Sejak awal pekan ini, beredar luas selentingan Raja Salman akan lengser dalam beberapa hari dan menyerahkan takhta kepada anaknya.
Barangkali sekarang inilah situasi politik domestik paling panas di Arab Saudi setelah pembunuhan atas Raja Faisal bin Abdul Aziz oleh keponakannya, Pangeran Faisal bin Musaid.
Pergulatan memperebutkan takhta negara Kabah kini dipegang Raja Salman bin Abdul Aziz amat sengit. Persaingan dan intrik sudah berlangsung sejak penguasa Saudi itu dinobatkan pada Januari dua tahun lalu.
Di tahun itu pula, muncul surat terbuka dari seorang pangeran menyerukan penggulingan Raja Salman. Konflik menuju Saudi 1 kian sengit setelah anak kesayangan sang raja dari istri ketiga, Pangeran Muhammad bin Salman, masuk gelanggang tiga bulan setelah Raja Salman berkuasa.
Untuk pertama kali pula dalam sejarah Arab Saudi, putera mahkota dicopot. Buat memuluskan karier putranya itu, Raja Salman pada April 2015 memberhentikan adiknya, Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz. Jabatannya kemudian diisi oleh keponakannya, Pangeran Muhammad bin Nayif, tadinya menduduki posisi wakil putera mahkota.
Pangeran Muhammad bin Salman masuk mengisi posisi ditinggalkan abang sepupunya itu sebagai wakil putera mahkota. Sejak Bin Salman masuk dalam jalur menuju singgasana, Arab Saudi berubah menjadi agresif. Pangeran Muhammad bin Salman pula memerintahkan membentuk pasukan koalisi Arab buat menggempur milisi Syiah Al-Hutiyun di Yaman.
Beragam kejadian mengejutkan menghiasi Arab Saudi sebagai bagian dari persaingan antara Pangeran Muhammad bin Nayif dan Pangeran Muhammad bin Salman. Termasuk tragedi Mina menewaskan lebih dari 2.400 jamaah haji pada September 2015, disusul eksekusi mati terhadap ulama Syiah Syekh Muhammad Nimr an-Nimr pada Januari 2016, reformasi ekonomi lewat Visi 2030, dan terakhir pemutusan hubungan diplomatik sekaligus blokade atas Qatar.
Ahirnya sudah bisa ditebak. anak rajalah yang menang. Raja Salman kembali memberhentikan putera mahkota untuk kedua kali Juni lalu. Pangeran Muhammad bin Salman pun kini menjadi calon pengganti ayahnya. Namun sampai sekarang belum ada yang mengisi jabatan putera mahkota.
Sumber Albalad.co di Riyadh mengungkapkan makin banyak pangeran senior, termasuk belasan adik Raja Salman sakit hati. Sebab sang raja menghapus tradisi berlaku sejak Arab Saudi berdiri, yakni takhta dilanjutkan oleh adik bukan turun ke anak.
Sadar posisinya belum benar-benar aman, Pangeran Muhammad bin Salman bertindak keras. Setelah melengserkan Pangeran Muhammad bin Nayif, dia langsung memenjarakan abang sepupunya itu di dalam istananya sendiri di Kota Jeddah.
Apa yang menjadi kekhawatiran Bin Salman terbukti. Awal bulan lalu, Pangeran Turki bin Muqrin, anak dari mantan Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz, menembak Bin Salman. "Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman luka ringan di tangan kiri," kata sumber Albalad.co. Dia menambahkan Pangeran Turki bin Muqrin langsung ditangkap.
Sejak awal pekan ini, beredar luas selentingan Raja Salman akan lengser dalam beberapa hari dan menyerahkan takhta kepada anaknya. Rumor ini dilengkapi dengan penangkapan terhadap 20 orang, termasuk Pangeran Abdul Aziz bin Fahad, putera dari mendiang Raja Fahad bin Abdul Aziz, serta dua ulama Syekh Salman al-Audah dan Syekh Muhammad bin Awad al-Qarni.
Jumat pekan ini pun beredar kabar akan ada unjuk rasa besar-besaran di Arab Saudi. Bila terlaksana, itu bakal menjadi protes pertama sepanjang sejarah negara Kabah.
Situasi politik memanas di Arab Saudi memang sepanas konflik memperebutkan takhta Raja Salman.
(Arab-News/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Pangeran Muhammad bin Salman diangkat menjadi Putera Mahkota Arab Saudi pada 21 Juni 2017. (Foto: Arab News)
Barangkali sekarang inilah situasi politik domestik paling panas di Arab Saudi setelah pembunuhan atas Raja Faisal bin Abdul Aziz oleh keponakannya, Pangeran Faisal bin Musaid.
Pergulatan memperebutkan takhta negara Kabah kini dipegang Raja Salman bin Abdul Aziz amat sengit. Persaingan dan intrik sudah berlangsung sejak penguasa Saudi itu dinobatkan pada Januari dua tahun lalu.
Di tahun itu pula, muncul surat terbuka dari seorang pangeran menyerukan penggulingan Raja Salman. Konflik menuju Saudi 1 kian sengit setelah anak kesayangan sang raja dari istri ketiga, Pangeran Muhammad bin Salman, masuk gelanggang tiga bulan setelah Raja Salman berkuasa.
Untuk pertama kali pula dalam sejarah Arab Saudi, putera mahkota dicopot. Buat memuluskan karier putranya itu, Raja Salman pada April 2015 memberhentikan adiknya, Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz. Jabatannya kemudian diisi oleh keponakannya, Pangeran Muhammad bin Nayif, tadinya menduduki posisi wakil putera mahkota.
Pangeran Muhammad bin Salman masuk mengisi posisi ditinggalkan abang sepupunya itu sebagai wakil putera mahkota. Sejak Bin Salman masuk dalam jalur menuju singgasana, Arab Saudi berubah menjadi agresif. Pangeran Muhammad bin Salman pula memerintahkan membentuk pasukan koalisi Arab buat menggempur milisi Syiah Al-Hutiyun di Yaman.
Beragam kejadian mengejutkan menghiasi Arab Saudi sebagai bagian dari persaingan antara Pangeran Muhammad bin Nayif dan Pangeran Muhammad bin Salman. Termasuk tragedi Mina menewaskan lebih dari 2.400 jamaah haji pada September 2015, disusul eksekusi mati terhadap ulama Syiah Syekh Muhammad Nimr an-Nimr pada Januari 2016, reformasi ekonomi lewat Visi 2030, dan terakhir pemutusan hubungan diplomatik sekaligus blokade atas Qatar.
Ahirnya sudah bisa ditebak. anak rajalah yang menang. Raja Salman kembali memberhentikan putera mahkota untuk kedua kali Juni lalu. Pangeran Muhammad bin Salman pun kini menjadi calon pengganti ayahnya. Namun sampai sekarang belum ada yang mengisi jabatan putera mahkota.
Sumber Albalad.co di Riyadh mengungkapkan makin banyak pangeran senior, termasuk belasan adik Raja Salman sakit hati. Sebab sang raja menghapus tradisi berlaku sejak Arab Saudi berdiri, yakni takhta dilanjutkan oleh adik bukan turun ke anak.
Sadar posisinya belum benar-benar aman, Pangeran Muhammad bin Salman bertindak keras. Setelah melengserkan Pangeran Muhammad bin Nayif, dia langsung memenjarakan abang sepupunya itu di dalam istananya sendiri di Kota Jeddah.
Apa yang menjadi kekhawatiran Bin Salman terbukti. Awal bulan lalu, Pangeran Turki bin Muqrin, anak dari mantan Putera Mahkota Pangeran Muqrin bin Abdul Aziz, menembak Bin Salman. "Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman luka ringan di tangan kiri," kata sumber Albalad.co. Dia menambahkan Pangeran Turki bin Muqrin langsung ditangkap.
Sejak awal pekan ini, beredar luas selentingan Raja Salman akan lengser dalam beberapa hari dan menyerahkan takhta kepada anaknya. Rumor ini dilengkapi dengan penangkapan terhadap 20 orang, termasuk Pangeran Abdul Aziz bin Fahad, putera dari mendiang Raja Fahad bin Abdul Aziz, serta dua ulama Syekh Salman al-Audah dan Syekh Muhammad bin Awad al-Qarni.
Jumat pekan ini pun beredar kabar akan ada unjuk rasa besar-besaran di Arab Saudi. Bila terlaksana, itu bakal menjadi protes pertama sepanjang sejarah negara Kabah.
Situasi politik memanas di Arab Saudi memang sepanas konflik memperebutkan takhta Raja Salman.
(Arab-News/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email