Pesan Rahbar

Home » » Polisi Hongkong Pantau 20 TKI Terduga Simpatisan ISIS

Polisi Hongkong Pantau 20 TKI Terduga Simpatisan ISIS

Written By Unknown on Wednesday, 16 August 2017 | 00:27:00


Setidaknya 20 tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia di Hongkong dipantau karena dilaporkan terkait dengan jaringan kelompok militan ‘Islamic State’. South China Morning Post (SCMP) mengutip sumber yang mengetahui penyelidikan polisi, melaporkan bahwa beberapa orang dari daftar laporan itu telah meninggalkan Hong Kong.

SCMP juga melaporkan, para TKW ini memang tidak memiliki hubungan langsung dengan ISIS, mereka hanya terindikasi mendukung ideologi kelompok ekstremis. ”Meskipun mereka hanya simpatisan, polisi masih akan mengawasi mereka,” kata sumber media itu.

Pantauan polisi itu sebagai respon dari laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) yang berbasis di Jakarta, Juli lalu. Dalam laporannya, IPAC menyebutkan sekitar 50 TKW terlibat aktivitas pro-ISIS di Hong Kong.

Kajian IPAC itu menyebut pekerja migran perempuan Indonesia teradikalisasi melalui kelompok dakwah tertentu. Komunikasi dengan sejumlah lelaki pendukung ISIS melalui media sosial juga mendorong radikalisasi tersebut.

Analis IPAC, Nava Nuraniyah, mengatakan beberapa tenaga kerja perempuan Indonesia masuk ke jaringan radikal melalui pacar yang mereka temukan di internet. “Tapi beberapa di antaranya bergabung dengan ISIS sebagai jalur untuk memberdayakan diri,” katanya seperti dilansir BBC Indonesia

Menanggapi laporan IPAC, Ketua Aliansi Buruh Migran Internasional di Hong Kong, Eni Lestari bilang meskipun ancaman ekstremisme selalu ada, ia tidak mengetahui jika ada tenaga kerja Indonesia di wilayah itu yang terlibat. “Kita orang Muslim dan kita menyelenggarakan banyak kegiatan keagamaan… kita tidak melakukan radikalisasi,” kata Eni menepis laporan IPAC. “Saya pikir tidak adil bagi komunitas pekerja Indonesia diberi label itu,” tambahnya.

Eni menjelaskan selama mengorganisir pekerja migran setiap minggu, pihaknya belum pernah menemukan adanya promosi atau perekrutan ISIS. “Kalau ada, maka tangkap dan hukum saja mereka yang sengaja memanfaatkan kerentanan pekerja migran perempuan untuk dieksploitasi,” kata Eni.

(BBC-Indonesia/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: