Sudah sejak lama Pentagon berusaha ingin menunjukkan banyak prestasi yang berhasil mereka peroleh dalam memerangi terorisme di Suriah.
Bersamaan dengan pengumuman pengusiran kelompok teroris ISIS hingga dua bulan mendatang oleh kelompok-kelompok bersenjata yang menamakan diri “Suriah Demokrat”, Brett McGurk utusan khusus Koalisi Internasional menyatakan akhir tugas dan kekalahan teroris.
Media-media Barat hampir tiap hari melaporkan kebinasaan para teroris bersenjata. Akan tetapi, mereka tidak pernah menyinggung jumlah korban jiwa dari warga sipil Suriah.
Pembebasan kota Mosul sebagai salah satu pangkalan penting ISIS di Timur Tengah merupakan sebuah kemenangan besar. Akan tetapi, sungguh mustahil warga Amerika bisa memahami nilai kemenangan sejati. Menurut laporan lembaga-lembaga internasional, hingga sekarang sudah lebih dari 5 ribu warga sipil Suriah menjadi korban.
Perang anti terorisme memang sebuah tema yang tidak bisa dipungkiri. Akan tetapi, menuntaskan krisis Suriah tanpa dialog seluruh pihak yang sedang berseteru adalah suatu hal yang mustahil. Tindakan-tindakan Amerika dan Koalisi Internasional hingga saat ini hanya berhasil membangkitkan kritikan lembaga-lembaga internasional, dan tidak membuahkan hasil yang lain.
Sejatinya, seluruh tindakan Koalisi Internasional di Iraq dan Suriah merupakan kejahatan perang. Amerika dan sekutu mereka membantai warga Suriah dengan alasan memerangi terorisme. Mereka malah tidak memberikan kesempatan dan membuka jalur aman untuk warga sipil. Tujuan Amerika untuk memerangi terorisme di Timur Tengah tidak lebih hanyalah sekadar pemanis mulut.
Satu hal lain yang sangat penting adalah Amerika dan seluruh sekutu ingin memecah-belah Republik Suriah menjadi negara-negara kecil yang siap menjadi kaki tangan mereka. Dukungan negara-negara Eropa terhadap para oposisi bersenjata Suriah juga bertujuan dalam rangka mewujudkan tujuan busuk ini.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email