Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang paling adil adalah orang yang dirinya rela karena kerelaan orang lain dan ia tidak rela kerena ketidakrelaan orang lain.” (al-Bihâr, juz 75, bab 35, hadis ke-l).
Masalah adil adalah pembahasan yang penting dalam agama Islam. Disamping telah disinggung dalam al-Quran juga banyak disinggung dalam hadis Nabi dan para Imam tentang keutamaan, kedudukan, dan anjuran untuk menjaga keadilan dan kebenaran serta dampak-dampaknya.
Misalnya Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang paling adil adalah orang yang dirinya rela karena kerelaan orang lain dan ia tidak rela kerena ketidakrelaan orang lain.” (al-Bihâr, juz 75, bab 35, hadis ke-l).
Beliau juga bersabda, “Sesiapa yang membantu orang fakir dan ia berbuat keadilan terhadap orang itu, maka dialah orang mukmin yang hakiki.” (al-Bihâr, juz 75, bab 35, hadis ke-5).
Dalam hadis lain, Imam Ali as. menyatakan bahwa berbuat adil adalah sumber kemuliaan, “Sesiapa yang bersikap adil terhadap dirinya dan kepada manusia niscaya akan Allah tambahkan kemuliaannya.” (hadis no. 25).
Sedangkan batasan dan tolok adil bisa kita lihat dalam sabda Imam Ali as. dalam wasiatnya kepada putranya, Imam Hasan Mujtaba as., berkata, “Wahai anakku! Jadikanlah dirimu sebagai tolok ukur bagi orang di sekitarmu dan bagi orang selainmu. Maka apa yang kamu cintai, cintailah untuk orang lain. Dan apa yang kamu benci, maka bencilah untuk orang lain. Janganlah kamu berbuat aniaya sebagaimana kamu tidak suka dianiaya dan berbuat baiklah sebagaimana kamu suka diperlakukan dengan baik. Apa yang kamu pandang buruk dari orang lain maka pandanglah keburukan dari dirimu, relakanlah orang-orang sebagaimana yang mereka relakan darimu. Dan jangan kamu katakan apa yang tidak kamu ketahui dan katakanlah apa yang kamu ketahui, dan janganlah kamu lakukan kepada orang lain apa yang tidak kamu sukai.” (hadis 21).
Imam Ali dalam suratnya yang terkenal kepada Malik al-Asytar mengatakan, “Bersikaplah adil terhadap dirimu kepada Allah dan kepada manusia dan terhadap kerabat dan orang-orang yang dekat denganmu.”
Sedangkan manfaat berbuat adil dapat kita peroleh penjelasannya dalam penjelasan Imam Ali yang tertuang dalam penjelasan singkat (kalimat qisar):
l. “Sikap adil akan melestarikan rasa cinta.”
2. “Sikap adil dapat melunakkan hati.”
3. “Sikap adil akan mengangkat perselisihan dan melahirkan kebersamaan.”
4. “Sikap adil melahirkan ketentraman.”
5. “Sikap adil dapat melestarikan kebersamaan.”
6. “Orang yang bersikap adil memiliki banyak pecinta dan pembela.”
(ICC-Jakarta/Al-Hajij/Tebyan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email