Pesan Rahbar

Home » » ABU HURAIRAH DI MATA SYI'AH

ABU HURAIRAH DI MATA SYI'AH

Written By Unknown on Friday 11 July 2014 | 14:23:00


Mahasiswa: 

Sekarang kami lebih merasa puas dengan penjelasan Ustadz Husein.Kemudian kami ingin bertanya tentang Abu Hurairah.Kita sama tahu bahwa sekarang ini Abu Hurairah sedang diteliti kembali.


Pertanyaan kami: 

Apakah benar Syi'ah Imamiyah ini meragukan hadits-hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dan bahkan tidak memakainya?
Apakah dengan membuang hadits-hadits riwayat Abu Hurairah,Islam ini tidak lenyap?
Dan bagaimana akhitnya?


Ustadz Husein:

Tentang Abu Hurairah,Kaum Imamiyah mempunyai jalur riwayat-riwayat beliau,sejarah atau biografi beliau.

Dan hal ini telah diungkapkan oleh kedua belah pihak bahkan kita memiliki juga riwayat-riwayat tentang Abu Hurairah didalam kitap-kitap Al-Isti'ab karya Ibnu Abdil Bar,Al-Isbah oleh Ibnu Hajar dll.

Juga beberapa kitab tarikh meriwayatkan juga tentang Abu Hurairah ini secara rinci.

Kesimpulannya, sahabat ini oleh Ahlus Sunnah juga termasuk orang yang diragukan.

Namun sebagaimana telah saya katakan tadi,bahwa pendirian kita Alus Sunnah menganggap semua sahabt Nabi itu "Udul".Dengan demikian,maka Abu Hurairah juga diusahakan diberi "Excuse"
Sehingga kita mengatakan bahwa Abu Hurairah harus kita percayai karena hadits-hadits yang diriwayatkan banyak sekali.Dia meriwayatkan mungkin lebih dari 5000 hadits.

Adapun pernyataan Anda:Apakah hal itu tidak sampai mengurangi Syariat?

Jawabannya saya kira tidak,sebab hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah juga diriwayatkan oleh sahabat-sahabat yang lain dan diriwayatkan pula melalui jalur-jalur Imamiyah secara khusus.

Jadi bukan Abu Hurairah saja yang meriwayatkan tetapi juga sahabat-sahabat lainnya.
Misalnya saja tentang Bab Wudhu atau Bab Tayamum,Abu Hurairah meriwayatkan,sahabat-sahabat lain yang dipercaya oleh Imamiyah juga meriwayatkan.

Demikian juga sahabat-sahabat selain Abu Hurairah yang dianggap semuanya "Udul" oleh Ahlus Sunnah juga meriwayatkan,dan tidak mesti dari jalur Abu Hurairah saja.

Juga Abu Hurairah ini oleh Syi'ah dianggap sebagai perwari yang suka menambah pendirian.
Yakni menguatkan pendirian Nabi dengan pendirian beliau sendiri,misalnya hadits yang berbunyi:"Umat dihari kiamat akan dibangkitkan Allah dalam keadaan wajah,kedua tangan dan kakinya serta tempat-tempat yang terkena wudhu akan bersinar.''kemudian hadits ini ada tambahannya:"Barang siapa yang bisa menambah selain dari itu maka lakukanlah."

Jadi menambah batas wudhu bukan hanya batas siku tetapi ditambah hingga kepangkal lengan karena tambahan itu nanti menyala juga di hari kiamat.Ketika Abu Hurairah ditanya tentang hal ini,Ia menjawab bahwa yang terakhir tambahan itu bukan dari Nabi tetapi dari Abu Hurairah sendiri.

Ahlus Sunnah meriwayatkan dan menerima hal itu,sedangkan kaum Syi'ah tidak menirima hal itu.
Sebab menurut mereka,kita tidak boleh menambah Sabda Nabi.Jadi apa yang dibawa Rasul sebagaimana ayat yang mengatakan...sampaikan apa yang diturukan kepadamu...kita juga menyampaikan apa yang dibawa oleh Rasul tanpa kita tambah,walaupun mungkin niat Abu Hurairah baik,yang maksudnya menambah agar tidak sampai persis dan juga untuk hati-hati (lil ihthiyat) jangan sampai ngepas.

Tetapi Syi'ah tidak bisa menerima hal yang seperti ini.Syi'ah itu bermaksud menghendaki ketegasan dan kejelasan dan syi'ah mengatakan ini tidak betul dan kami tidak mau tambahan ini.Karena itu mereka mengatakan bahwa hadits riwayat Abu Hurairah diatas ini ada tambahan.

Dan ada lagi didalam hadits Bukhari,ketika Abu Hurairah ditanya didalam Bab Nafaqah,apakah ini dari sabda Nabi? Dia menjawab tidak,ini dari kantong Abu Hurairah.Menurut Imamiyah,hali ini fatal.

Dalam hal-hal seperti ini Syi'ah tidak bisa menerima.Bukan hanya orang-orang Imamiyah saja yang tidak percaya dengan Abu Hurairah bahkan Sayyidina Umar bin Khattab sendiri pernah meragukanNya.

Ketika Abu Hurairah dipanggil dari Bahrain oleh Khalifah Umar,ia datang sambil membawa oleh-oleh berupa barang dan harta benda, kemudian ditanya oleh Sayyidina Umar: Apa ini semua? Dia menjawab:ini kuda-kuda saya yang beranak-pinak dan ini hadiah-hadiah dari mereka itu.

Umar bin Khattab menolaknya: Tidak,semua ini harus kau kembalikan ke Baitul mal.

Ia menjawab lagi: Wahai Amirul Mu'minin,ini hadiah!

Kata Amirul Mu'minin:kalau kau tidak memegang jabatan itu dan kau tinggal dirumah tanggamu,apa ada kiranya orang-orang yang memberi kamu hadiah?

Kembalikan semuanya ke Baitul Mal!

Abu Hurairah bersikeras:Saya akan mewakafkannya.

Umar marah,kembalikan ke Baitul Mal sebelum aku pukul engkau.Kamu boleh mewakafkan sesuatu yang datang dari ayahmu atau warisan ayahmu,tetapi ini adalah hak kaum muslimin dan kamu harus mengembalikannya kepada mereka.

Hadits-hadits dan riwayat-riwayat semacam ini kita yang meriwayatkannya.Kita tidak boleh menyalahkan Syi'ah,kita tidak boleh gegabah,bukankah hal-hal seperti itu kita sendiri yang meriwayatkannya?

Kalau kita konsekwen menyalahkan Syi'ah,kita harus menghapus hadits-hadits yang ada dalam Bukhari dll,berkenaan dengan Abu Hurairah ini.Kesimpulannya,kita tidak boleh menyalahkan Ahlus Sunnah yang menganggap Abu Hurairah itu orang yang "Udul" dan juga tidak boleh menyalahkan Syi'ah karena mereka melihat adanya riwayat yang meragukan.Saya kira dua Madzhab ini masih ada dalam jalur yang wajar dan sehat,menurut ilmu pengetahuan dan ijtihadnya masing-masing.

Sebagaiman kita,Syi'ah juga menghendaki segala sesuatu yang datang kepada mereka dari para sahabat,seharusnya sudah selektif (terpilih) ,tidak sembarang sahabat.Mereka tahu bahwa yang datang kepada mereka dibawa oleh orang-orang yang sangat jujur,tidak sombong,tidak korupsi dsb.Maka dari itu mereka menganggap bahwa kriteria ini tidak dimiliki oleh Abu Hurairah sehingga kita dengan mereka berbeda dalam masalah Abu Hurairah.

Sedangkan masalah Agama tidak ada hubungannya dengan masalah ini,sebab hadits-hadits tentang Agama (Hukum) diriwayatkan sahabat-sahabat lain.Walaupun andaikata Syi'ah meniadakan riwayat Abu Hurairah secara keseluruhan dan meniadakan riwayat sahabat-sahabat yang memerangi Sayyidina Ali,yang akan merebut khilafah secara kudeta,serta mengeroyok Utsman bin Affan,tidak boleh kita salahkan mereka.Sebab orang yang ingin menyalahkan Syi'ah dalam hal ini,maka tidak memiliki kesetiaannya terhadap Ukhuwah dan kepada Islam.


Riwayat-riwayat yang tidak dipakai Syi'ah

Mahasiswa:

Selain riwayat Abu Hurairah,riwayat-riwayat siapa lagi dari sahabat Nabi yang tidak dipakai oleh Syi'ah?


Ustadz husein:

Imamiyah tidak menggunakan riwayat-riwayat yang disampaikan orang-orang yang hadir bersama Sayyidatuna A'isyah ra.Di dalam peperangan onta dalam memerangi Sayyidina Ali dan juga mereka yang hadir dipeperangan siffin dibarisan Muawiyah dalam memerangi Imam Ali.

Imamiyah mengganggap hadits-hadits yang diriwayatkan orang-orang seperti mereka tidak kuat,sebab orang-orang ini melanggar perintah Rasul saw:
"Barang siapa yang keluar (membatalkan) bai'atnya maka apabila ia mati, maka matinya mati jahiliyah"

Jadi mereka yang memerangi Sayyidina Ali dianggap Imamiyah sebagai orang-orang yang kesalahannya luar biasa (tidak dimaafkan) ,mereka ini hadits-haditsnya tidak dipakai.

Alhamdulillah,jalur-jalur selain mereka masih cukup sehingga syariat islam sampai kepada kita dan sampai pula kepada Imamiyah.Kita bisa melihat apakah mereka kekurangan?

Kalau masih meragukan,bila kita tolak hadits-hadits Abu Hurairah kemudian syariat Islam akan hilang separoh? Kita lihat saja Imamiyah yang sama sekali tidak memakai hadits-hadits Abu Hurairah dan sekian banyak sahabat lainnya,toh fiqih mereka lengkap,Ushul dan Tauhid mereka komplit.
Semua ini diambil mereka dan para sahabat yang simpati kepa Ahlul Bait.

Insya Allah dikalangan saudara-saudara yang berkecimpung didalam bidang-bidang ilmu pengetahuan dengan cara ilmiah tidak akan sulit meneliti hadits-hadits yang dibawa oleh Syi'ah Imamiyah dan hadits-hadits yang ada ditangan kita.Insya Allah hal ini tidak sukar bagi saudara apabila ada waktu untuk mempelajarinya.

Mudah-mudahan apa yang saya terangkan tentang Abu Hurairah ini,khususnya juga yang diriwayatkan didalam kitab-kitab Shahih Bukhari Muslim sebenarnya membuat kita Alus Sunnah meragukannya,sebab beliau mengatakan sebagaimana yang saya katakan tadi-ketika ditanya "Apakah kamu mendengar ini dari Rasulullah?"Beliau menjawab tidak,sambil bergurau-ini berasal dari kantong Abu Hurairah.Anda bisa melihat ini dalam Shahih Bukhari juz 7,hal.63 di kitab Nafaqah (Bab Wujubun Nafaqah ala Ahli Wal Iyal).

Dengan demikian orang bisa ragu,tetapi karena kita sudah terlanjur mempunyai kaidah semua sahabat "Udul" ,maka kita tidak bergerak dari kaidah itu,dan hal itu tidak ada masalah,yang percaya pada sistem atau cara Imamiyah dalam menanggapi sahabat seperti Abu Hurairah dan lain sebagainya. Juga kita tidak boleh mencaci atau mengkafirkan mereka kalu mereka menganut sistem atau aliran itu.Yang penting kita harus berdiri ditengah dan memikirkan Ukhuwah,jangan sampai terpecah hanya karena masalah-masalah seperti ini.

(Syiah-Imamiah-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: