka min sakhathik, wa a‘ûdzu birahmatika min ‘adzâbik, wa a‘ûdzu bika minka jalla tsanâ`uk, anta kamâ atsnaita ‘alâ nafsika wa fauqa mâ yaqûlul qâ`ilûn.
Ya Allah, sungguh aku butuh kepada-Mu dan sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dan takut kepada-Mu dan dengan-Mu aku berlindung. Wahai Tuhanku, janganlah Engkau ganti namaku dan janganlah Engkau ubah tubuhku. Wahai Tuhanku, janganlah Engkau beratkan balaku dan janganlah Engkau gembirakan musuh-musuhku denganku. Aku berlindung kepada maaf-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada rela-Mu dari murka-Mu, aku berlindung kepada kasih-Mu dari siksa-Mu dan aku berlindung dengan-Mu dari-Mu mulia pujian-Mu, Engkau adalah sebagaimana Engkau puji atas diri-Mu dan di atas apa yang mereka ucapkan.


44. Shalat Malam Nishfu Sya‘ban 100 Raka‘at 

Malam nishfu Sya‘bân dimakmurkan dengan amal-amal ritual seperti shalat seratus raka‘at, shalat tasbîh , dzikir, istighfâr , membaca Al-Quran dan berdoa. Jabra`îl as telah berkata kepada Rasûlullâh saw mengenai keutamaan malam nishfu Sya‘bân, "Wahai Muhammad, siapa yang menghidupkannya dengan takbîr, tahlîl, tasbîh, shalawât, baca Al-Quran, shalat sunnah dan istighfâr adalah surga tempat tinggalnya dan Allah ampuni dosa-dosanya yang terdahulu dan yang terakhir. Wahai Muhammad, siapa yang mendirikan shalat padanya sebanyak seratus raka'at dan dia baca pada setiap rakaatnya Al-Fâtihah satu kali dan Qul huwallâhu ahad sepuluh kali, kemudian setelah shalat dia baca Ayat Kursi sepuluh kali, Al-Fâtihah sepuluh kali dan tasbîh seratus kali, niscaya Allah ampuni seratus macam dosa besar-–dia sebutkan pahala yang besar-–maka hidupkanlah malam itu wahai Muhammad dan perintahkan ummatmu untuk menghidupkannya serta mendekatkan diri (kepada Allah) dengan beramal padanya, sebab ia adalah malam yang mulia, ia adalah malam yang tidak berdoa seorang pendoa padanya melainkan dikabulkan doanya, tidak meminta seorang peminta padanya melainkan diberi, tidak ber-istighfâr seorang peminta ampun padanya melainkan diampuni, dan tidak bertobat seseorang yang bertobat padanya, melainkan diterima tobatnya."

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: