Ilustrasi
Oleh: Iyyas Subiakto
Suasa musim kemarau moral naik kepermukaan sejak Jokowi mencapreskan diri 2004. Si Cukngkring dari bantaran kali Dawung Wuwuh, ndeso dan diunder estimated oleh pihak-pihak bermoral kapitalis sok nasionalis, bahkan JK yang akhirnya menjilat habis ludahnya dengan menerima jabatan spesialisnya sebagai wapres pernah mengata-ngatai Jokowi. Hanya kita sudah paham gayanya, bak kata orang diseantero Indonesia, dia lebih ngurus dagangannya daripada politiknya.
Peternakan kaum radikalisme yang digemukkan di kandang piaraan era SBY menjadi nyaris membuahkan panen raya , Indonesia negara dengan ideologi pancasila nyaris didurhakai anaknya yang dipelihara, kemudian akan “memakannya” dengan cara mengamputasi, dengan tiba-tiba memperlakukan Indonesia dan pancasila seperti ibu tiri yang harus dihabisi, mereka pikir negeri ini merahimi HTI dan FPI, orang-orang beringas yang dilembagakan ini menjadi begitu sok ngerti, dan mengklaim dirinya pribumi, nenek moyang kita dianggap peri saja tanpa menginjak bumi, padahal kita lahir dan berkeringat disini, bukan cuma modal sorban,gamis dan bacot berisi kalimat Tuhan yang disuarakan melalui kerongkongan setan.
Titik kulminasi itu akhirnya tiba, Tuhan jengah juga rupanya melihat sirkus amoral kumpulan orang-orang celaka bermuka dua, bicara akhirat, kelakuan bejad. Jokowi si ndeso yang kata Achmad Dhani kurang cerdas, padahal dia sendiri ngurus burungnya saja belepotan, manusia rendah akhlak ini galaknya kayak Malaikat Malik Penjaga Neraka, semua ujudnya tidak mewakili pikiran manusia, tapi pada akhirnya kita mahfum karena disanalah kelasnya dan siapa kawan-kawannya.
Jokowi mengeluarkan PERPPU No.2 Thn 2017 tentang aturan ormas, sekaligus telah membubarkan HTI si pelamun Khilafah yang menolak pancasila sebagai ideologi. Negeri yang lahir dari rahim ibu pertiwi ini seolah menjadi tak berarti, perjuangan para pahlawan, pemikiran para pendiri bangsa dianggap tak ada.
Mereka siapa, apa kerjanya, otaknya berisi cairan bermakna atau cuma olie bekas tap-tapan yang lendirnya sudah tak ada. Mereka tiba-tiba mau mengganti pancasila, dengan ucapan olok-olok yang menjijikkan tanpa rasa sungkan, kok mereka berani. Ternyata banyak yang sehati, pembiaran kelakukan setan ini sejak zaman SBY, disahabati oleh partai-partai yang tak berazas pancasila tapi pakai lambang burung Garuda, dst, dan jenis inilah musuh kita sebenarnya.
Sampai pada pergunjingan antara kita yang membela pancasila dan mereka yg pura-pura pancasila, mereka menolak Perppu, berarti menolak Pancasila, kenapa mereka masih berada di Indonesia. Kita harus waspada, karena sebagai lembaga mereka kapan saja bisa tak ada, tapi tabiatnya tetap disebar kemana-mana, ideologi mereka dibuat berasa seolah dunia ditangannya, mereka lupa ini Indonesia, bukan dunia fantasi yang cuma dikasi janji dan ditinggal pergi.
Tidak perlu bertanya terlalu lama, mereka, begitu menolak pancasila dan perppu yang menjaga ideologi bangsa, MEREKA MUSUH KITA !!!, dan bibit itu didepan mata kita, lembaga atau partai atau apa saja namanya mereka sudah menjadi seperti partai terlarang yang tidak boleh berkembang karena virusnya bisa menerjang sebuah negeri yg hadir dengan darah para pejuang. mereka adalah GERINDRA, PKS DAN PAN. Sampaikan kepada mereka, INI INDONESIA DAN PANCASILA, NKRI HARGA MATI. Jangan kalian pakai jubah-jubah agama padahal kelakuan kalian persis srigala, Srigala berbulu domba.
KAMI INDONESIA, KAMI PANCASILA. KALAU KALIAN MAU BERBEDA, SANA PERGI KE LAUT SAJA.
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email