Oleh: Muhammad Zazuli
Pemerintah juncta militer Myanmar sangat tertutup dan tidak mau membuka akses bantuan untuk warga Rohingya. Tapi Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang ikut ambil bagian dalam upaya menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang sempat memanas pada Oktober 2016 lalu. Pemerintah Indonesia sejak tahun 2016 sudah terus berusaha melakukan komunikasi intensif dengan Pemerintah Myanmar.
Beberapa titik komunikasi penting antara lain ; Pertemuan Menlu RI dengan State Counsellor Myanmar Daw Aung San Suu Kyi, di Myanmar tanggal 6 Desember 2016, Pertemuan Presiden RI dengan Kofi Annan 9 Desember 2016 di Bali, Pertemuan Retreat Menlu ASEAN tanggal 19 Desember 2016 di Yangon dan pertemuan kembali Menlu RI kembali dengan State Counsellor Myanmar tanggal 19 Desember 2016 di Myanmar. Pada 29 Desember 2016 Presiden Joko Widodo, juga telah mengirim sepuluh kontainer bantuan kemanusiaan Indonesia yg akan dikirim ke Rakhine state.
Indonesia sejak Januari 2017 bersama dengan 11 LSM juga sudah turun ke lapangan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat di Rakhine State. Pemerintah Indonesia juga sudah membangun 6 sekolah di Rakhine State dan juga akan segera membangun rumah sakit besar di Rakhine State serta mengirimkan obat-obatan untuk membantu para pengungsi Rohingya.
Pasca krisis yang terjadi beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi juga menginginkan kekerasan di Rakhine State segera berakhir dan telah memberikan instruksi kepada Menlu Retno Marsudi untuk melakukan lobby politik yang perlu untuk mengatasi krisis ini. Menlu RI juga sudah berkomunikasi dengan National Security Adviser-nya Suu Kyi dan dengan Menteri Luar Negeri Bangladesh Abul Hassan Mahmud Ali (untuk penanganan pengungsi) serta dengan mantan Sekjen PBB Kofi Annan (untuk membahas bagaimana Indonesia bisa berkontribusi untuk mengimplementasikan hasil dari Annan Advisery Commission, yang dipimpin oleh Kofi Annan).
Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan pernyataan sikap resmi atas krisis Rohingya yang terjadi di Myanmar. Sebenarnya sudah cukup banyak hal yang telah diperjuangkan oleh pemerintah RI untuk warga Myanmar tanpa harus pamer dan gembar-gembor. Tapi kaum bumi datar masih saja tidak tahu terima kasih (bo cheng li), tidak menghargai, memaki pemerintah bahkan ada yang menginginkan Jokowi dipenggal kepalanya karena tidak membantu Rohingya serta terus menghasut massa untuk membenci umat Buddha yang ada di Indonesia.
Tanpa koar-koar, Jokowi dan jajarannya terus berusaha membantu krisis kemanusiaan ini. Tapi apa yang sudah dilakukan oleh Duo Kampret Senayan (Double F ) yang miskin prestasi dan hanya bisa nyinyir itu? Juga apa yang sudah dilakukan oleh Bang Toyib dan ustadz Tungku Meleduk yang bisanya cuma tebar kebencian dan provokasi itu? Jika tidak bisa menjadi orang yang berguna maka sebaiknya janganlah jadi biang rusuh. Itu sudah cukup….
Salam Waras
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email