Pesan Rahbar

Home » » Hujatulislam Raisi: Pemerintahan Islam, Pembawa Panji Haji Ibrahimi di Dunia

Hujatulislam Raisi: Pemerintahan Islam, Pembawa Panji Haji Ibrahimi di Dunia

Written By Unknown on Friday 14 July 2017 | 07:03:00


Perwalian Haram Suci Razavi dalam pertemuan dengan jajaran petugas Bi'tsah Rahbari (perwakilan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar) di Badan Haji dan Ziarah Iran mengatakan, hari ini pemerintahan Islam menjadi satu-satunya pembawa panji haji Ibrahimi di dunia dan alasan konspirasi, serangan serta sabotase Arab Saudi dan dukungan kubu imperialis dunia atas Riyadh juga membuktikan realitas ini.

Astan News melaporkan, Hujatulisam Sayid Ebrahim Raisi dalam pertemuan yang digelar Minggu (10/7) di Haram Suci Razavi, menyebut Iran sebagai pembawa panji penyelenggara manasik haji Ibrahimi pembangun manusia dan pembangun kapasitas Ibrahimi.

Ia menuturkan, haji Ibrahimi, meningkatkan derajat spiritualitas manusia dan memunculkan semangat anti-imperilisme dan menuntut kebebasan. Masalah inilah yang membangkitkan ketakutan, dilancarkannya konspirasi dan sabotase terbaru Saudi sehingga jemaah haji Iran tidak bisa melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci tahun ini.

Akan tetapi, katanya, peristiwa-peristiwa semacam ini pasti tidak akan berlangsung lama dan kabar baik tentang hal ini telah disampaikan oleh Al Quran dan hadis kepada kita, bahwa seluruh konspirasi haji terhadap Muslimin tidak akan bertahan lama.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menjelaskan bahwa seluruh hal yang diwajibkan dan dilarang Tuhan adalah untuk menjadikan manusia sebagai pesuluk menuju Allah Swt, manifestasi dari Khalifatullah dan menjadi objek sujud para malaikat.

Ia menerangkan, untuk menjadi seorang Khalifatullah, pertama harus dibangun kapasitas dalam diri seorang manusia dan bulan suci Ramadhan, malam-malam Lailatul Qadr, hari raya Idulfitri, ziarah ke Makam-makam suci Imam Maksum as dan manasik haji, adalah sarana terbaik ntuk membangun kapasitas spiritual manusia.

Menurut Raisi, Imam Ali bin Abi Thalib as di dalam kitabnya Nahjul Balaghah kepada Kumail bin Ziyad mengatakan, hati-hati manusia layaknya wadah, oleh karena itu yang terbaik adalah wadah yang daya tampungnya terbesar.

"Salah satu posisi terpenting untuk meningkatkan kapasitas hati kita adalah menziarahi makam-makam suci Imam Maksum as dan masalah ini sangat dipahami oleh musuh Islam dan menjadi sebab kemarahan mereka terhadap ziarah," ujarnya.

Perwalian Haram Suci Razavi juga menyinggung serangan budaya yang dilancarkan lewat jaringan satelit dan dunia maya terhadap pemikiran Islam asli.

Ia menerangkan, dalam serangan tersebut kita menyaksikan bahwa masalah ziarah selalu menjadi salah satu pusat perhatian dan setiap hari dirancang beragam konten untuk merusak kapasitas besar umat Islam ini.


Ziarah, Konsep Terpenting bagi Keamanan Dunia Islam

Hujatulislam Raisi menjelaskan sebab-sebab serangan terhadap konsep ziarah dan menuturkan, kapasitas tinggi ziarah dan perkumpulan Muslimin yang mampu mematahkan rencana musuh yang terdapat dalam ziarah, merupakan alasan terpenting dari serangan-serangan tersebut, dan kita dalam situasi seperti ini, berkewajiban menjaga masalah yang terkait dengan kesucian Ahlul Bait as ini.

Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran ini menyebut ziarah sebagai salah satu konsep terpenting dan landasan keamanan Dunia Islam.

Ia menegaskan, masalah ziarah termasuk modal terbesar dan pendukung keamanan nasional serta inspirasi Dunia Islam.

"Ziarah menginspirasi kehidupan, madrasah yang membangun manusia dan kedudukan mengajar umat manusia. Dalam ibadah suci ini, melindungi nilai-nilai, perlawanan dalam mencapai tujuan, memusuhi musuh agama dan menolong sahabat agama, merupakan sunnah para nabi dan teladan Ahlul Bait as," papar Raisi.

Menurutnya, konsep ziarah sebagai salah satu posisi terbaik untuk merubah ancaman menjadi kesempatan.

Ia menuturkan, memanfaatkan ancaman-ancaman untuk kepentingan Islam, adalah bentuk keahlian yang diajarkan Imam Khomeini kepada kita dan hari ini Rahbar sebagai pelanjut hakikat ini.

Di bagian lain pidatonya, Raisi menjelaskan soal besarnya minat Muslim Ahlu Sunnah untuk berziarah ke Makam Suci Imam Ridha as.

"Kelompok teroris ISIS (Daesh) dan seluruh penganut aliran Takfiri sama sekali tidak bisa disebut sebagai Ahlu Sunnah. Saudara-saudara Ahlu Sunnah adalah orang-orang yang mencintai Ahlul Bait as dan kecintaan ini merupakan kesempatan berharga untuk menciptakan solidaritas dan persatuan di antara umat Islam," imbuhnya.


Arbain, Bendera yang Melanggengkan Asyura

Perwalian Haram Suci Razavi menjelaskan bahwa Arbain adalah sebuah bendera yang menjaga Asyura supaya tidak hilang dari kita.

Ia menerangkan, hari ini, serangan-serangan musuh terhadap Arbain semakin gencar, akan tetapi berkat Imam Hussein as, jiwa dan hati-hati kita setiap hari semakin tertarik pada kebangkitan Karbala dan setiap tahun pawai akbar Arbain semakin meriah.

Raisi menambahkan, volume perhatian kita terhadap Arbain harus setara dengan volume serangan-serangan yang dilancarkan musuh terhadap Arbain, dan kebencian yang terdapat dalam hati musuh Islam terhadap Arbain dan Asyura, membuktikan pengaruh positif gerakan agung tersebut.

Ia menilai satu-satunya jalan keselamatan umat manusia adalah berlindung kepada ajaran-ajaran suci Islam dan teladan Ahlul Bait as.

"Ziarah adalah faktor yang menyebarluaskan budaya Syiah dan kebebasan. Budaya yang hari ini menyebabkan para pemuda Syiah di Irak, dengan memanfaatkan bantuan Iran dan mengikuti arahan para Marji Taklid, mampu memberikan pukulan telak kepada kelompok teroris ISIS dan Takfiri," ungkapnya.


Mashhad Harus Menjadi Tempat Dialog Lintas Agama

Hujatulislam Raisi menyinggung dialog ilmiah Imam Ridha as dengan ulama-ulama agama lain dan menuturkan, Imam Ridha as adalah pusat ilmu Islam dan dialog antaragama, dan beliau mampu menjadi pelopor wacana lintas agama dan mazhab.

Ia melanjutkan, selain keberadaan Makam Suci Imam Ridha as, kota Mashhad yang juga memiliki hauzah-hauzah ilmiah kuno dan universitas-universitas terkemuka, tidak diragukan punya posisi paling layak untuk menjadi tempat dialog antaragama berbeda.

Di awal pertemuan itu, Hujatulislam Dr. Mazloumi, Kepala Divisi Budaya, Bi'tsah Rahbari di Badan Haji dan Ziarah Iran menyampaikan laporan aktivitas lembaganya selama setahun lalu.

Ia mengatakan, aktivitas-aktivitas Bi'tsah Rahbari secara umum terpusat pada upaya merekrut, melatih dan mengirim para penghubung budaya yang kompeten dan memproduksi karya serta program-program dakwah bagi para jemaah haji dan peziarah tempat-tempat suci.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: