Oleh: Indra Yadi
Seperti tak pernah ada habisnya, seorang kawan yang dikenal sebagai islamis “PKS Ikhwanul Muslimin” di jejaring sosial kembali berulah, ia meng skrin sut slogan dari organisasi Gema Pembebasan Jabar berbunyi “Tolak Sumpah Pemuda, Hapuskan Nasionalisme Mari Bersatu Dengan Ideologi Islam” . ia mengkritik foto tersebut dengan sebutan munafik, kok masih berbahasa indonesia, tidak menghargai jasa para pahlawan, anaknya Hizbut Tahrir Indonesia dan sebagainya.
Praktik hujat – menghujat sesama “partai islam” ini sudah berlangsung sejak 2007 lalu, sebenarnya sudah dari 1980-an. Pola pergerakannya serupa dengan kelompok Ikhwanul Muslimin Indonesia pada saat itu, yaitu dari aktivitas unit mahasiswa di kampus-kampus, hanya saja saat itu namanya Gema Islam Indonesia. Medio 1999, orde baru dilengserkan, lalu masuk ke tatanan orde reformasi. Kelompok “simpatisan arab saudi” ini mendapat angin segar atas peristiwa tersebut, berdirilah sebuah Partai Keadilan dan kini berubah menjadi PKS.
Pun dengan Gema Islam Indonesia yang berubah nama menjadi Hizbut Tahrir Indonesia dan dideklarasikan delapan tahun kemudian. PKS masih menjalin kekerabatan dengan organisasi islam lokal indonesia seperti : Nahdathul Ulama dan Muhammadiyah, karena sama – sama menjunjung tinggi nasionalis dan menghargai para leluhur tetapi menolak sila kesatu pancasila. Namun, mereka masih mendapat simpati dari masyarakat NKRI. Beda halnya dengan Hizbut Tahrir, kaum ini menolak keras nasionalisme, demokrasi bahkan pancasila sebagai azas tunggal negeri ini. Mereka pun tak segan mengkritik ideologi NU dan Muhammadiyah dengan tuduhan “penyebar islam bid’ah”, Nah kalau dengan organisasi Persis atau Persatuan Islam hampir seupa. Organisasi lokal ini menolak tradisi ziarah kubur, bahkan dalam press release terbaru menolak “Pancasila”.
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/26/persis-tolak-asas-tunggal-pancasil/
Lengkapnya Isi:
Persis Tolak Asas Tunggal Pancasila
HTI Press. Jakarta- Setelah DDII dan Az Zikra menolak dengan tegas dikatakan sebagai bagian dari 13 Ormas Islam yang mendukung asas tunggal Pancasila RUU Ormas, kini Persatuan Islam (Persis)—yang juga diklaim mendukung Astung— menyatakan penolakannya.
“Menurut saya bahwa RUU Ormas yang hanya menetapkan Pancasila sebagai satu-satunya asas harus ditolak. Tapi kalau di situ dinyatakan ada Pancasila, ada Islam itu harus diterima. Karena kita ini ormas keagamaan bukan ormas Pancasila,” tegas Ketua Umum Persis Prof Dr Maman Abdurrahman kepada mediaumat.com, Selasa (26/3) melalui sambungan selular.
Menurutnya, Islam itu tidak bertentangan dengan Pancasila. “Oleh karena itu menurut saya kalau ormas sudah mencantumkan asas Islam tidak perlu lagi mencantumkan asas Pancasila. Kalau asasnya komunis, baru itu tidak boleh karena berlawanan dengan Pancasila,” urainya.
Maman pun menyatakan Persis juga akan mengirimkan surat ke DPR supaya Ormas Islam itu dibiarkan dengan asas Islamnya. “Kalau tidak, ini namanya setback. Kembali ke rezim represif Orde baru. Itu tidak benar itu, di dunia demokrasi tidak boleh seperti itu. (Kalau tetap akan diberlakukan Astung, red) kita akan menggugat demokrasinya saja,” pungkasnya.
Seperti diberitakan harian Republika (25/3), Mendagri Gamawan Fauzi menyatakan mendapat dukungan dari 13 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI perihal Pancasila yang ‘wajib’ jadi asas ormas sebagaimana di era Orde Baru.
Disebutkan, 13 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI adalah NU, Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah, Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).[] (mediaumat.com 26/3/2013)
Huru – Hara Mesir, Mereka Kompak
Dalam menyikapi konflik politik antara Mursi dan Dewan Militer Mesir, PKS dan HTI satu suara dalam memperjuangkan umat muslim salah satu bukti, mereka bersama melancarkan aksi demo di bundaran HI, sama – sama menyerukan simbol empat jari kepada muslim di Indonesia. Hanya saja berbeda ujungnya, HTI dengan jujurnya “mengemis kekuasaan” pada militer mesir dengan propaganda khasnya, sementara PKS tetap mengecam militer karena pemimpinnya ditangkap dan diburu. Sejenak berpikir, ini adalah hal konyol. Sesama “Partai Islam” kok seperti kakak beradik. Akhirnya, Baik HTI maupun PKS, sesungguhnya adalah bahaya laten bagi keutuhan Negeri ini. Salam
Beda halnya dengan Hizbut Tahrir, kaum ini menolak keras nasionalisme, demokrasi bahkan pancasila sebagai azas tunggal negeri ini. Mereka pun tak segan mengkritik ideologi NU dan Muhammadiyah dengan tuduhan “penyebar islam bid’ah”, Nah kalau dengan organisasi Persis atau Persatuan Islam hampir seupa. Organisasi lokal ini menolak tradisi ziarah kubur, bahkan dalam press release terbaru menolak “Pancasila”.
http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/26/persis-tolak-asas-tunggal-pancasil/
Huru – Hara Mesir, Mereka Kompak
Dalam menyikapi konflik politik antara Mursi dan Dewan Militer Mesir, PKS dan HTI satu suara dalam memperjuangkan umat muslim salah satu bukti, mereka bersama melancarkan aksi demo di bundaran HI, sama – sama menyerukan simbol empat jari kepada muslim di Indonesia. Hanya saja berbeda ujungnya, HTI dengan jujurnya “mengemis kekuasaan” pada militer mesir dengan propaganda khasnya, sementara PKS tetap mengecam militer karena pemimpinnya ditangkap dan diburu. Sejenak berpikir, ini adalah hal konyol. Sesama “Partai Islam” kok seperti kakak beradik. Akhirnya, Baik HTI maupun PKS, sesungguhnya adalah bahaya laten bagi keutuhan Negeri ini. Salam
(Kompasiana/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email