Dr. Atma Gunawan SpPd. KGH spesialis
penyakit ginjal dan hipertensi [Nephrologist] beserta empat dokter
lainnya dari RSU Syaiful Anwar Malang dalam kunjungannya ke Iran 11-14
Mei yang difasilitasi oleh Novartis (salah satu perusahaan farmasi Iran)
dalam rangka menghadiri National Kidney Transplant Meeting yang
berlangsung di Tehran, menuliskan 10 poin kesan yang beliau dapat selama
dalam perjalanan singkatnya di beberapa kota di Iran.
10 catatan singkat perjalanan pakar ahli
bedah dari Unibraw Malang tersebut menepis segala tuduhan dan propaganda
negatif mengenai Iran yang secara massif dan berulang-ulang sering
disebar oleh media-media anti Syiah dan Iran. Banyak dari pemberitaan
media tersebut seperti voa-islam, arrahmah, lppimakassar.com, dan media
sejenis mengenai Iran justru bertolak belakang dengan kenyataan yang
ditemui oleh Dr. Atma Gunawan beserta rombongannya yang melihat dan
berinteraksi langsung dengan beberapa warga Iran.
Berikut 10 catatan Dr. Atma Gunawan yang kemudian disebar oleh beliau sendiri melalui berbagai milis dan jejaring sosial:
Pertama, embargo negara barat terhadap Iran
terjadi sejak revolusi Islam tahun 1979, jadi sudah 35 tahun lamanya.
Namun dampak ini membawa berkah. Negara ini menjadi mandiri. Mereka
mengalami kemajuan pesat dan tidak tergantung negara luar dalam hal
militer (memproduksi pesawat jet, helikopter , drone atau pesawat tanpa
awak, missile jarak sedang dan jauh), tenaga nuklir, manufaktur,
pengeboran minyak (oil rig), sandang pangan, dan kesehatan.
Mereka juga punya manufaktur sendiri untuk
mobil, lebih 50% mobil dijalan raya adalah produk negara ini. Iran
surplus dalam beras dan gandum, dihasilkan oleh daerah bagian utara
Iran. Kalau kita terbang dari Isfahan ke Tehran maka terlihat dibawahnya
terhampar pertanian hijau yang diairi.
Kedua, dalam hal kesehatan jauh lebih maju
dari Indonesia. Kami melihat exhibition alat kesehatan pada saat ada
national kidney transplant meeting di Tehran. Mereka memproduksi sendiri
peralatan operasi dari hal sederhana seperti handschoen, tubing,
catheter (termasuk utk angioplasty ), dialyzer, surgical set Orthopedi
dan urologi , laparaskopi , peritoneuscopi , laringioscope. Hormon
erythropoetin (di Indonesia jadi obat mahal dan import semua), di Iran
ada 3 farmasi yg memproduksi sendiri hormon tersebut. Mereka sudah lama
punya asuransi seperti BPJS, sehingga hemodialisis (HD) adalah free,
termasuk dapat erythropoetin. Kebutuhan mesin HD disini terpenuhi,
sehingga pasien semua dapat HD sesuai standar 3 kali seminggu (di demua
unit HD kita –Indonesia — hanya bisa 2 x seminggu, itupun kurang dari
60% pasien).
Iran menduduki urutan ketiga dalam hal
jumlah pasien transplantasi ginjal setelah AS, Brazil ( data journal
Int. Kidney May 2009), dan ke-empat di atas AS dalam hal jumlah
dibandingkan popolasi penduduk . Untuk negara-negara midle east, Iran
adalah tertinggi dalam hal deceased (non living) donor kidney transplant
diatas Turkey dan Arab Saudi. Kami mengunjungi Hashemi Nezhad Hospital ,
dan juga bertemu urologist transplant surgeon dari Shariati hospital .
Rata-rata dari RS tersebut tindakan kidney Transplant sebanyak 120-150
pasien per tahun, 2-3 pasien per minggu, dan 25-50% adalah dari deceased
donor.
Ketiga, Iran adalah negara Islam, resmi
menyebut Republik Islam Iran. Dengan Islam mazhab Syiah dijadikan
sebagai agama resmi negara. Konsep Islam diterapkan dalam semua aspek
kehidupan, tidak hanya di pribadi. Pemimpin tertinggi adalah Supreme
Leader, yang disebut Imam (Ayatullah). Posisinya berada di atas Presiden
Iran saat ini, Hassan Rouhani. Di pagar-pagar dan tembok semua kantor
pemerintahan , termasuk bandara dan dalam pesawat, di tempeli tulisan
ayat-ayat Al-Quran.
Polisi tak hanya berperan menjaga keamanan,
tapi juga polisi shariah, yang menangkap pelanggar agama. Pornografi
dan pornoaksi di media cetak, TV, iklan di jalan, mall, jalan , tempat
wisata, taman, hampir tak ada. Di taman, di jalan, tak terlihat orang
laki wanita bergandengan tangan, berpelukan, berciuman. Internet di
sensor ketat, Twitter dan Facebok diblokir. Saya mencoba memasukan kata
apapun yang berbau pornografi , coba Twitter dan Facebook , akan
berakhir ke web pemerintah yang berisi larangan dan terblokir.
Berjabatan tangan laki dan wanita dilarang dan tak pernah saya lihat di
depan umum. Di TV, saat shalat shubuh, terlihat siaran langsung Presiden
Iran Hassan Rouhani memimpin shalat jamaah di musholla kecil.
Keempat, jilbab di Iran diwajibkan. Semua
wanita pegawai pemerintah mengenakan jilbab yg menutup semua bagian
rambut, termasuk polisi dan pramugari. Bahkan semua turis asing non
muslim wanita, tak terkecuali, harus pakai jilbab. Terlihat pemandangan
lucu , karena turis wanita dari Eropa, Jepang, Cina, mengenakan jilbab
sekenanya karena canggung. Meskipun pemerintah Iran memasang iklan cara
berjilbab yg benar , namun sebagian wanita muda di kota besar masih
memperlihatkan rambut bagian depan. Dan ini dibiarkan saja oleh polisi
shariah Iran. Tetapi semuanya mengenakan baju mantel yang menjulur
sampai bawah lutut . Sehingga tidak terlihat lekuk tubuh seperti
kebanyakan wanita berjilbab di Indonesia.
Kelima, dalam hal kepemimpinan setelah
Rasulullah, mazhab Syiah di Iran berbeda pendapat dengan Sunni .Secara
de jure mereka hanya mengakui Sayidina Ali, disebut Imam Ali, sebagai
Khalifah. Ada 12 Imam selain Ali yg mereka akui dan hormati. Di sinilah
bermulanya perpecahan dan terbentuknya Syiah dan Suni. Namun, sama
sekali mereka tidak mengkafirkan Khalifah Abu Bakr, Umar atau Ustman.
Sama halnya mereka menganggap penganut Sunni lainnya sebagai sesama
saudara Islam. Waktu kami datang ke Iran bertepatan dengan hari
kelahiran Ali bin Abi Thalib dan hari tersebut merupakan hari libur.
Mereka menyebutnya Father's Day.
Keenam, orang Iran beranggapan bahwa
Imam-imam yang 12 tersebut dan Imam lainnya (termasuk Khomeini ) adalah
kekasih Allah dan mendapat karomah, sehingga berdoa saat menziarahi
maqam mereka, bisa jadi perantara untuk lebih dikabulkan doa. Namun
kepercayaan mereka tetap tauhid, bahwa Allah Esa- lah sang pengabul dan
tempat bermohon. Ini mirip muslim di Indonesia , terutama kalangan
Nahdliyin, yang berziarah ke makam-makam wali songo , atau ke makam Gus
Dur.
Di Iran tradisi ziarah sangat kuat berakar.
Kalau kita biasa ziarah saat Idul Fitri, disini hari Kamis dan Jum’at
biasa ziarah. Pada hari tertentu, di kota suci Qom, di makam Khomeini ,
kota Karbala dan Najaf, dipenuhi jutaan warga Syiah utk ziarah dan
seremonial doa. Kami mengunjungi kota Qom, masuk ke masjid dimana
didalam masjid terdapat maqam Sayidah Maksumah dan Imam-imam besar
lainnya. Terlihat banyak peziarah berjubel dan histeria menyentuh pagar
maqam, hal yang sama ketika kita melihat jamaah haji memegangi Kabah.
Inilah yg oleh kalangan Sunni – Salafi dianggap bisa menjerumuskan
kepada hal syirik.
Menarik , dalam masjid tersebut dipenuhi
dgn orang-orang yang belajar agama dengan dibimbing para Ayatullah. Qom
adalah kota pendidikan dan jihad. Terdapat 150 pelajar Indonesia yg
belajar di Qom. Disinilah lahir Imam Khomeini. Kami juga mengunjungi
rumah Khomeini yang di Tehran. Terletak masuk gang sempit di daerah
penduduk padat, tersembunyi dibelakang sebuah musholla. Sangat kontras
dengan setelah sebelumnya kami mengunjungi istana kerajaan Pahlevi (Syah
Iran) yang bergelimang kemewahan.
Ketujuh, bilangan shalat di Iran sama
seperti di tempat lain yaitu 5 kali. Tetapi 5 shalat tersebut dilakukan
dalam 3 waktu (meski bukan diwajibkan). Mereka punya dasar ayat dan
hadis yang membenarkan hal itu. Dhuhur dengan Ashar di lakukan satu
waktu, demikian juga Isya dan Maghrib . Biasanya dilakukan di awal.
Kalau kita jamak, selesai satu shalat langsung lanjut shalat berikutnya,
maka di Iran setelah shalat pertama dilanjutkan zikir dan shalawat,
lalu shalat berikutnya. Rakaat shalat tidak dipendekkan, saat berdiri
tidak bersedekap, tiap dua rakaat sebelum ruku membaca doa qunut, dan
bacaan saat sujud dikeraskan. Sehingga saat sujud terdengar riuh.
Kedelapan, tentang nikah mut'ah. Menurut
Ali, mahasiswa S2 Indonesia yng sudah 8 tahun di Qom, nikah Mut'ah dalam
arti sebenarnya jarang ditemukan di Iran, karena pandangan masyarakat
yg sudah maju dan berubah. Kalaupun ada tidak dalam arti nikah
sebenarnya, yaitu semacam tukar cincin di Indonesia, namun dibuat ijab
kabul seperti akad nikah, untuk mengikat. Keduanya belum boleh serumah
atau seperti suami istri.
Namun menurut tour guide saya, Laela,
wanita muda dari Shiraz, kejadian nikah mut'ah masih ada walaupun
jarang. Biasanya pada kalangan bawah, non educated , miskin, karena
motif ekonomi. Poligami juga hal yang jarang terjadi di Iran, lebih
dianggap sebagai aib. Karena disini peranan wanita yang dominan dan
penduduknya modern. Di kabinet sekarang terdapat satu menteri dan 4
wakil menteri [perempuan] . Wanita menempati hampir semua sektor
pekerjaan, mulai cleaning service, resepsionis , taxi driver, pramugari,
tour guide, dokter, polisi, karyawan dan peg awai negeri.
Sembilan, masyarakat Iran sangat suka
bersedekah . Di trotoar setiap lampu merah, penyeberangan jalan, depan
toko-toko, didirikan kotak-kotak amal. Dipakai untukk sosial keagamaan.
Di Iran dikenal ada religion tax, yaitu 20% dari penghasilan jasa dan
barang. Itu masih ditambah pajak negara , tergantung pendapatan , dari
8-20%. Itulah mengapa Iran merupakan donator terbesar untuk Palestina,
Rohingya Myanmar, dan negara miskin muslim lainnya. Komitmen mereka
dalam membebaskan masjidil Aqsa dari cengkeraman Yahudi sangat kuat.
Selain konsisten membantu pejuang Hizbullah dan Paletina, hampir tiap
kota ditemui masjid besar bentuknya replika dari masjidil Aqsa. Ini
untuk menanamkan kesadaran bangsa Iran bahwa perjuangan mereka belum
selesai sampai masjidil Aqsa dibebaskan dari Israel.
Penduduk Iran sangat ramah dan suka
membantu. Kalau bicara selalu sambil senyum. Senang memberi info bila
kita bertanya. Seorang petugas resto sampai meninggalkan resto untuk
mengantarkan team kami menunjukkan ruang hospital yang kami cari. Namun
dalam karakter berlalu lintas mereka tidak sabar, sehingga jalanan
semrawut , rem mendadak, memotong seenaknya, tanpa memberi isyarat ,
selalu mepet.
Kesepuluh, jumlah penduduk Iran sekitar 75
juta jiwa. Semua laki-laki , sebelum selesai kuliah, harus masuk wajib
militer selama 1.5 tahun. Dengan begitu mereka punya kekuatan cadangan
militer yang bisa bertempur dlm jumlah yang sangat besar. Saya amati
pemuda-pemuda disana berbadan tegap dan percaya diri. Iran juga punya
jutaan sukarelawan berani mati yang siap maju bila dibutuhkan. Mereka
berhimpun dalam organisasi-organisasi masyarakat.
Sumber: Abna.Ir
Post a Comment
mohon gunakan email