Arab Saudi dan Irak berencana membuka kembali perlintasan perbatasan Arar yang ditutup selama 27 tahun terakhir. Perlintasan perbatasan itu ditutup sejak tahun 1990, setelah kedua negara memutuskan hubungan karena invasi mantan pemimpin Irak mendiang Saddam Hussein ke Kuwait.
Perlintasan perbatasan Arar akan dibuka untuk perdagangan, untuk pertama kalinya sejak 27 tahun. Dilaporkan surat kabar lokal Saudi, Mecca, seperti dilansir Reuters, Selasa (15/8/2017), pejabat Saudi dan Irak mengunjungi perlintasan perbatasan itu, pada Senin (14/8) waktu setempat.
Selama ini, hanya jemaah Irak yang akan menunaikan ibadah haji yang diperbolehkan melewati perlintasan perbatasan itu.
Gubernur Provinsi Anbar, Sohaib Al-Rawi, menyatakan otoritas Irak akan mengerahkan personel militer untuk menjaga rute gurun menuju perlintasan perbatasan Arar. Al-Rawi menyebut pembukaan perlintasan perbatasan itu sebagai 'langkah signifikan' dalam meningkatkan hubungan kedua negara.
"Ini menjadi awal yang luar biasa untuk kerja sama di masa mendatang antara Irak dan Arab Saudi," sebut Al-Rawi.
Pengumuman soal pembukaan perlintasan perbatasan ini disampaikan setelah kabinet Saudi, pada Senin (14/8), dengan membentuk komisi perdagangan gabungan dengan Irak.
Saudi dan sekutunya, Uni Emirat Arab, berusaha membujuk Irak dengan berbagai upaya kerja sama. Tujuannya untuk mengurangi pengaruh Iran di negara tersebut. Negara-negara Teluk Arab penganut Sunni menjamu ulama Syiah Irak berpengaruh, Moqtada al-Sadr, untuk melakukan pembicaraan dalam beberapa minggu terakhir. Hal semacam ini tergolong langka, setelah hubungan Irak dan negara-negara Teluk bermasalah selama bertahun-tahun.
Kantor ulama Sadr menyebut, pertemuannya dengan Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman berujung kesepakatan bantuan senilai US$ 10 juta (Rp 131 miliar) dari Saudi untuk Irak. Tidak hanya itu, Saudi juga mempelajari kemungkinan investasi di Irak.
Hubungan Saudi-Irak kembali pulih sejak tahun 2015, saat Saudi membuka kembali kedutaannya di Baghdad, setelah ditutup selama 25 tahun. Pada Februari lalu, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir berkunjung ke Baghdad dan pada Juni, kedua negara mengumumkan pembentukan Dewan Koordinasi untuk meningkatkan hubungan bilateral.
(Reuters/Detik-News/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email