Sebuah kendaraan militer dari pasukan Demokrat Suriah terlihat di kota Raqqa, Suriah pada 28 Juli 2017. (Foto: Reuters)
Pasukan Suriah yang didukung AS terus mengepung dan menggempur benteng ISIS Suriah di selatan kota Raqqa, mereka merebut kembali wilayah tersebut, ungkap seorang juru bicara pada hari Selasa.
Pasukan Demokratik Kurdi (SDF) mulai menyerang dan merebut Raqqa dari ISIS tahun lalu, perlahan-lahan mereka mengepung kota tersebut sebelum akhirnya mematahkan kekuatan ISIS untuk pertama kalinya pada bulan Juni.
Setelah mendapatkan bantuan dari koalisi pimpinan AS, pasukan gabungan ini sekarang telah menguasai lebih dari 50 persen kota, menurut pengamat Hak Asasi Manusia Suriah, sebuah lembaga yang berbasis di Inggris.
“Semalam, SDF maju dan menggempur di selatan kota, setelah menguasai wilayah Nazlet Shahada,” kata Rami Abdel Rahman.
Asap mengepul dari Raqqa menyusul serangan udara koalisi pada 28 Juli 2017. (Foto: AFP)
Dia mengatakan bahwa pejuang SDF juga mengambil alih sebagian besar wilayah terdekat Hisham Bin Abdel Malik.
” ISIS sekarang sudah kalah di selatan Raqqa, setelah pasukan SDF menggempur mereka” tambahnya.
Nuri Mahmud, yang menjadi jubir milisi Kurdi YPG mengatakan kepada AFP bahwa pasukan suriah kini menuju ke arah selatan. “Pasukan ISIS Sudah hampir kalah di semua wilayah Nazlet Shahada dan wilayah Hisham Bin Abdel Malik,” tambahnya.
Melalui cuitan di Twitternya, pejabat AS memuji keberhasilan SDF. “Keberhasilan ini sangat signifikan dalam merebut Raqa hanya berlangsung 24 jam, wilayah terpenting bisa rebut kembali oleh pasukan SDF dan membebaskan 100 warga sipil,” tulis Brett McGurk.
Abdel Rahman mengatakan pertempuran sekarang berpusat di sekitar wilayah selatan pusat kota dan di pinggiran wilayah Hisham Bin Abdel Malik.
“SDF berjarak hanya beberapa ratus meter dari markas besar ISIS di Clock Square, di mana teroris ISIS melakukan eksekusi,” katanya. Dia menambahkan bahwa pejuang SDF juga berada di pinggiran wilayah Al-Thakana, salah satu kota yang paling padat penduduknya.
(Al-Arabiya/Reuters/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email