Pesan Rahbar

Home » , » Deklarasi Balfour, Bukti Kejahatan Besar Inggris Terhadap Palestina

Deklarasi Balfour, Bukti Kejahatan Besar Inggris Terhadap Palestina

Written By Unknown on Tuesday, 31 October 2017 | 22:56:00


Barat bukan hanya tidak memiliki sistem politik yang benar untuk ditawarkan kepada seluruh bangsa dunia. Rezim ini malah menganggap diri sebagai barometer kebenaran dan kebatilan. Dengan ini, segala sesuatu yang keluar dari Barat dianggap sebagai kebenaran absolut. Sementara itu, apa yang keluar dari dunia lain dinilai sebagai kebatilan yang absolut.


Kesombongan bangsa Barat ini telah sampai pada batas mereka menganggap diri mereka sebagai pengayom seluruh bangsa di dunia. Untuk itu, dengan alasan untuk menebarkan demokrasi, mereka menjajah seluruh negara dunia dan merampok seluruh kekayaan bangsa-bangsa ini. Dengan slogan indah kebebasan dan hak asasi manusia, mereka telah menjadikan bangsa-bangsa dunia merana dan terlantar.

Bangsa Arab dan muslim tidak akan pernah melupakan seluruh bentuk kejahatan Barat terhadap umat manusia. Mereka telah menelantarkan bangsa Palestina dari tanah air yang telah ditempati oleh nenek moyang bangsa ini. Hanya dengan alasan “menganugerahkan tanah air tak berpemilik kepada bangsa yang tak memiliki tanah air”, Barat telah melakukan kejahatan sejarah.

Kejahatan besar Inggris tersebut dimulai dengan kesepakatan yang ditandatangani oleh Arthur Balfour, mantan Menteri Luar Negeri Inggris, dan Walter Rothschild. Dalam deklarasi yang akhirnya dikenal dengan Deklarasi Balfour tersebut ditegaskan bahwa Inggris akan melakukan semua usaha untuk menciptakan sebuah tanah air nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Persis ketika bangsa Palestina menuntut Inggris supaya meminta maaf lantaran Deklarasi Balfour ini, Theresa May, Perdana Menteri Inggris, malah menekankan akan menggelar pesta untuk merayakan hari penandatangan deklarasi tersebut.

[Sumber: Al-Iba’/Munib Sa’ih]
*****

Petisi Serukan Inggris Minta Maaf Atas Deklarasi Balfour Ditandatangani Lebih 10.000 Orang

Deklarasi Balfour. (Foto: Istimewa)

Lebih dari 11.000 orang telah menandatangani petisi yang menyerukan pada Pemerintah Inggris untuk meminta maaf atas Deklarasi Balfour 1917, saat Menteri Luar Negeri Arthur Balfour menjanjikan tanah air untuk orang-orang Yahudi di Palestina dengan mengusir penduduk Arab pribumi, demikian laporan Pusat Palestina Kembali (PRC) yang berbasis di London, Rabu (12/4).

“Kami meminta Pemerintah Kerajaan untuk secara terbuka meminta maaf kepada rakyat Palestina karena mengeluarkan Deklarasi Balfour. Keputusan kolonial Inggris antara 1917-1948 menyebabkan perpindahan massal bangsa Palestina,” kata petisi.

“Kerajaan harus mengakui perannya selama Mandat dan sekarang harus memimpin upaya untuk mencapai solusi yang menjamin keadilan bagi rakyat Palestina,” tegas isi petisi itu, demikian Kantor Berita Palestina melaporkan.

Menurut aturan petisi yang berlaku di Inggris,, pemerintah wajib mengeluarkan tanggapan resmi dalam jangka waktu tiga hari menjelaskan posisinya tentang petisi jika jumlah tanda tangan mencapai 10.000. Namun, menurut perencana petisi, lima hari sejauh ini berlalu tanpa tanggapan resni dari Pemerintah Inggris.

Tareq Hammoud, Direktur Eksekutif PRC, mengatakan bahwa dengan mencapai angka ini, kampanye jelas dapat kesempatan untuk lebih mendapat perhatian.

“Ketika 10.000 orang Inggris meminta pemerintah mereka untuk meminta maaf atas Deklarasi Balfour, itu adalah indikasi pergeseran yang signifikan dalam opini publik selama dekade terakhir dalam mendukung perjuangan Palestina,” katanya, menjelaskan bahwa jumlah tanda tangan sudah mencapai 10.000 lebih akhir pekan lalu dan pada hari Selasa (11/2) sudah mencapai 11.613. Penyelenggara bertujuan mengumpulkan 100.000 tanda tangan, yang berarti permo/P1honan akan dipertimbangkan untuk melaksanakan debat di parlemen.

(Miraj-News/Al-Iba’/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: