Arab Saudi harus sadar bahwa negara ini tidak akan aman dari ancaman disintegrasi. Hanya saja, untuk sementara ini, Riyadh diminta supaya mendorong bangsa-bangsa di kawasan ini supaya memisahkan diri dari pemerintah pusat.
Demikian pernyataan ini ditegaskan oleh Abdul-Malik Hautsi dalam wawancara dengan koran 26 September, seperti dilansir oleh al-Masirah hari ini.
“Undang-undang hanya untuk kepentingan rakyat Yaman. Para kaki tangan asing tidak memiliki label undang-undang di negara ini. Para penjajah telah menguasai kawasan selatan Yaman. Mereka merampok seluruh kekayaan yang dimiliki oleh kawasan ini,” ujar Hautsi.
“Arab Saudi dan Emirat Arab sedang memainkan peran distruktif untuk memecah belah negara-negara kawasan Arab ini. Akan tetapi, Arab Saudi harus sadar bahwa diri mereka tidak akan aman dari konspirasi ini,” tukas Hautsi.
Abdul-Malik Hautsi sangat menyayangkan peran yang sedang dimainkan oleh Koalisi Internasional pimpinan Amerika untuk memerangi terorisme. Menurutnya, koalisi ini lebih layak diberi nama “Koalisi Internasional Mendukung Terorisme”. Seluruh kemenangan yang telah terwujud di Iraq, Suriah, Lebanon hanya berhak dimiliki oleh putra-putra umat Islam.
Sehubungan dengan isu Palestina, Hautsi menegaskan supaya kita berterima kasih kepada Iran, bukan malah memusuhi negara ini.
Di penghujung wawancara, Hautsi menandaskan, hari ulang tahun revolusi 14 Oktober adalah sebuah kesempatan emas bagi rakyat Yaman untuk menentang imperialisme modern.
(Al-Masirah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email