Pesan Rahbar

Home » » Menteri Investasi Sudan Usulkan Bina Hubungan Dengan Israel

Menteri Investasi Sudan Usulkan Bina Hubungan Dengan Israel

Written By Unknown on Friday, 25 August 2017 | 23:22:00

Sudan telah memutus hubungan diplomatik dengan Iran sejak Januari 2016.

Menteri Investasi Sudan Mubarak al-Fadil al-Mahdi. (Foto: Sudania 24 TV)

Menteri Investasi Sudan Mubarak al-Fadil al-Mahdi mengusulkan agar negaranya membina hubungan diplomatik dengan Israel. Komentarnya ini tidak lazim dikeluarkan oleh seorang menteri senior di Sudan, yang tidak mengakui negara Zionis itu.

Dalam wawancara khusus dengan Sudania 24 TV Ahad malam lalu, dia bilang tidak ada halangan buat membuna hubungan resmi dengan Israel. Bahkan dia yakin relasi itu bisa mengungkan Sudan.

"Palestina juga sudah menormalisasi hubungan dengan Israel dan bahkan Hamas berbicara kepada Israel," kata Mubarak. "Palestina menerima uang pajak dan listrik dari Israel. Mereka berkonflik tapi mereka duduk bareng Israel."

Tidak ada hukum di Israel menyatakan Sudan sebagai negara musuh tapi kedua negara sudah lama bermusuhan. Sesuai aturan berlaku, Israel satu-satu negara di dunia tidak boleh dikunjungi warga Sudan.

Selama bertahun-tahun, Sudan menampung para komandan Hamas, milisi Palestina menolak mengakui Israel. Sudan merupakan sekutu Iran dan Hizbullah dalam hal militer dan politik.

Mubarak, Ketua Partai Umat Nasional, ditunjuk sebagai menteri investasi Mei lalu setelah Perdana Menteri Sudan Hasan Salah merombak kabinet.

Mubarak menekankan banyak negara Arab sudah menjalin hubungan dengan Israel dalam beberapa bentuk.

Januari tahun lalu, sejumlah pemimpin politik Sudan mendukung gagasan menormalisasi hubungan dengan Israel. Mereka menganggap ide itu bisa mendekatkan Sudan dengan Amerika dan memungkinkan sanksi terhadap negara itu dicabut.

Iran bertahun-tahun menggunakan Sudan sebagai basis buat menyelundupkan senjata ke Jalur Gaza. Negara Mullah itu juga membangun sebuah pabrik dekat Ibu Kota Khartum, menghasilkan roket jarak jauh untuk Hamas dan Jihad Islam.

Akhir 2014, Sudan mulai menjauh dari Iran karena ada tekanan besar dari Arab Saudi. Atase kebudayaan Iran dipulangkan ke Teheran dan beberapa pusat kebudayaan Iran di Sidan ditutup.

Sudan memutus hubungan diplomatik dengan Iran Januari tahun lalu, setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran dirusak dan dibakar pengunjuk rasa.

(Haaretz/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: