Sejumlah ahli kesehatan mental atau psikiater menyatakan Donald Trump merupakan sosok paranoid, pengkhayal, dan pemikir yang muluk-muluk sehingga mental sakit seperti ini dianggap berbahaya untuk memimpin Amerika Serikat.
Pernyataan tentang kondisi mental Presiden Trump disampaikan para psikiater itu dalam konferensi yang diadakan Sekolah Kedokteran Universitas Yale, Kamis, 31 Agustus 2017.
"Kami memiliki tanggung jawab etik untuk mengingatkan masyarakat mengenai mental sakit Donald Trump yang berbahaya," kata John Gartner, psikiater yang juga bekerja di Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins seperti dikutip dari Independent.co.uk.
Gartner sejak awal menyatakan mental Trump tidak layak sebagai pesiden. Menurutnya, klaim Trump bahwa pengunjung yang menyaksikan pelantikannya merupakan yang terbanyak, merupakan peringatan tentang persoalan yang lebih besar yang dihadirkan Trump nantinya.
"Lebih buruk dari pada seorang pembohong atau narsis, dan lagipula ia seorang paranoid, pengkhayal, dan pemikir yang muluk-muluk dan dia dia membuktikannya kepada negara ini di hari pertama ia menjadi presiden," kata Gartner.
James Gilligan, psikater dan professor di Universitas New York mengatakan ia memiliki pengalaman bekerja dengan orang-orang yang paling berbahaya dalam masyarakat seperti pemerkosa dan pembunuh tidak sebanding jika dihadapkan dengan Trump. Ia menyakini Trump merupakan sosok yang membahayakan.
"Saya telah bekerja dengan para pembunjuh dan pemerkosa. Saya mampu mengenali bahaya dari jarak satu mil. Anda tidak perlu jadi ahli untuk bahaya ini atau menghabiskan waktu 50 tahun untuk mempelajarinya seperti yang saya lakukan untuk mengetahui seberapa berbahaya pria ini," kata Gilligan.
Pernyataan para psikiater ini mendapat kritik dari rekan seprofesinya yang menganggap mereka mencederai aturan Goldwater yang dibuat oleh Asosiasi Psikater Amerika yang melarang psikiater memberikan pendapatnya tentang seseorang yang tidak pernah mereka tes mentalnya.
Kritikan juga datang dari kubu Republik yang menuding para psikiater telah mencederai standar etika karena tidak dapat menerima hasil pemilihan presiden yang dimenangkan oleh Donald Trump.
(The-Independent/Tempo/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email