Dedengkot wahabi, Ibnu Taimiyah berkata dalam kitabnya, “Fathimah menuntut tanah Fadak demi keuntungan dunia, sedangkan Abu Bakar tidak mengabulkan tuntutan Fathimah karena Allah.”
Sedemikian kejinya tuduhan yang dia sematkan kepada putri Rasulullah hanya karena menuntut haknya kepada khalifah Abu Bakar. Kami tidak mau membahas soal tanah fadak dan polemiknya disini, tapi fokus pada ucapan penuh kebencian dari dedengkot wahabi tersebut yang tercatat pada kitab Minhajus Sunnah jilid 4 hal 244.
Tidak berhenti sampai disitu, penerus ajaran Taimiyah yakni bani Saud merubah nama sebuah mesjid yang awalnya bernama Fathimah dirobah oleh Saudi menjadi Arrahmah. Berbagai spekulasi bermunculan kenapa Saudi merobah nama mesjid tersebut. Ada yang mengatakan alasan Saudi merobahnya karena nama Fathimah pada mesjid itu mengacu pada nama ibu yang merancang mesjid tersebut dan ada juga yang mengatakan nama itu adalah nama janda yang mewakafkan tanahnya untuk membangun mesjid tersebut. Lalu orang-orang mengaitkan nama Fathimah itu kepada nama Putri Rasulullah, sehingga untuk menjaga agar orang-orang tidak mengaitkan nama mesjid tersebut kepada nama Putri Rasulullah, maka dirobahlah nama mesjidnya menjadi Arrahmah. Alasan yang terlalu mengada-ada. Apakah ada seorang arsitek memberi nama bangunan yang dia bangun berdasarkan nama ibunya, apalagi yang dia bangun itu sebuah mesjid? Alasan keduapun tidak masuk akal mengingat tanah tempat berdirinya mesjid adalah laut yang dipancangi tiang beton. Sejak kapan laut merupakan milik pribadi?
Pada dasarnya mereka sangat benci kepada keluarga nabi sehingga melarang nama Hasan dan Husein dipakai untuk nama anak-anaknya. Bahkan yang sudah diberi nama Hasan dan Husein pun disuruh mengganti dengan nama yang lain disaat anak tersebut didaftarkan ke sekolah. Sebaliknya nama Yazid lebih disukai oleh wahabi daripada nama keluarga nabi.
Pada sisi Ka’bah sudah berdiri Tower yang pada puncaknya diberi simbol tanduk setan dan diberi nama Sufyani Tower. Mereka sangat menginginkan kejayaan bani Umaiyah dan sangat alergi kepada bani Hasyim. Menara tersebut merupakan simbol kemenangan bani Umaiyah atas kepengurusan Masjidil Haram yang sejak dahulu berebut dengan bani Hasyim terutama pada masa Abdul Muthalib masih hidup.
(Manhaj-Salafi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email