Saudi Sediakan Dana Tak
Terbatas untuk wahabi Indonesia dan wahabi Malaysia.. NU dalam bahaya
!!! KH Said Aqil Siroj cepat menyadari serangan musuh yang bermodalkan
uang badui.
Sekarang, apa yang dilakukan tokoh tokoh wahabi
indonesia dan wahabi malaysia itu tentu akan menjadi sesuatu yang
menggelikan banyak pihak. Aliran dana dari nagara-negara Timur Tengah
sebagai aliran dana untuk radikalisme hanya mengalir untuk PARA USTAD
WAHABi, murid muridnya hanya disuruh jualan madu dan madu doang…
Padahal
semua orang tahu pemilik dana itu adalah loyalis AS dan sekutunya yang
merupakan the real terrorist, yang telah meluluhlantakkan negeri-negeri Islam dan membantai jutaan umat Islam, seperti di Afghanistan dan Irak.
Faktor aliran dana dari Arab Saudi dan sebagian
negara Arab lainnya yang mentransfer dana untuk perjuangan gerakan
Wahabi ekstrem itu turut menyuburkan penyebaran aliran ini, dana Timteng
dikecam dan dianggap dana ‘teroris’.
Kita tidak anti-Arab, tapi masyarakat kita terlalu mengagung-agungkan Arab. Apapun yang datangnya dari Arab dianggap mulia dan benar. Itulah kesalahan kita sendiri yang tidak selektif.
Di Indonesia tak hanya tanahnya yang subur, berbagai
ideologi juga tumbuh subur, termasuk ideologi Wahabi. Apalagi gerakan
Wahabi masuk dengan pola yang terorganisir rapi. Dana mereka juga cukup
banyak. Simpati dari para pemilik dana itu mengalir sangat pesat dari
Timur Tengah (Saudi).
Mereka bekerjasama dengan percetakan, media, dan
radio. Itu modal bagi paham apapun untuk bisa masuk dan tumbuh
berkembang di sini.
Gerakan “PENYESATAN SYi’AH” di Indonesia didanai Wahabi dengan aliran dana AS, Israel dan Saudi.
PBNU: Ada Aliran Wahabi, Usir Saja.
Ketua PBNU, KH. Said Agil Siradj mengajak keluarga besar NU untuk mewaspadai aliran Wahabi yang mengajarkan kekerasan dengan menggunakan Islam. Pasalnya, di Indonesia ada Yayasan yang beraliran Wahabi dengan didanai dari Arab Saudi.“Waspadai aliran Wahabi, sudah ada yayasan yang siap mengajarkan aliran islam keras dan tidak cocok dengan Islam Indonesia,” kata Said Agil Siradj.
Dalam berbagai kesempatan, Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj nyaring membunyikan ajakan untuk mewaspadai aliran Wahabi yang makin merebak di Indonesia. Tanpa segan, Said Aqil langsung menuding bahwa aliran tersebutlah yang mengajarkan kekerasan dengan mengatasnamakan Islam. Bahkan, ia menuding ada 12 yayasan beraliran Wahabi yang menurutnya mendapatkan pendanaan dari Arab Saudi, negara tempat Said mengenyam pendidikan dari tingkat Sarjana hingga Doktor.
Kampanye Said Aqil tak hanya dilakukan di Jakarta, tapi hingga ke pelosok desa. Di Pesantren Miftahul Ulum, Desa Bayuputih Kidul, Kecamatan Jatiroto, Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (22/7/2011) lalu misalnya, Said Aqil terus mengajak warga Nahdhiyin untuk mewaspadai aliran Wahabi. Alumni Universitas Ummul Qura’ itu mengungkapkan, aliran kekerasan berpaham Wahabi dari 12 yayasan itu muncul di berbagai propinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera dan Sulawesi.
Uang itu enak, itulah prinsip wahabi nejed.
Dana mengalir deras dari asing untuk kaum bar bar anarkhis primitif ini. Sejak wahabi ada maka teroris merajalela. Ustad Ustad wahabi kaya raya dengan rekening gendut, namun jama’ah nya disuruh jualan madu gaya si mbok.
Tudingan “ini sesat itu sesat” disambut baik oknum toko tokoh ORMAS yang ingin merebut jabatan Ketua Umum NU dan Muhammadiyah. Wahabi duhai wahabi mengapa engkau sering kawin kontrak ke Puncak memangsa oknum perawan perawan Indonesia. Wahabi duhai wahabi, syi’ah kau sesatkan namun kami sudah mencapai penganut 2.500.000 jiwa di Indonesia. Wahabi duhai wahabi kau cetak buku, bulletin, selebaran anti syi’ah demi TUAN CiA mu. Wahabi duhai wahabi kau sesatkan NU dengan tuduhan ahlul bid’ah. Wahabi duhai wahabi kau sesatkan syi’ah agar dirimu diterima menjadi bagian dari aswaja sunni (batu loncatan). berhentilah wahabi teroris, berhentilah kaum bar bar anarkhis primitif.
ARUS DANA WAHABISASI GLOBAL.
Saya heran ulama2 wahabi dari negara kerajaan milik keluarga Al
saud ngurusin dan mendidik orang senegaranya saja tidak bisa bagaimana
mereka mau sok mendidik orang dari negara lain untuk mencontoh mereka??
bagi pengagum wahabi di Indonesia, silahkan tinggal dulu di Saudi
beberapa tahun dan lihat sendiri bagaimana kaku dan egoisnya praktek
keagamaan disana baru kasih komentar !
Sementara kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah masih mengandalkan sistem pendidikan tradisional pesantren. Ada arus besar dari gerakan penyebaran Wahabi yang ekstrem di Indonesia yaitu melalui sebagian generasi Indonesia yang belajar di Arab Saudi. Sebagian dari mereka itulah yang kemudian membawa ideologi radikal itu. Sebaliknya, sebagian orang Indonesia juga dikirim untuk memperdalam gagasan ekstrem itu ke sana.
Faktor aliran dana dari Arab Saudi dan sebagian negara Arab lainnya
yang mentransfer dana untuk perjuangan gerakan Wahabi ekstrem itu turut
menyuburkan penyebaran aliran ini.
Paham Wahabi cepat berkembang di Indonesia karena mereka punya dana
tak terbatas. Anda bayangkan, siapa yang tidak mau kalau ada donator
dari Arab Saudi yang mau manyumbang pembangunan masjid di Indonesia,
atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Pasti semua mau, apalagi
diembel-embeli dakwah. Kita tidak anti-Arab, tapi masyarakat kita
terlalu mengagung-agungkan Arab. Apapun yang datangnya dari Arab
dianggap mulia dan benar. Itulah kesalahan kita sendiri yang tidak
selektif.
Semua pelajar yang belajar di Timur Tengah, kata dia, punya potensi untuk membawa ideologi Wahabi ke Indonesia. Pada umumnya, ada pengaruh kultural bagi mereka yang tidak selektif memilih gagasan, kemudian itu dikembangkan di Indonesia.
Bahwa bahaya penyebaran paham formalisasi agama dan pemaksaan ideologiini semakin merebak karena didukung dengan sumber dana yang kuat serta penyusupan yang sudah terencana. Usaha-usaha penyusupan secara finansial
ini banyak dilakukan kepada orang-orang ‘terkemuka’ yang diduga bisa
‘dibeli’. Apalagi jika orang tersebut adalah salah satu pejabat negara,
atau bahkan seorang ‘ulama’ yang memang tergoda ingin menikmati dana
tersebut karena tergiur dengan jumlahnya yang cukup fantastis hingga rela menjadi saluran penyebaran ideologi ini.
Dan inilah salah satu penyebab utama perubahan
ideologi dan politik di Indonesia masa sekarang. Inilah bentuk
intervensi mereka terhadap bangsa Indonesia yang oportunis dan korup,
ulama kembaran ‘barshisha’ dan kebodohan muslim Indonesia, sehingga
orang-orang seperti ini ada yang sadar dan tidak sadar telah membiarkan
begitu saja terlaksananya agenda terselubung yang merupakan benih bahaya laten bagi bangsa dan negara.
Arus dana ini tidak hanya membiayai gerakan terorisme, tetapi juga penyebaran ideologi dalam usaha wahabisasi global yang
nyaris luput dari perhatian publik. Padahal dari sinilah fenomena
infiltrasi paham garis keras memperoleh kesempatan, dukungan dan
dorongan yang luar biasa kuat sehingga menjadi bisnis yang menguntungkan bagi ‘agen’-nya. Gerakan transnasional wahabi memanfa’atkan kesempatan ini di Indonesia dan menyusup kesemua bidang kehidupan bangsa.
Mereka berusaha mengubah wajah Islam Indonesia yang
santun dan toleran agar seperti wajah mereka yang sombong, garang,
kejam, penuh kebencian, dan merasa berhak untuk menguasai. Kekerasan ini
bisa kita lihat dalam beberapa aspek seperti, kekerasan doktrinal,
tradisi, budaya dan sosiologis. Ancaman terhadap Indonesia, khususnya
Islam sunnah waljama’ah, tidak datang dalam bentuk militer,
namun dalam bentuk gerakan ideologi garis keras. Pertodollar wahabi yang
sangat besar jumlahnya masuk ke Indonesia, dilakukan dengan cara
menjual agama, mengabdi pada tujuan wahabi yang sebenarnya; memaksakan
ideologi, mendirikan negara khilafah dan menguasai pemerintah.
Stephen Sulaiman Schwartz dengan
jelas dan meyakinkan, memaparkan aliran dana wahabi dalam usaha-usaha
wahabisasi global dan aksi-aksi terorisme internasional yang dilakukan
atas nama agama tersebut. Dalam konflik Bosnia, misalnya-dengan dalih
membela muslim Bosnia dari ethnic cleansing, wahabi mengambil
kesempatan untuk menyebarkan ideologinya dengan membangun infrastruktur
pendidikan dan peribadatan hanya sebagai camugflage penyebaran ideologi mereka. (Stephen Sulaiman Schwatrz, ‘The Two Faces of Islam; Saud Fundamentalism and Its Role in Terrorism (2002)).
Maka sejak 30 tahun yang lalu penguasa saudi wahabi
telah membelanjakan uang yang mungkin sudah lebih dari USD 90 milyar
yang disalurkan melalui Rabithat al’Alam al-Islami, International Islamic Relief Organitation (IIRO),
dan yayasan-yayasan lain keseluruh dunia untuk membela diri dan
memperbaiki citra mereka melalui wahabisasi global. Di Indonesia, Rabithat al’Alam al-Islami dan IIRO menyalurkan dananya-diantaranya-melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), LIPIA, MMI, Kompak, dan lain-lain.
Pemerintah Saudi sendiri mengakui bahwa hingga tahun 2003 sudah membelanjakan uang sebesar US$ 70 M (baca dalam ‘How Billion in Oil Money Spawned a Global Terror Network’, dalam US News & World Report, 15 Desember 2003).
Cara Aman Menghadapi Wahabi / Salafi.
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa sebagian kalangan yang berpaham
Wahabi/Salafi memiliki mulut usil karena sering mempermasalahkan
kebiasaan masyarakat Islam di mana saja, seperti peringatan maulid Nabi
Muhammad SAW., ziarah kubur, qunut shubuh, tahlilan, ratiban,
menghadiahkan pahala kepada orang yang sudah meninggal, do’a berjama’ah,
zikir keras berjama’ah, bersalaman sesudah shalat, tawasul, dan lain
sebagainya. Hal itu mereka lakukan dalam rangka menyebarkan pengaruh dan
paham di masyarakat yang mereka sering anggap “tersesat” atau “musyrik”
dengan sebab melakukan kebiasaan-kebiasaan tersebut.
Dalam hal ini, mereka bersikap seperti seorang da’i yang ingin mengembalikan masyarakat yang tersesat kepada jalan agama yang benar (menurut mereka), walaupun anehnya, yang sering mereka dakwahi adalah orang-orang awam yang tidak mengerti. Padahal, mereka seharusnya memprioritaskan kalangan orang alim yang lebih patut “dikasihani” dan didakwahi karena sudah terjerumus sangat jauh dalam “keyakinan sesat”. Ternyata, itu tidak berani mereka lakukan, tentunya karena mempengaruhi orang awam jauh lebih mudah daripada orang alim. Berarti dakwah mereka tidak bisa disebut “mengembalikan orang sesat kepada jalan yang benar”, tetapi lebih tepat disebut “merekrut pengikut dengan memanfaatkan keawaman dan ketidakmengertian orang”.
Ya!. Serigala hanya menyerang kambing gembala yang terpisah dari rombongan! Ia tidak akan mendekati kambing-kambing yang sedang diawasi oleh penggembalanya, apalagi menyerang penggembala yang sedang memegang senapan. Karena itu, bila keusilan ini terjadi, maka Hindari Pembahasan Agama Dengan Orang Wahabi & Salafi.
____________________________________________________
Langkah ini ditujukan untuk menghindari perdebatan yang dapat memancing emosi yang bisa berakibat percekcokan dan rusaknya silaturrahmi. Sebab, tidak jarang mereka yang usil ini masih memiliki hubungan keluarga, nasab, atau kekerabatan dengan anda. Menjaga hubungan baik jauh lebih utama dari pada mendengarkan penjelasan atau dakwah yang berpotensi merusak hubungan baik itu.
“Maaf, saya sedang tidak ingin membahas masalah agama. Jadi kita bahas masalah lain saja.”
“Sudahlah, tentang pengamalan agama, masing-masing kita punya alasan. Lebih baik kita bicarakan peluang bisnis apa yang bisa kita garap.”
“Sayang sekali, saya tidak bisa menyempatkan diri untuk hadir di pengajian anda. Lagipula, pengajian kan bukan di tempat anda saja.”
“Maaf, saya sudah punya jadwal pengajian sendiri.”
“Maaf, saya harus pergi karena ada urusan.” (ini apabila dia terus memaksa anda untuk membahas agama).
Dalam hal ini, mereka bersikap seperti seorang da’i yang ingin mengembalikan masyarakat yang tersesat kepada jalan agama yang benar (menurut mereka), walaupun anehnya, yang sering mereka dakwahi adalah orang-orang awam yang tidak mengerti. Padahal, mereka seharusnya memprioritaskan kalangan orang alim yang lebih patut “dikasihani” dan didakwahi karena sudah terjerumus sangat jauh dalam “keyakinan sesat”. Ternyata, itu tidak berani mereka lakukan, tentunya karena mempengaruhi orang awam jauh lebih mudah daripada orang alim. Berarti dakwah mereka tidak bisa disebut “mengembalikan orang sesat kepada jalan yang benar”, tetapi lebih tepat disebut “merekrut pengikut dengan memanfaatkan keawaman dan ketidakmengertian orang”.
Ya!. Serigala hanya menyerang kambing gembala yang terpisah dari rombongan! Ia tidak akan mendekati kambing-kambing yang sedang diawasi oleh penggembalanya, apalagi menyerang penggembala yang sedang memegang senapan. Karena itu, bila keusilan ini terjadi, maka Hindari Pembahasan Agama Dengan Orang Wahabi & Salafi.
____________________________________________________
Langkah ini ditujukan untuk menghindari perdebatan yang dapat memancing emosi yang bisa berakibat percekcokan dan rusaknya silaturrahmi. Sebab, tidak jarang mereka yang usil ini masih memiliki hubungan keluarga, nasab, atau kekerabatan dengan anda. Menjaga hubungan baik jauh lebih utama dari pada mendengarkan penjelasan atau dakwah yang berpotensi merusak hubungan baik itu.
“Maaf, saya sedang tidak ingin membahas masalah agama. Jadi kita bahas masalah lain saja.”
“Sudahlah, tentang pengamalan agama, masing-masing kita punya alasan. Lebih baik kita bicarakan peluang bisnis apa yang bisa kita garap.”
“Sayang sekali, saya tidak bisa menyempatkan diri untuk hadir di pengajian anda. Lagipula, pengajian kan bukan di tempat anda saja.”
“Maaf, saya sudah punya jadwal pengajian sendiri.”
“Maaf, saya harus pergi karena ada urusan.” (ini apabila dia terus memaksa anda untuk membahas agama).
Dalil sikap ini adalah Sabda Rasulullah Saw.
Akan keluar suatu kaum di akhir zaman, orang-orang muda usia,
pendek akal, mereka berkata-kata dengan sebaik-baik perkataan manusia
(al-Qur’an. atau hadis, atau perkataan baik yang bertolak belakang
pengertiannya) yang tidak melampaui kerongkongan mereka (tidak masuk ke
dalam hati mereka). Mereka keluar dari agama seperti keluarnya anak
panah dari busurnya. Maka, di mana saja kamu menjumpai mereka,
perangilah, karena di dalam memerangi mereka terdapat pahala di hari
Kiamat bagi yang melakukannya.” (HR. Bukhari).
Sumber: http://syiahali.wordpress.com/2012/03/19/gerakan-penyesatan-syiah-di-indonesia-didanai-wahabi-dengan-aliran-dana-as-israel-dan-saudi/
Post a Comment
mohon gunakan email