Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’thi mengatakan mudahnya umat Islam dipecah-belah akibat tiga hal. Pertama, perbedaan yang bersifat khilafiah namun diikuti dengan perasaan bahwa mazhab atau kelompok masing-masing paling benar. “Bahkan, menyebabkan saling menyalahkan antara satu dan lainnya,” kata Mu’thi dalam suatu pengajian di Paciran, Jawa Timur, 29 Oktober, seperti dilansir portal Muhammadiyah pwmu.co.
Faktor pemicu lainnya, kata mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini, ialah kepentingan politik. Tak dipungkiri, hingga saat ini, banyak masyarakat saling bermusuhan karena berbeda pilihan dalam sebuah kontestasi politik. “Mereka saling mengunggulkan pilihan dan jagoannya masing-masing sehingga lupa bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing,” ujarnya
Tak hanya itu, umat Islam yang saat ini lebih fokus terhadap materi memicu rentannya perpecahan. ”Agar mendapat benda atau sesuatu, lantas tidak peduli dengan apa cara yang dilakukan itu baik atau tidak, merugikan orang lain atau tidak,” katanya.
Selain ketiga itu, sambung pria kelahiran Kudus ini, tak menunutup kemungkinan adanya faktor lain. Di antaranya adanya orang yang berperan sebagai conflict entertainer. Yaitu orang yang suka membuat konflik sebagai sarana hiburan. Mereka membuat konflik atas dasar sesuatu yang keabsahannya masih diragukan.
Ada juga orang yang berperan sebagai conflict entrepreneurship. ” Yaitu orang yang memanfaatkan sebuah konflik sebagai cara ia mendapatkan uang dari orang yang dibela atau diuntungkan dengan konflik yang terjadi,” ujarnya.
(PWMU/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email