Dengan dalih memerangi kelompok teroris ISIS, Denmark malah membantu Arab Saudi untuk memerangi kelompok oposisi dan membungkan kebebasan berpendapat.
Tindakan Denmark ini, seperti dilansir Mir’at al-Jazirah, menuai banyak kecaman.
Dokumen penjualan senjata dan fasilitas militer yang dilakukan Denmark kepada Arab Saudi dan negara-negara kawasan Teluk Persia dengan tujuan membungkam suara dan gerakan rakyat telah membangkitkan perdebatan di negara ini.
Setelah lebih dari dua bulan bungkam seribu bahasa, akhirnya Andreas Samuelsson, Menteri Luar Negeri Denmark, mengaku telah menjual peralatan militer itu kepada Arab Saudi, Emirat Arab, Tunisia, dan negara-negara kawasan Timur Tengah yang lain.
Ketika menjustifikasi tindak penjualan senjata ini, Samuelsson menegaskan, penjualan senjata itu bertujuan untuk kepentingan Denmark dalam memerangi kelompok teroris ISIS. Untuk itu, Denmark bisa menjual sistem kontrol dan pengawasan kepada Arab Saudi, sekalipun tindakan ini bisa menimbulkan pelanggaran HAM.
Menurut penilaian partai sayap kiri Denmark, tidak diragukan lagi bahwa sistem teknologi penting di tangan Arab Saudi, Emirat Arab, dan negara-negara Timur Tengah yang lain ini akan digunakan untuk membungkam suara gerakan-gerakan demokratis. Baru-baru ini kita menyaksikan banyak oposisi politik dan hukum sedang dikejar-kejar.
Badan Amnesti Internasional juga telah melancarkan protes atas ekspor peralatan dan sistem represif yang dilakukan Denmark kepada negara-negara Teluk Persia. Akan tetapi, para petinggi Denmark melarikan diri dari tanggung jawab ini.
(Mir’at-Al-Jazirah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email