Peristiwa ini tentunya menyadarkan Pangeran Muhammad bin Salman. Posisinya sebagai calon penguasa negara Kabah belum benar-benar aman hingga dia menduduki singgasana.
Tidak banyak yang tahu perebutan takhta di Arab Saudi berlangsung sangat sengit. Setelah berhasil menyingkirkan Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif, anak kesayangan Raja Salman - Pangeran Muhammad bin Salman - mengisi jabatan lowong tersebut.
Melesatnya karier Pangeran Muhammad bin Salman hanya dalam dua tahun menimbulkan konflik dengan pangeran-pangeran senior. Apalagi putera mahkota baru itu langsung memenjarakan Pangeran Muhammad bin Nayif dalam istananya sendiri di Kota Jeddah.
Informasi beredar menyebutkan Pangeran Muhammad bin Nayif dilengserkan karena alasan kesehatan. Namun sejumlah sumber bilang dia diberhentikan lantaran tidak menyetujui keputusan Pangeran Muhammad bin Salman untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sekaligus memblokade negara Arab supertajir itu sejak 5 Juni lalu.
Setelah mencopot Pangeran Muhammad bin Nayif pada 21 Juni, sebanyak 31 dari 34 anggota Komite Suksesi memilih Pangeran Muhammad bin Salman sebagai putera mahkota.
Dari tiga orang yang tidak menyetujui pengangkatan Pangeran Muhammad bin Salman menjadi putera mahkota adalah Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz, adik tiri Raja Salman, dijagokan para pangeran senior buat menggantikan Raja Salman.
Menurut tradisi, takhta Saudi mesti diturunkan ke adik. Dan saat ini Raja Salman memiliki sekitar 13 adik yang sama-sama berayahkan mendiang Raja Abdul Aziz bin Saud, pendiri Arab Saudi.
Begitu berkuasanya Pangeran Muhammad bin Salman, baru berumur 31 tahun, dan sudah melangkahi paman-pamannya dalam antrean buat menjadi raja, membikin banyak pangeran sakit hati.
Salah satunya adalah Pangeran Turki bin Muqrin, putra dari Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz. Raja Salman mencopot Pangeran Muqrin dari jabatan putera mahkota pada April 2015, kemudian mengangkat anaknya menjadi wakil putera mahkota menggantikan Pangeran Muhamnad bin Nayif naik jabatan.
Pencopotan Pangeran Muqrin itu merupakan hal pertama berlaku di Saudi. Biasanya putera mahkota baru diganti setelah yang bersangkutan meninggal, seperti Pangeran Sultan bin Abdul Aziz dan Pangeran Nayif bin Abdul Aziz yang wafat.
Rupanya ini menjadi preseden untuk kejadian serupa dan korban berikutnya adalah Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif.
Barangkali alasan sakit hati pula membuat Pangeran Turki bin Muqrin nekat berusaha membunuh Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman. Dia ingin membalas dendam karena kesempatan ayahnya menjadi pengganti Raja Salman pupus dua tahun lalu.
Menurut sumber Albalad.co, upaya pembunuhan itu terjadi pada 3 Juli lalu di Jeddah. Pangeran Turki bin Muqrin menembak ke arah Pangeran Muhammad bin Salman namun meleset.
"Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman luka ringan di tangan kiri," katanya. Dia menambahkan Pangeran Turki bin Muqrin langsung ditangkap.
Peristiwa ini tentunya menyadarkan Pangeran Muhammad bin Salman. Posisinya sebagai calon penguasa negara Kabah belum benar-benar aman hingga dia menduduki singgasana.
Sumber sama mengungkapkan bisa saja rencana Raja Salman mundur pada Januari 2018 dipercepat demi memuaskan ambisi anak kesayangan.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Wakil Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman. (Foto: Arab News)
Tidak banyak yang tahu perebutan takhta di Arab Saudi berlangsung sangat sengit. Setelah berhasil menyingkirkan Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif, anak kesayangan Raja Salman - Pangeran Muhammad bin Salman - mengisi jabatan lowong tersebut.
Melesatnya karier Pangeran Muhammad bin Salman hanya dalam dua tahun menimbulkan konflik dengan pangeran-pangeran senior. Apalagi putera mahkota baru itu langsung memenjarakan Pangeran Muhammad bin Nayif dalam istananya sendiri di Kota Jeddah.
Informasi beredar menyebutkan Pangeran Muhammad bin Nayif dilengserkan karena alasan kesehatan. Namun sejumlah sumber bilang dia diberhentikan lantaran tidak menyetujui keputusan Pangeran Muhammad bin Salman untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sekaligus memblokade negara Arab supertajir itu sejak 5 Juni lalu.
Setelah mencopot Pangeran Muhammad bin Nayif pada 21 Juni, sebanyak 31 dari 34 anggota Komite Suksesi memilih Pangeran Muhammad bin Salman sebagai putera mahkota.
Dari tiga orang yang tidak menyetujui pengangkatan Pangeran Muhammad bin Salman menjadi putera mahkota adalah Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz, adik tiri Raja Salman, dijagokan para pangeran senior buat menggantikan Raja Salman.
Menurut tradisi, takhta Saudi mesti diturunkan ke adik. Dan saat ini Raja Salman memiliki sekitar 13 adik yang sama-sama berayahkan mendiang Raja Abdul Aziz bin Saud, pendiri Arab Saudi.
Begitu berkuasanya Pangeran Muhammad bin Salman, baru berumur 31 tahun, dan sudah melangkahi paman-pamannya dalam antrean buat menjadi raja, membikin banyak pangeran sakit hati.
Salah satunya adalah Pangeran Turki bin Muqrin, putra dari Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz. Raja Salman mencopot Pangeran Muqrin dari jabatan putera mahkota pada April 2015, kemudian mengangkat anaknya menjadi wakil putera mahkota menggantikan Pangeran Muhamnad bin Nayif naik jabatan.
Pencopotan Pangeran Muqrin itu merupakan hal pertama berlaku di Saudi. Biasanya putera mahkota baru diganti setelah yang bersangkutan meninggal, seperti Pangeran Sultan bin Abdul Aziz dan Pangeran Nayif bin Abdul Aziz yang wafat.
Rupanya ini menjadi preseden untuk kejadian serupa dan korban berikutnya adalah Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Nayif.
Barangkali alasan sakit hati pula membuat Pangeran Turki bin Muqrin nekat berusaha membunuh Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman. Dia ingin membalas dendam karena kesempatan ayahnya menjadi pengganti Raja Salman pupus dua tahun lalu.
Menurut sumber Albalad.co, upaya pembunuhan itu terjadi pada 3 Juli lalu di Jeddah. Pangeran Turki bin Muqrin menembak ke arah Pangeran Muhammad bin Salman namun meleset.
"Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman luka ringan di tangan kiri," katanya. Dia menambahkan Pangeran Turki bin Muqrin langsung ditangkap.
Peristiwa ini tentunya menyadarkan Pangeran Muhammad bin Salman. Posisinya sebagai calon penguasa negara Kabah belum benar-benar aman hingga dia menduduki singgasana.
Sumber sama mengungkapkan bisa saja rencana Raja Salman mundur pada Januari 2018 dipercepat demi memuaskan ambisi anak kesayangan.
(Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email