OTT KPK yang dilakukan dalam sepekan ini memang cukup menghebohkan dan diapresiasi banyak pihak. Tapi tidak bagi Fahri Hamzah.
Bagi Wakil Ketua DPR RI itu, keberhasilan KPK itu sama sekali bukan keberhasilan pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi.
Malah sebaliknya, politisi asal Nusa Tenggara Barat itu menyalahkan pemerintahan Jokowi.
Melalui akun twitter miliknya, ia pun bercuit-cuit seperti biasanya dengan menyebut pemerintah telah memlihara bajingan.
“KPK OTT lagi di Malang, zaman jokowi paling banyak tangkapan…Pemerintah ini beternak maling!!! Jangan2????,” cuitnya.
KPK OTT lagi di Malang, zaman jokowi paling banyak tangkapan…Pemerintah ini beternak maling!!! Jangan2????— FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) September 16, 2017
Ia pun dengan lantang menyarankan jika pemerintah tak sanggup mengatur pejabat daerahnya sebaiknya mengundurkan diri.
“Kalau tidak sanggup menciptakan pemerintahan yang bersih lempar handuk aja…” lanjutnya.
Justru, ia menyebut bahwa dengan semakin banyaknya pejabat dan kepala daerah yang ditangkap KPK, bukan berarti menjadi kesuksesan pemerintah saat ini.
“Dalam sebulan ada 6 maling ditangkap korupsi. Terbesar sepanjang sejarah Republik ini…trus kita disuruh memuji pemerintahan?”
“Jadi kalau korupsi makin banyak itu artinya makin sukses? Ini ilmu dari mana ini ya?” nyinyir Fahri.
Seperti diketahui, sepanjang 2016 ini, KPK telah menangkap 6 kepala daerah yang tersangkut korupsi dan suap-menyuap.
Tercatat, Bupati Buton nonaktif Samsu Umar Abdul Samiun yang ditangkap pada 25 Januari 2017 disusul Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti yang ditangkap pada 20 Mei 2017.
Selanjutnya, ada Bupati Pamekasan Achmad Syafii yang diringkus terkait kasus penyelewengan pengelolaan dana Desa Dasok sebesar Rp250 juta.
Lalu, Wali Kota Tegal Siti Masitha yang menerima suap terkait suap proyek kesehatan di daerah setempat.
Dua terbaru, yakni Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain dan Wali Kota Batu, Edy Rumpoko.
(Pojok-Satu/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email