Pesan Rahbar

Home » » Mau’idhoh Mbah Moen Sarang: Bangsa Yang Bodoh Pasti Terjajah!

Mau’idhoh Mbah Moen Sarang: Bangsa Yang Bodoh Pasti Terjajah!

Written By Unknown on Friday, 14 September 2018 | 15:16:00


KH Maimoen Zubair dalam mauidhoh Hasanah di ndalem KH M Aniq Muhammadun (Kamis, 30 Agustus 2018) Pakis Tayu Pati menjelaskan bahwa bangsa yang bodoh pasti akan terjajah. Bangsa Arab misalnya adalah bangsa bodoh sehingga terus dijajah.

Bangsa Arab adalah bangsa yang tidak bisa membaca dan menulis, jauh dari standar literasi. Oleh sebab itu, penjajahan di Arab berlangsung lama. Imperium Romawi, Persia, dan kaum Yahudi menjajah bangsa Arab dengan kokoh.

Nabi Muhammad tampil sebagai sosok nasionalis yang mencerahkan lentera intelektual. Perintah membaca sebagai ayat pertama Al Quran adalah perintah revolusioner di tengah kebodohan yang sudah mendarah daging di Arab. Perbudakan yang terjadi di mana-mana menjadi bukti keterjajahan bangsa Arab yang sangat menyedihkan.

Islam menggugah semangat dan menyerukan kesadaran baru tentang kemuliaan (al-‘izzah). Dalam Al Quran Allah menegaskan:

ولله العزة ولرسوله والمؤمنين

Kemuliaan hanya untuk Allah, RasulNya dan orang-orang mukmin.

Orang Islam seyogianya menjaga kemuliaan ini dengan optimal, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, dan politik. Oleh karenanya, umat Islam jangan sampai menjadi TKW atau TKI di luar negeri, karena akan merendahkan martabat umat Islam. Umat Islam justru harus menjadi tuan/majikan di negeri sendiri, jangan menjadi budak di negara orang.

Bekerja, menuntut ilmu, dan meraih kedaulatan politik adalah keniscayaan yang diajarkan dalam Islam. Api pergerakan yang dinyalakan Islam ini diterima oleh mayoritas bangsa Arab, shg mereka termotivasi untuk meraih kemerdekaan, kesejahteraan, kebangkitan, dan kejayaan intelektual, ekonomi, dan politik.

Nabi Muhammad berhasil membangun negara ideal yang dicita-citakan bangsa Arab. Negara yang dibangun Nabi berlandaskan nilai-nilai penghormatan yang tinggi terhadap kemanusiaan (ولقد كرمنا بني ادم ), kebebasan beragama (لا اكراه في الدين), keadilan (اعدلوا هو اقرب للتقوي), dan musyawarah (وشاورهم في الامر).

Keberhasilan Nabi membangun negara di Arab yang dimulai dari Madinah diapresiasi oleh para raja, sehingga Nabi diberi hadiah, berupa hewan-hewan yang menjadi alat transportasi paling bergengsi saat itu (والخيل والبعير والحمير بعض الملوك اليه اهدي).

Nabi mampu membangun kerjasama lintas agama dan negara secara egaliter, tidak membeda-bedakan berdasarkan agama. Bahkan Nabi diberi hadiah perempuan cantik hasil kontes kecantikan raja-raja Arab waktu itu. Nabi tidak merubah nama perempuan yang dihadiahkan itu. Raja-Raja yang ada saat itu kebanyakan Nasrani, sehingga perempuan yang dihadiahkan tersebut juga Nashrani.


Pesan Transformatif

Dawuh dan wejangan KH Maimoen Zubair di atas dahsyat dan inspiratif. Kiai Maimoen membuka cakrawala pemikiran kita bahwa Islam datang untuk membebaskan kebodohan, perbudakan, keterjajahan, dan ketidakadilan di semua aspek kehidupan.

Nabi mampu membangun individu dan negara yang damai, plural, toleran, dan berkeadilan. Spirit transformasi inilah yang harus dipahami dan diteruskan oleh kader-kader muda Islam. Islam harus mampu mengubah peradaban jahiliyyah menuju era kecemerlangan di semua aspek kehidupan: intelektual, ekonomi, dan kedaulatan politik.

Di sela wejangannya, Kiai Maimoen menjelaskan, negara Indonesia adalah negara yang benar yang meneruskan model negara yang dibangun Nabi di Madinah yang plural dan toleran, tidak membedakan seseorang berdasarkan agama, tapi bersama-sama membangun bangsa sesuai kapasitas dan potensinya masing-masing.

Persatuan nasional menjadi syarat mutlak kebangkitan Indonesia. Zaman dulu ketika Indonesia masih berbentuk federasi dengan banyak Raja, maka satu dengan yang lain tidak bisa berdamai, terus terjadi pergolakan, perang pengaruh dan gesekan politik kekuasaan. Mencontoh Nabi yang berhasil membangun politik damai dan kerjasama dengan raja raja yang ada saat itu, maka persatuan Indonesia yang terdiri dari banyak agama, suku, golongan, dan ras, harus diperkuat supaya tidak goyah.

Pati, Jum’ah, 31 Agustus 2018

Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, IPMAFA Pati

(Bangkit-Media/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: