Pangeran kerajaan Arab Saudi, Khalid Bin Farhan al-Saud, yang tinggal di Jerman, telah mengungkapkan kondisi perpolitikan negerinya. Khalid mengungkapkan tentang adanya “Pengkondisian Amerika” yaitu campur tangan Amerika untuk membantu Mohamed Bin Salman menjadi Raja Arab Saudi sebelum kematian ayahnya, thenewkhalij.org melaporkan pada hari Jumat (23/6).
Khalid mengungkapkan pernyataannya itu melalui Twitter bahwa dia telah menerima informasi dari sumber yang diinformasikan di dalam keluarga penguasa Arab Saudi.
Tuduhan Khalid begitu berat, di antaranya adalah “ketaatan mutlak kepada AS dan Israel dan melakukan apapun yang mereka minta .”
Menurut Khalid, tiga kondisi lainnya merupakan imbalan karena membantu Bin Salman naik tahta sebelum kematian ayahnya. Balas jasa itu addalah; Menyelesaikan semua masalah terkait penduduk Gaza di Sinai utara sebagai alternatif wilayah dimana Arab Saudi dan UEA akan memberikan dana yang dibutuhkan; Menyingkirkan Hamas dan siapapun yang mendukungnya; Dan mendapatkan Pulau Sanafir dari Mesir. “
Bin Farhan mengatakan bahwa imbalan terakhir akan membuat perairan internasional Teluk Aqaba bukan menjadi perairan teritorial Mesir. Hal itu akan memudahkan jalur pengiriman Israel ke pelabuhan Eilat, begitu pula sebaliknya.
Kebijakan itu juga akan membantu Israel melaksanakan proyek yang direncanakan beroperasi sejajar dengan Terusan Suez. Khalid mengklaim bahwa proyek tersebut melibatkan dana sekitar $ 500 juta.
Pangeran mengatakan bahwa masalah ini membuat keluarga kerajaan terpisah, bahkan sebelum kematian Raja Abdullah Bin Abdulaziz pada tahun 2015. Terlebih gelombang keputusan kerajaan yang menggulingkan beberapa pejabat dari dalam keluarga kerajaan dan lainnya.
Sumber: www.middleeastmonitor.com
(Middle-East-Monitor/Seraamedia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email