Fahri Hamzah
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta agar masyarakat mau memaafkan aktivis Ratna Sarumpaet.
Fahri Hamzah di Indonesia Lawyer Club, Selasa (9/10/2018) malam, meminta agar Kepolisian menghentikan kasus pembohongan tersebut berhenti pada Ratna Sarumpaet.
"saya mohon sekali pada kepolisian agar kasus ini dihentikan pada ibu Ratna," kta Fahri Hamzah.
Tak hanya polisi, Fahri Hamzah juga meminta pemerintah untuk membantu Ratna Sarumpaet menyelesaikan kasus pembohongan yang saat ini sedang diproses hukum.
Fahri Hamzah menduga Ratna Sarumpaet memang perlu didampingi oleh psikolog.
"negara menolong juga orang seperti bu Ratna, jangan-jangan perlu didapmping psikolog juga, jangan-jangan dia memerlukan seseorang agar secara jujur bicara apa yang dia lakukan," kata Fahri Hamzah.
Menurut Fahri Hamzah, kondisi Ratna Sarumnpaet bisa jadi menjadi penyebab dirinya berbohong.
Simak Video Ini:
Bahkan Fahri Hamzah juga mengungkit soal status rumah tangga dari Ratna Sarumpaet.
"secara orang pada usia itu pada keseipiannya karena dia juga ka single parent, sisi manusiawi ini jangan kita buang, jangan semua jadi politik, dia sudah mundur jadi tim suskses ya sudahlah itu berhenti pada dia saja, dia sudah merusak seluruh karir sepanjang hidup dia, apa lagi yang kita mau rampas, apalagi yang kita mau cari, apalagi yang kita mau kembang-kembangkan untuk sengketa capres, memalukan sekali kita ini kalau yang bgegini saja kita jadinya sengketa, apa ga ada tema lain yang lebih penting dan kita berhenti disini sudahlah, sebagai bangsa dewasa ngapain sih yang gini jadi kasus," kata Fahri Hamzah.
Menurut Fahri Hamzah masih ada sejumlah peristiwa yang lebih besar dibanding kasus Ratna Sarumpaet.
Mulai dari korban gempa di NTB yang belum menerima uang untuk pembangunan rumah hingga pertemuan IMF-World Bank di Bali.
"saya susah membela kalau peristiwa ini tiba dijadikan masalah besar yang membuat kita berguncang setiap hari, padahal ada musibah begitu besar ada pesta IMF dan world bank ada rakyat ntb belum menerim transfer uang," kata Fahri Hamzah.
Setelah Fahri Hamzah selesai bicara, Karni Ilyas atau akrab disapa Bang Karni kemudian memberi kesempatan pada Politisi PDI-P Budiman Sudjatmiko untuk menanggapi.
Sejak awal bicara, Budiman Sudjatmiko sudah sedikit menyinggung pernyataan yang dibuat Fahri Hamzah.
Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa dirinya merasa senang karena Fahri Hamzah mengajak masyarakat Indonesia kembali pada kewarasannya.
Budiman Sudjatmiko mengibaratkan sebuah kelompok perampok yang berseteru karena mereka tidak membagi hasil rampokannya secara adil.
"bagi saya ini adalah cara memanipulasi kesadaran tapi ini sudah proses hukum, peristiwa saya meyakini ini bermotif politik pengakuan sepihak kalau dia meklakulan sendiri itu tidak cukup kuat, bahwa hanya dia penanggung jawab karena proses hukum menjawab semua itu.
mengatakan ujung kewarasan kalau si perampok itu sudah mulai tidak kompak karena saling berebut hasil perampokan tidak adil kemudian setiap orang tahu ada indikasi rencana jahat lalu kita tiba-tiba diminta untuk bersimpati pada perampok lain yang tidak mendapat pembagian adil dari rekan perampok lain," jelas Budiman Sudjatmiko.
Budiman Sudjatmiko mengatakan dalam pernyataan Fahri Hamzah tidak terdapat keindahan yang bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
"kita tidak perlu jadi jenius, moralis, cerdas untuk mengetahui bahwa ada etika, ada logika dan pastinya tidak ada keindahan dari pernyataan yang disampaikan bung fahri tadi. sama sekali tidak ada unsur keindiahan paling minuman sekalipun dari pernyataan bung fahri tadi untuk dikunyah oleh pemerisa indonesia yang butuh pendidian poltik," tambah Budiman sudjatmiko.
Soal permohonan Fahri Hamzah agar Kepolisian memaafkan kasus Ratna Sarumpaet dan pemerintah bisa membantu, Budiman Sudjatmiko mengatakan bahwa dari kasus tersebut sudah terindikasi bahwa akan ada rencana untuk membuat keonaran.
"konsekuensi dari sebuah peristiwa yang patut diduga akan menciptakan keonaran, bukan cumka itu karena memang sudah ada keonarana dalam bentuk retrorika, orasi, inkonsistensi yang sangat mudah membakar bangsa ini," kata Budiman Sudjatmiko.
Budiman Sudjatmiko juga mengibaratkan soal anak kecil yang bermain korek api di ladang kering.
Saat lengan anak itu terbakar, para orang tua akan memklumi atas ketidak tahuan juga sifat kekanak-kanakannya.
"ketika membakar tangan kita diminta memaklumi kebodohnnya, kekanak-kanakannya, dan kemudian bung fahri mengatakan kita semua, tidak kita semua, anda, kelompok anda. anda bayangkan etikanya, ketika berkampanye selama bertahun-tahun, mengeluarkan hoaks bareng, menyerang orketrasi irama, dan nada politik penuh kebencian dan baru tahun lalu saja anda menafikan permintaan maaf tokoh lain dan malah anda mengatakan bahwa itu menunjukan dia bersalah.
Sekarang kita diminta untuk membalik cara berpikir kita 180 derajat untuk memaklumi ini.
Saya tidak ada dendam, kecuali saya marah karena tidak ada inkonsistensi. tidak ada komitmen pada konsistensi," ujar Budiman Sidjatmiko.
Lihat kelanjutan pernyataan Budiman Sudjatmiko di bawah ini :
(Tribun-News/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email