Pesan Rahbar

Home » » Raisi: AS dan Presiden Tak Bermoralnya, Tanggung Biaya Pelanggaran JCPOA

Raisi: AS dan Presiden Tak Bermoralnya, Tanggung Biaya Pelanggaran JCPOA

Written By Unknown on Saturday, 23 September 2017 | 19:07:00


Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, para politisi Iran harus meningkatkan biaya pelanggaran kesepakatan nuklir Iran atau JCPOA bagi Amerika Serikat dan Presiden tak bermoral dan tidak beradab negara itu.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi di acara khusus Ezn-e Aza (izin menggelar acara duka cita untuk Imam Hussein as) yang digelar di hari terakhir bulan Dzulhijjah, bertepatan dengan masuknya bulan Muharam di Halaman Enghelab Eslami, Haram Suci Razavi, menjelaskan bahwa Ezn-e Aza diajarkan oleh Imam Maksum as kepada seluruh umat manusia. Ia menerangkan, dalam acara ini, kita meminta izin khusus.

Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran itu menjelaskan bahwa dalam kebangkitan Asyura, para sahabat Imam Hussein as terjun ke medan tempur dengan kesadaran penuh. Ia mengungkapkan, karakteristik para sahabat Imam Hussein as adalah, kesadaran menguasai pedang-pedang mereka, orang-orang yang memiliki derajat tinggi itu mengenal dengan baik mana kawan, mana lawan, dan mana jalan serta siapa pemimpinnya.


Diskursus Asyura adalah Anti-Penindasan dan Perlawanan atas Zalim

Raisi menegaskan, dimanapun terdapat penindasan, maka orang-orang yang meniti jalan Imam Hussein as harus bangkit. Ia menerangkan, kebangkitan Asyura adalah diskursus anti-penindasan dan perlawanan menghadapi para zalim, menyeru kebaikan dan melarang keburukan. Imam Hussein as bangkit untuk mereformasi umat manusia, yaitu kewajiban menegakkan ammar makruf dan nahyi munkar, dan kebangkitan beliau tidak hanya terbatas pada tahun 61 Hijriah saja, tapi berlanjut hingga hari kiamat dan dapat dipastikan, darah suci Imam Hussein as akan selalu menjadi rahasia hidayah dan reformasi masyarakat manusia.

Perwalian Haram Suci Razavi menambahkan, selama dunia masih ada, darah suci Imam Hussein as akan terus menjadi sumber dan mata air reformasi masyarakat.


Pengikut Imam Hussein tidak akan Pernah Membaiat Yazid

Anggota Dewan Penentu Kebijakan Negara Iran menjelaskan, para pengikut Imam Hussein as tidak akan pernah membaiat Yazid dan menuturkan, pesan kebangkitan Asyura tidak mengenal waktu dan tempat, sehingga setelah berlalu sekian ratus ribu tahun, pesan Hal Min Naasirin Yansuruni yang disampaikan Imam Hussein as selalu baru, hari ini setiap orang di muka bumi yang mendambakan keadilan dan anti-penindasan, dalam praktik sedang menyuarakan Labaik Ya Hussein.

Menurut Raisi, kebangkitan Islam terdapat dalam Asyura Imam Hussein as. Ia mengatakan, kebijakan Republik Islam Iran mengikuti ajaran kebangkitan Asyura, yaitu tidak menindas juga tidak ditindas, hari ini kita berhadapan dengan Yazid-yazid yang melakukan penindasan dan melanggar janji.

Perwalian Haram Suci Razavi mengutip ayat 12 Surat At Taubah,

وَإِن نَّكَثُوا أَيْمَانَهُم مِّن بَعْدِ عَهْدِهِمْ وَطَعَنُوا فِي دِينِكُمْ فَقَاتِلُوا أَئِمَّةَ الْكُفْرِ ۙ إِنَّهُمْ لَا أَيْمَانَ لَهُمْ لَعَلَّهُمْ يَنتَهُونَ

“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka berhenti.”

Raisi menerangkan, pelanggaran komitmen dan janji yang dilakukan kubu imperialis tampak dalam praktik dan perkataan mereka. Para penjajah tidak punya “Aiman”, yaitu mereka adalah para pelanggar janji dan masalah ini merupakan karakteristik musuh-musuh agama Tuhan.

Menyinggung kejahatan-kejahatan dan kebengisan yang dilakukan kubu imperialis dunia terhadap berbagai bangsa dunia, Raisi menuturkan, hari ini kejahatan dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina, Yaman, Myanmar dan selainnya, didukung oleh kubu imperialis, dan gerakan-gerakan teroris semacam ISIS dan Al Qaeda lahir karena kubu imperialis dunia.


Iran, Pembawa Panji Anti-Penindasan Dunia

Anggota Staf Ketua, Dewan Ahli Kepemimpinan Iran mengatakan, para pengikut Imam Hussein as tidak boleh diam di hadapan penindasan, dan karenanya, hari ini Iran adalah pembawa panji anti-penindasan di dunia.

Terkait pidato terbaru Presiden Amerika Serikat di PBB, Raisi mengungkapkan, mereka menandatangani kesepakatan nuklir Iran atau JCPOA, kemudian melanggarnya. Para politisi Iran harus meningkatkan biaya pelanggaran JCPOA yang dilakukan Amerika dan Presiden tidak bermoral dan tidak beradab negara itu, serta menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah pelanggar janji dan komitmen.

Menurutnya harus diupayakan agar identitas hakiki para politisi Amerika diketahui oleh seluruh masyarakat internasioal. Ia menjelaskan, para politisi Iran dengan mengikuti arahan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, harus berdiri di hadapan Amerika sedemikian rupa sampai mereka dan sekutu-sekutunya merasa menyesal.

Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu menegaskan bahwa pemerintahan Islam Iran dengan mengikuti jalan Imam Hussein as dan dukungan besar rakyat, memiliki kekuatan yang tinggi. Ia mengatakan, pemerintahan ini berusaha menjalankan ajaran-ajaran Asyura dan memiliki tempat di hati rakyat, rakyat yang mengikuti Imam Khomeini dan Rahbar, tidak kenal takut sedikitpun.

Hujatulislam Raisi di akhir pidatonya menganggap masalah-masalah negara hanya bisa diselesaikan oleh para pemudan dan menuturkan, hingga kini pihak asing tidak pernah sekalipun menyelesaikan masalah dalam negeri negara lain dan Iran pun demikian, prinsip bersandar pada rakyat dan kapasitas dalam negeri harus berubah menjadi sebuah wacana nasional dan kita harus tahu bahwa pihak asing tidak akan pernah menyelesaikan masalah apapun.

Dalam acara itu, bendera kubah suci dan kain penutup zarih Makam Suci Imam Ridha as, sesuai tradisi, diganti dengan warna gelap, di saat matahari tenggelam di awal bulan Muharam. Selain itu, Sayid Jafar Mahrakhsar dan Ahmad Vaezi melantunkan syair-syair duka cita mengenang musibah yang menimpa Imam Hussein as. Pembacaan shalawat oleh para pelayan di atas menara-menara, pemberian hadiah syal duka dan bendera kepada para perwakilan kelompok-kelompok keagamaan Haram Suci Razavi, di antara acara lain dalam Ezn-e Aza ini.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: