Baru-baru diadakan Tablig Akbar Doa Keselamatan Bangsa dan Keselamatan Rizieq Shihab digelar di Lapangan Monas, Sabtu (29/9) petang. Dalam acara tersebut, Ketua Umum DPP Front Pembela Islam (FPI), Sobri Lubis mengaitkan bahwa musibah yang ada di Indonesia karena kriminalisasi ulama, khusus Rizieq Shihab, bahkan dia mengatakan bahwa gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala, Palu dan sekitarnya disebabkan karena Sugik Nur dijadikan tersangka.
Berikut Jody Ananda yang membantah pernyataan Sobri Lubis yang kemudian diposting di laman facebook Sunarko Sunarko:
“MENCATUT TUHAN, MEMIRINGKAN AKAL”
Oleh : Jody Ananda (Aa Jojot)
Khadimul Status Aliansi Murobbi Perjuangan & Madzhab69
****
Kanjeng Nabi Muhammad SAW memiliki seorang putra, yang diberinama Ibrahim. Tuhan mentakdirkan bahwa usia putra nabi ini tidak panjang, sekitar 16-18 bulan (sebagian riwayat 21 bulan, atau kurang dari 2 tahun secara umum). Saat kematiannya di akhir bulan Syawwal 10 Hijriah bertepatan dengan kejadian gerhana matahari di Madinah.
Sebagian kaum muslimin Madinah berkasak kusuk. “Ini sebab matahari bersedih atas kematian Ibrahim, putra Nabi!”, kata mereka.
Hal ini dibantah oleh Kanjeng Nabi, sebagaimana diungkap dalam sebuah hadits :
“Matahari dan bulan adalah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Terjadinya gerhana bukan karena kematian atau kehidupan seseorang. Maka, bila melihatnya berzikirlah kepada Allah SWT dengan mengerjakan shalat.”
Disyariatkannya shalat gerhana bagi umat Islam, adalah sebuah TITIK agar mereka selalu MENGEMBALIKAN semua fenomena alam yang terjadi, entah itu gerhana, gempa, angin topan dll, sebagai WUJUD dari KEKUASAAN ALLAH. Tanda-tanda kekuasaan–atau lazim disebut sebagai ayat–yang wajib dibaca dengan kecerdasan pikiran dan hati yang penuh ketundukan.
Kanjeng Nabi saw menegaskan agar tidak mengkait-kaitkan dan menghubung-hubungkan kejadian tersebut dengan kematian atau kelahiran seseorang. Tentunya, idem dengan kejadian lain yang tidak ada kaitannya dengan fenomena alam tersebut.
*****
Sayangnya, sebagian pengikut Kanjeng Nabi sekarang ini, justru melakukan hal sebaliknya.
Jika Kanjeng Nabi saw saja tidak mau dan membantah klaim-klaim sebagian pengikutnya dari kalangan Arab Baduy yang gagap terhadap peradaban, –bahwa kematian putranya menyebabkan gerhana matahari, –sebagian pengikutnya di zaman now begitu bangga menghubung-hubungkan kejadian bencana dengan proses hukum yang sedang dijalani seorang dari kalangan mereka.
Sebuah tindakan mencatut Tuhan dan tahayul peradaban tiada tara! Tindakan “memiringkan” akal sehat yang sangat jauh dari ajaran agama!
Benar kata cendekiawan Islam abad pertengahan, Ibnu Rushd : ” Jika ingin menguasai orang bodoh, bungkuslah kebatilan dengan kemasan agama..”
Agamamu tidak mengajarkan KEBODOHAN.
#Madzhab69 #LawanKebodohan
Link :
www.nu.or.id/post/read/66061/penjelasan-seputar-sejarah-dan-fiqih-gerhana
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180930060031-20-334362/fpi-gus-nur-tersangka-palu-langsung-gempa
Diambil dari Facebook Sunarko Sunarko
(Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email