Oleh : Imam Khomeini r.a.
Sesungguhnya kita tidak mengetahui tujuan perpecahan dan bergolong-golongan itu. Apakah perpecahan itu tercetus karena kepentingan dunia semata-mata, atau perkara manakah yang menyebabkan Saudara berpecah-belah karena dunia? Sesungguhnya perpecahan Saudara tentang urusan keduniaan itu suatu perkara yang aneh! Ya Allah, bagaimana hal ini bisa terjadi pada Saudara yang berilmu pengetahuan dan memakai sorban?!
Sesungguhnya seorang ulama yang membayangkan hubungannya dengan Allah dibalik alam tabi’i (alam tabiat) ini, seorang alim yang terdidik di madrasah Islam, yang melalui proses pembenahan syakhsyiyyah yang kokoh, mengetahui benar-benar bahwa adalah mustahil mempunyai hasrat dan tujuan yang bersifat keduniaan serta didorong oleh keserakahan hawa nafsu. Sesungguhnya dia tidak berpikir demikian untuk menghadapi perselisihan, masalah krisis pribadi dan bergolong-golongan karena kepentingan dunia.
Wahai, dai-dai yang menyeru ke jalan Allah, yang ingin mengikuti pimpinan Amirul Mu’minin ‘Alî kw atau sekurang-kurangnya yang memperhatikan sedikit banyak sejarah hidupnya niscaya dapat melihat bahwa Saudara telah terlalu jauh dari corak kepemimpinan beliau dan perjalanaan hidup beliau. Adakah Saudara mengetahui tentang sifat zuhud, ketakwaan dan kehidupan yang sederhana serta suci itu? Adakah Saudara melaksanakan dan mengamalkan yang demikian itu? Adakah Saudara memahami tentang jihad kepemimpinan yang agung ini yang terus-menerus menentang kezaliman, thaghut, dan penindasan serta tindakan beliau membela golongan yang teraniaya (tertindas), mustadh’afin dan tersiksa? Sekiranya Saudara telah memahaminya, kenapa saudara tidak ingin melaksanakannya?
Mereka yang sedang menyalakan api kerusakan dunia sekarang ini, serta menyebarkan huru-hara dan kekacauan adalah golongan yang berlomba-lomba untuk menguasai umat manusia (berebut pengaruh). Mereka mencoba mengeruk perbendaharaan mereka dan menghisap manfaat serta mengekalkan penjajahan dan penindasan terhadap negara-negara yang lemah dan tertindas di bawah kekuasaan ekonomi mereka.
Oleh karena itu, semestinya Saudara menghadapi peperangan setiap hari dengan orang-orang yang seperti ini. Saudara harus menempa perjuangan untuk membebaskan umat manusia dari golongan mustakbirin atau para penindas dunia yang menggunakan berbagai nama atau tipu muslihat, untuk membebaskan bangsa dunia, membangunkan mereka dan mempertahankan kemerdekaan mereka, tetapi di balik slogan-slogan ini mereka memasok senjata-senjata kepada pemimpin-pemimpin bangsa manusia yang tertindas. Inilah peperangan menurut logika dan perhitungan golongan yang mengejar dunia, serta mengikuti pertimbangan mereka yang serakah. Sementara peperangan yang sedang Saudara hadapi adalah menentang dan membongkar segala perhitungan mereka.
Sesungguhnya apabila kita tanyakan kepada mereka, "Mengapa mereka tidak hanya berperang dan bertarung?" Mereka akan menjawab, "Kami menghendaki kelangsungan keamanan negara tersebut dan mengeruk kekayaan kami untuk mereka."
Akan tetapi apabila Saudara ditanya, "Mengapa Saudara tidak berperang dan bertarung menghadapi mereka?" Apakah jawaban Saudara? Sedangkan Saudara-saudara tidak mempunyai kepentingan dunia seperti mereka untuk menghadapi pertentangan ini.
Sesungguhnya kedudukan Saudara seperti seorang pembeli yang mengambil barang dari ulama Islam yang dirujuk (marja’i), sedikit sekali mengeluarkan belanja kepada golongan yang lain untuk membeli perlengkapan perang guna menghadapi para penindas itu. Oleh karena itu, kenapa kita berselisih dengan mereka, adakah saudara dapat memperhatikan ini?
Saya sempat membaca lembaran-lembaran khusus bersifat dokumen yang dikeluarkan oleh Gereja Vatikan untuk dikirimkan ke Washington. Saya temukan di dalamnya perhitungan-perhitungan musuh-musuh Islam sedemikian rupa, sebagaimana yang saya sebutkan di atas, yang memusatkan perhatian kepada pusat-pusat pengkajian kita. Lalu, adakah setelah saya beberkan ini semua, Saudara masih juga cenderung kepada kepentingan dunia?
Walhasil, segala sebab yang membawa kepada perselisihan dan perpecahan yang menghilangkan tujuan suci tertentu adalah merujuk kepada cinta dunia. Jikalau perselisihan dalam bentuk ini masih terdapat di antara Saudara, ini berarti bahwa Saudara tidak atau belum ke luar lingkaran cinta dunia yang masih bersarang di hati Saudara. Hal ini menunjukkan kepentingan duniawi yang terbatas dan telah menyebabkan perlombaan yang begitu jelek di lingkungan Saudara.
Saudara menghendaki kedudukan itu. Sedangkan pada waktu yang sama orang lain pun menghendaki kedudukan yang sama pula. Oleh karena itu, cinta dan rakus kepada dunia menguasai hati, dari keadaan yang seperti ini tidak boleh tidak, akan mendorong kepada perpecahan, hasud dan dengki.
Adapun dukungan gerakan Islam "Hizbullah" yang mengorek rasa kecintaan kepada dunia dari hati mereka dan membersihkannya dari kecenderungan yang rendah itu, tidak akan mengalami kerusakan dan musibah seperti ini. Seandainya para Nabi as. berkumpul di sebuah kota yang sama pada hari ini, maka sudah pasti tidak akan terdapat perselisihan di antara mereka dan niscaya mereka akan membentuk suatu shaf atau angkatan perjuangan seperti bangunan yang tersusun rapi (bunyânun marshûsh). Karena mereka semua mempunyai tujuan yang tunggal. Hati mereka semuanya menghadapi dan menuju kepada Allah SWT semata. Dalam waktu yang sama mereka tidak menghadapi wabah cinta dunia dan mereka tidak menyukainya.
Apabila Saudara meneliti, sesuaikah semua amal dan tindakan Saudara sekarang ini dengan apa yang dilakukan dan dilalui oleh Imam ‘Alî kw?
Ingatlah, ketika ke luar dari dunia ini, niscaya Saudara akan dapati masih jauhnya perilaku kita dari corak kepemimpinan beliau. Dan ingatlah, bahwa Saudara harus bertabiat dan kembali kepada akhlak Islam, sekiranya Saudara ingin mengikuti langkah-langkah yang mulia itu. Pikirkanlah jalan yang akan menyelamatkan saudara dari azab Allah sebelum kesempatan itu terlepas. Ketahuilah bahwa perpecahan dan sikap bergolong-golongan seperti yang disebutkan tadi amat merugikan dan terhina. Sikap seperti ini adalah perbuatan keji, bahaya dan menghancurkan.
Adakah Saudara kini terlibat dengan perselisihan itu? Adakah kelompok dan mazhab Saudara mempunyai berbagai perpecahan pula? Kenapa Saudara tidak sadar? Dan kenapa pula Saudara tidak saling ingat-mengingatkan serta tidak mewujudkan saling pengertian (kasih sayang) dan persaudaraan di kalangan Saudara? Kenapa....? Dan kenapa...?
Perpecahan ini sungguh berbahaya dan akan membawa kerusakan yang tidak dapat dielakkan lagi, akan menjadi perangkap besar pada pusat-pusat pengkajian Islam kita. Keadaan yang demikian ini telah menghapuskan kedudukan Saudara di kalangan masyarakat dan merupakan bayangan Saudara di mata umat. Tidak diragukan, kondisi semacam ini tidak sekadar membahayakan dan memelaratkan Saudara, tetapi seluruh umat Islam turut terseret ke dalam perangkap ini.
Lebih jauh lagi keadaan semacam ini membahayakan Islam itu sendiri. Alangkah sedihnya sekiranya perbedaan dan krisis yang terjadi di kalangan Saudara itu membawa bahaya kepada umat Islam. Saudara niscaya akan terjerumus ke lembah dosa yang sulit diampuni sebab ia merupakan sebesar-besar maksiat dan penentangan terhadap Allah. Hal itu merusakkan masyarakat manusia dan membuka pintu yang seluas-luasnya kepada musuh-musuh Islam untuk menguasai umat dengan berbagai tipu daya mereka.
Semoga tangan-tangan keji tidak menyelusup ke dalam pusat-pusat pengkajian kita dan menanamkan benih-benih kemunafikan, perpecahan dan kekacauan di dalamnya. Anasir-anasir jahat itu sungguh berupaya menghasilkan pemikiran-pemikiran yang rusak sehingga menjadi beban syariat bagi Saudara untuk menghadapi krisis dan perpecahan. Sehingga masing-masing golongan memandang golongan lain bertanggungjawab terhadap kerusakan dengan berdasarkan kaidah hukum syar’i.
Kondisi seperti ini memungkinkan musuh-musuh Islam menghancurkan cita-cita kita yang tunggal, yaitu membebaskan umat Islam. Ketahuilah bahwa mereka yang terdidik di pusat-pusat pengkajian Islam ini saja yang dapat menjawab persoalan ini.
Sesungguhnya menjadi kewajiban bagi Saudara untuk berhati-hati dan mengingat masalah ini, dan janganlah Saudara termasuk dalam perangkap setan, sehingga salah seorang dari Saudara berkata, "Sesungguhnya dari segi syariat Saya diminta bertanggung jawab dalam masalah ini, sementara yang lain juga mengatakan bahwa secara syariat Saya mempunyai tanggung jawab melakukan hal ini, yang bertentangan dengan pihak sebelumnya." Dengan demikian timbullah pertentangan dan pertarungan di antara kedua golongan. Dalam keadaan semacam ini, setan mengambil kesempatan untuk mengambil tanggung jawab syariat sendiri terhadap manusia dan melalaikan mereka dari tanggung jawab yang sebenarnya, dan dalam situasi yang lain hawa nafsu juga menguasai manusia.
Sesungguhnya tidak terdapat dalam hukum syara’ dan tidak pula menjadi kewajiban keagamaan, membolehkan seorang muslim menghina dan mencela muslim yang lain, atau seorang muslim memburuk-burukkan saudara muslim yang lain dalam agama. Keadaan semacam ini tidak terdapat dalam hukum syariat Islam. Malahan itu merupakan ciri-ciri kecintaan dan kerakusan terhadap dunia yang juga disebut semangat keakuan dan mementingkan diri semata-mata. Lebih jauh lagi hal ini adalah pengaruh setan yang telah menyelusup di antara kita, sehingga menimbulkan keadaan yang kacau di antara kita. Permusuhan seperti ini bukanlah sifat orang-orang yang beriman, sebaliknya adalah sifat ahli neraka.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni nereka." (QS. Shâd, 38:64). Neraka jahanam merupakan tempat yang layak bagi permusuhan dan pertengkaran, karena penghuni neraka saling bercakaran di antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sekiranya saudara bertentangan di dunia pada jalan yang batil, sudah barang tentu itu merupakan gambaran perjalanan yang sama, yang dilalui oleh para penghuni neraka jahanam. Apakah saudara ingin mengambil tempat mereka?
Sebenarnya dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan akhirat tidak akan terdapat pertarungan dan perpecahan. Ahli akhirat jauh berada di puncak dan mengawasi kepentingan dunia, mereka hidup dalam suasana kasih sayang dan bersih di antara satu sama lain. Hati mereka dipenuhi dengan pancaran kasih kepada Allah semata. Oleh karena itu kecintaan kepada Allah ini menjadi sebab alamiah yang membawa kecintaan hamba-hamba Allah kepada orang-orang yang beriman. Selanjutnya kasih sayang hamba-hamba Allah itu adalah di bawah naungan kasih sayang Allah SWT.
Sesungguhnya manusia akan terdorong memasuki api neraka jahanam karena amal-amalnya yang buruk, dan jalan hidupnya yang hina. Ya, amal orang-orang yang menyeleweng akan membawa mereka ke neraka. Rasulullah Saww bersabda, bahwa: "Kami akan diberi ganjaran setelah menemui kematian dan kebinasaan. Apabila seseorang tidak melakukan sesuatu yang mendorong ia ke neraka jahanam, maka ia akan menghadapi berbagai ujian hidup, yakni melalui peringkat kehidupan yang sulit dan penuh ranjau."
Sesungguhnya menerima dunia ini sama artinya menerima neraka dan bergelimang dalam apinya. Manusia tidak akan menyadari hakikat ini sampai ia berpindah ke alam akhirat. Pada waktu ini ia masih berpindah ke alam akhirat, ia masih ditutup oleh hijab dan beberapa penutup. Setelah berpindah ke alam akhirat, ia baru akan memahami apa yang difirmankan oleh Allah: "(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambanya" (QS. Ali Imrân, 3:182).
Di sana juga mereka memahami firman Allah: "Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka berkata: Aduhai, celakalah kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat semuanya. Dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan itu tertulis. dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (QS. Al-Kahfi 18:49).
Setiap apa yang dilakukan oleh manusia di dunia ini dan apa yang dilahirkan, akan dapat dilihat di akhirat nanti. Mereka akan melihat dengan nyata. Allah berfirman: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya dan barangsiapa kejahatan sebesar zarrah pun, niscaya ia akan melihat juga balasannya". (QS. Al-Zalzalah, 99:7-8).
Sebenarnya setiap amal manusia dan tindakan atau perbuatannya akan dibeberkan di sana seperti film yang menggambarkan dengan nyata keadaan di dunia dan pasti dipaparkan di akhirat nanti. Tidak ada seorang pun yang dapat menafikan segala tindakannya, karena yang kita lihat di hadapan kita kelak adalah amal-amal yang kita lakukan berdasarkan bukti yang diberikan oleh anggota-anggota panca indera kita sendiri yang menjadi saksi terhadap kita. Allah berfirman: "Kulit mereka menjawab: Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berbicara telah menjadikan kami pandai berkata (pula)". (QS. Fushshilat, 41:21).
Di sana Saudara tidak bisa mengingkari atau menafikan segala amal yang telah dilakukan. Sebab Saudara berada di hadapan Allah yang berkuasa menuturkan segala sesuatu dengan berupaya mengambil saksi dari segala sesuatu. Renungkanlah barang sejenak, bahwa Saudara akan berhadapan dengan yang mempunyai kekuasaan dan pandangan, Yang Mengetahui semua perkara. Ingatlah akibat buruk yang akan menimpa diri Anda yang lalai dan janganlah Saudara lupa terhadap azab kubur, alam barzakh serta kedahsyatan yang ada di dalamnya. Beramallah dengan seolah-olah Saudara melihat neraka jahanam.
Sesungguhnya seseorang yang melihat adanya akibat buruk itu akan mengubah corak hidupnya selama ini. Sekiranya Saudara benar-benar meyakini dengan mengakui perkara-perkara ini dan memperhatikan kehidupan saudara sendiri dengan dasar apa yang dikehendaki dan sebagaimana yang dilukiskannya, semoga dapat menjaga seluruh amal dan perbuatan dalam rangka berusaha memperbaiki dan membersihkan diri dan ruhani. []
(Al-Mujtaba/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email