Setelah bulan Muharram tiba, masyarakat dunia menggelar acara ritual duka untuk mengenang kesyahidan Imam Husain as dan para sahabat. Rakyat Bahrain termasuk bagian dari masyarakat dunia ini.
Rakyat Bahrain sudah ratusan tahun selalu menghidupkan sepuluh pertama bulan Muharram dengan menegakkan ritual duka. Sepuluh hari ini memiliki posisi yang sangat tinggi di kalangan mereka.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir in, rezim penguasa Bahrain selalu melanggar hak kewarganegaraan rakyat Bahrain setelah melihat masyarakat internasional hanya memilih bungkam terhadap segala bentuk kelaliman terhadap rakyat Bahrain.
Al Khalifah menyerang seluruh bentuk simbol Asyura, mulai dari panji-panji Asyura hingga warga yang sedang menggelar ritual duka.
Menurut laporan Lembaga HAM Bahrain, para khatib dan ulama dilarang memasuki kawasan berpenduduk Syiah al-Diraz yang memang telah berada dalam kepungan penguasa Bahrain dari sejak beberapa waktu lalu. Rezim penguasa juga mengancam jangan sampai ritual ini mengupas masalah politik.
Lebih dari itu, rezim Al Khalifah setiap tahun selalu menangkap para khatib dan ulama Bahrain dan memberangus segala bentuk simbol Asyura di banyak kawasan.
Rezim Al Khalifah melarang setiap warga Bahrain melakukan tabligh Muharram di media-media sosial, sebagaimana mereka telah melarang pelaksaan ritual ibadah politik salat Jumat.
Kejahatan terbaru rezim Bahrain adalah menyerang para tawanan di rutan Jaww yang sedang mendirikan ritual duka sebagai bentuk pengejawantahan hak mereka sebagai warga negara.
(Bahrain-Mirror/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email